Believe In Your Heart
Namanya Sawamura Seiji, dia adalah seorang anak laki2 berusia 17 tahun yang nampak pendiam dan agak suram.
Dia memiliki teman masa kecil yang bernama Kodera Yuki. Sejak kecil keduanya selalu bersama.
Bahkan ketika SD, Yuki mengatakan pada teman2nya kalau Seiji adalah suami masa depannya.
Yah namanya juga anak SD, mau ngomong apa juga bebas.
Ketika SMP Seiji dan Yui akhirnya benar2 berpacaran, namun kata pacar yang ada di fikiran Seiji sepertinya jauh berbeda dengan apa yang dia rasakan.
Puncaknya saat SMA, Yuki bahkan melarang Seiji untuk berteman dengan orang lain kecuali dirinya, Yuki berkata kalau Seiji tidak boleh menunjukan keahliannya dalam berolah raga dan bermusik.
Dia menjadikan alibi jika Seiji menonjol diantara orang2 lain, nantinya dia akan di musuhi atau di jauhi.
Kerena sejak kecil sudah di doktrin oleh Yuki seperti itu, akhirnya setiap perkataan Yuki lama kelamaan tertanam di hatinya.
Namun selama mereka berpacaran, Yuki selalu saja memanfaatkan Seiji seperti membawakan barang2nya, menunggunya berjam2 ketika dia hangout dengan teman2nya, bahkan berkali2 Seiji sampai hujan2an menunggu Yuki bersenang2 dengan temannya.
"Lihat, pacarmu itu sangat bodoh.." kata teman Yuki
"Hmm? Dia itu sangat penurut, bagiku dia terlihat seperti anjing peliharaan.." ucap Yuki
"Hahaha dasar, kau memang yang terburuk.." ucap teman prianya
Suatu hari sepulang sekolah mereka berjalan bersama menuju ke sebuah restoran tempat Yuki janjian dengan teman2nya.
Namun di tengah perjalanan Seiji menghentikan langkah kakinya.
"Hei, apa yang kau lakukan.. Ayo cepat jalan, teman2ku sudah menunggu.." perintah Yuki dengan sedikit membentaknya
"Cukup.." ucap Seiji dingin
"Apa yang kau katakan? Kau ingin aku marah lagi padamu..?" bentak Yuki
Setiap kali Yuki tidak menyukai sesuatu yang di lakukan Seiji, dia selalu marah dan mengoceh panjang lebar padanya.
Bahkan semenjak SMA, Yuki mulai berani memukul atau menampar Seiji meskipun sedang di hadapan teman2nya.
Itu membuat Seiji selalu menjadi bahan olokan teman2 Yuki.
Namun, lama kelamaan itu membuat Seiji sadar kalau dirinya sedang di manfaatkan dan juga di bodohi oleh Yuki.
Dan hari ini adalah puncaknya, dia sudah benar2 muak pada Yuki dan sudah membulatkan tekadnya untuk putus.
Yuki melayangkan tangannya untuk menampar Seiji..
"Plakk..!!" sebuah tamparan mendarat di pipinya
"Dasar bodoh, ada apa denganmu..? Apa tamparan itu masih belum cukup..? Cepat minta maaf dan bersujud padaku.." perintah Yuki
Seiji menahan amarahnya dan berkata..
"Yuki, kita putus saja.." ucap Seiji
Yuki terkejut mendengar kata2 itu keluar dari mulut Seiji, namun dia mencoba segera mengatur ketenangannya dan mengambil kesimpulan kalau Seiji sedang menggodanya.
Yuki langsung melunak dan mendekati Seiji sambil mengusap pipi pacarnya.
"Jadi apa ini cara barumu untuk menggodaku..? Tidak buruk.." kata Yuki
"Aku serius, ayo kita putus.." kata Seiji dengan dingin
Yuki kembali marah mendengar itu..
"Cukup..!! Hentikan main2nya.." bentak Yuki
"Aku tidak main2, aku serius. Aku ingin kita putus.." kata Seiji dengan tenang
"Apa yang bisa kau lakukan tanpaku? Kau hanya akan hidup sendirian jika tidak ada aku.." ucap Yuki dengan nada tinggi
"Lebih baik aku sendirian dari pada terus menjadi boneka mainanmu.." kata Seiji
"Apa..??!!" bentak Yuki
Seiji langsung menjatuhkan tas sekolah Yuki sambil berkata..
"Mulai sekarang kau dan aku bukan siapa2, mari kita sudahi sampai disini.." ucap Seiji dengan nada dingin
Yuka kembali menampar Seiji di tempat yang sama.
Namun kini tatapan mata Seiji sudah berubah, dia menatap Yuki dengan tatapan tajam dari balik poni nya yang panjang itu.
Yuki merasa kaget dan ketakutan melihat Seiji menatapnya dengan begitu tajam seolah ingin menyakitinya.
