NovelToon NovelToon
Kembalinya Dewa Penjaga Langit

Kembalinya Dewa Penjaga Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Murid Genius / Mengubah Takdir / Epik Petualangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:53.5k
Nilai: 5
Nama Author: LevzaaOP

Di dunia kultivasi yang dilanda konflik antara Ras Manusia dan Ras Iblis, Dewa Bin Jue dari Sekte Pedang Langit menjadi harapan terakhir umat manusia. Setelah bersembunyi di Gua Abadi, Dewa Bin Jue meninggal dan menciptakan warisan Pedang Langit sebelum Dewa Iblis Yu Zheng menyerang.

Di Benua Huang Zhou, pemuda jenius Luo Xinfen kehilangan kemampuan kultivasi akibat pengkhianatan tunangannya, Wei Ling. Dalam pencariannya untuk memulihkan kekuatannya, Luo Xinfen menemukan gua misterius yang menyimpan rahasia kuno. Di sana, ia bertemu dengan suara Dewa Bin Jue yang memberinya Pedang Langit.

Dengan warisan legendaris ini, Luo Xinfen bersiap untuk menghadapi tantangan, mengungkap kebenaran di balik pengkhianatan, dan menyelamatkan dunia manusia dari ancaman Ras Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LevzaaOP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 34 I Jenius Murid Luar Tersembunyi

Setelah jalan beberapa saat Luo Xinfen penasaran dengan sekelompok murid tengah berkumpul dalam lingkaran. Suara tawa mengejek dan sorakan kasar terdengar dari tengah kerumunan. Penasaran, Xinfen berjalan mendekat untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Di tengah lingkaran, seorang murid muda dengan pakaian yang tampak agak lusuh berdiri, tampak canggung dan tertunduk. Wajahnya menyiratkan ketakutan bercampur frustasi. Beberapa murid di sekitarnya mengejek dan menantangnya, seolah menikmati melihatnya tertekan.

"Hei, kau ini sudah berapa lama di sekte tapi masih saja lemah seperti ini?" ejek seorang murid dengan nada kasar.

"Kau bahkan tak bisa mengendalikan energi spiritualmu dengan benar! Memalukan!" tambah murid lainnya sambil tertawa mengejek.

Murid itu menundukkan kepala dan menggigit bibirnya, menahan kemarahan dan rasa malu yang bercampur jadi satu.

Xinfen yang menyaksikan dari kejauhan merasa ada yang aneh. Murid ini memang tampak seperti orang yang belum terlatih, namun auranya menyimpan sesuatu yang berbeda. Ia merasakan jejak energi unik yang samar, tapi terasa kuat tersembunyi di balik kelemahannya.

Di saat itulah, suara Dewa Bin Jue terdengar dalam pikirannya. “Xinfen, lihatlah baik-baik. Murid yang mereka hina itu bukan sembarang orang. Dia adalah seorang jenius.”

Xinfen terkejut. “Jenius, Guru? Tapi dia terlihat begitu lemah dan tak berdaya.”

Dewa Bin Jue tertawa pelan. “Kejeniusan tidak selalu terlihat dari kekuatan fisik atau kemampuan bertarung. Anak itu memiliki potensi besar dalam teknik kultivasi, tetapi sepertinya ia belum menemukan bimbingan yang tepat. Ia mungkin belum memahami kekuatan dalam dirinya sendiri, atau sengaja menutupinya agar tidak menarik perhatian.”

Xinfen memandangi anak itu dengan rasa ingin tahu. Ada kebenaran dalam kata-kata Dewa Bin Jue, tidak semua orang jenius menunjukkan bakat mereka sejak awal. Kadang-kadang, bakat yang tersembunyi justru yang paling luar biasa.

Merasa terdorong untuk membantunya, Xinfen mendekati kerumunan dan teriak keras- keras untuk menarik perhatian. Beberapa murid yang tadinya mengejek berhenti dan menoleh. Mereka tampak terkejut ketika melihat Xinfen, terutama setelah kabar tentang