"K-kau.." ucap Yuki ketakutan
Namun Seiji tidak menyerang atau pun menyakiti Yuki, dia hanya diam dan berjalan melewati Yuki yang ketakutan begitu saja.
"Berhenti..!!" teriak Yuki
Seiji terus berjalan tanpa menghiraukan ucapan Yuki..
"Aku hitung sampai tiga, kalau kau tidak berhenti aku tidak akan memaafkanmu..!!" kata Yuki berteriak
Namun Seiji sama sekali tidak menghiraukan ucapannya dan terus berjalan pulang kerumahnya.
Sepanjang jalan, ponsel Seiji terus berdering. Itu adalah panggilan dari Yuki dan juga pesan yang terus menerus dikirimkannya ke ponsel Seiji.
Merasa muak, Seiji pun memblokir nomor Yuki serta semua akun jejaring sosial milik gadis itu.
Setelah beberapa saat, dia pun akhirnya tiba di rumah..
"Aku pulang.." ucap Seiji
Ibunya langsung keluar dan menyambutnya..
"Selamat datang nak.." ucap Reiko
Seiji terlahir di keluarga yang kaya, Sawamura Miura ayahnya adalah seorang Direktur sebuah perusahaan konstruksi. Sedangkan ibunya adalah Sawamura Reiko yang bekerja sebagai seorang koki di sebuah hotel mewah di Jepang.
Seiji juga memiliki seorang kakak perempuan bernama Kyoko yang berusia tiga tahun lebih tua darinya.
"Ya bu.." jawab Seiji
"Kok tumben kamu sudah pulang? Apa kau tidak pergi bersama pacarmu..?" tanya ibunya
"Kami sudah putus.." jawab Seiji singkat
Dia langsung berjalan melewati ibunya dan naik ke kamarnya.
Reiko yang melihat putranya begitu dingin padanya cukup terkejut dan sempat terpaku di tempatnya.
Meski begitu, dia mengerti kalau putranya itu tengah mengalami proses pendewasaan, jadi dia memilih tidak terlalu ikut campur dalam hubungan percintaan putranya.
Seampainya di kamar, Seiji langsung merebahkan tubuhnya di kasur.
Dia menatap langit2 kamarnya seraya memikirkan apa yang akan dia lakukan kedepannya.
Dia kembaki teringat ucapan Yuki yang mengatakan, jika tanpa dirinya Seiji hanya akan sendirian tanpa ada yang mau berteman ataupun berhubungan dengannya.
Namun dia segera membuang pikiran itu jauh2, entah itu sendirian atau tidak.
Dia hanya ingin hidup sesuai keinginannya sendiri tanpa terbebani oleh peraturan2 konyol dari Yuki.
Tanpa sadar dia pun terlelap dalam tidurnya dengan masih mengenakan seragam sekolahnya.
Sore harinya Kyoko pulang kerumah dan menemui ibunya yang sedang memasak makan malam di dapur.
"Loh, ibu tidak bekerja..?" tanya Kyoko
"Mana salam mu.." ucap Reiko seraya menoleh
"Hehe aku pulang bu.." ucap Kyoko sambil menggaruk kepalanya dan tersenyum
"Yaa, selamat datang.." jawab Reiko seraya lanjut memasak
Kyoko duduk di kursi dekat meja kitchen island..
"Apa ibu libur hari ini..?" tanya Kyoko
"Aku mengambil cuti sampai besok.." jawab ibunya
"Loh tumben sekali.. Apa ibu sakit..?" tanya Kyoko sambil memakan buah apel yang disediakan disana
"Yah aku hanya sedang ingin menghabiskan lebih banyak waktu dirumah.." jawab ibunya
"Begitu ya, oh iya. Apa Seiji masih belum pulang bu..?" tanya Kyoko
"Dia sudah pulang, dia langsung naik kekamarnya setelah sampai dirumah.." jawab ibunya sambil menyelesaikan memasaknya
"Loh tumben, apa dia tidak pergi bersama gadis itu..?" kata Kyoko penasaran
Reiko menoleh dan mandang putrinya seraya berkata..
"Aku juga tadi menanyakan itu padanya, tapi dia hanya menjawab kalau mereka sudah putus dan langsung naik ke kamarnya.." kata Reiko
"Haa..? Jadi akhirnya dia putus dengan gadis gila itu.." ucap Kyoko terkejut dan juga antusias
"Jangan berkata begitu, coba kau tengok adikmu diatas. Mungkin dia sedang bersedih sekarang.." ucap Reiko
Kyoko pun tersenyum senang dan bersemangat seraya turun dari kursinya..
"Tenang saja serahkan padaku.." ucap Kyoko seraya berlari menuju kamar adiknya itu
Reiko hanya tersenyum dan menggelengkan kelapanya melihat putrinya yang begitu bersemangat.
Kyoko mengetuk pintu kamar Seiji beberapa kali namun tidak ada jawaban, dia pun akhirnya masuk dan mendapati adik kesayangannya itu sedang tertidur pulas dengan masih mengenakan pakaian seragam sekolahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments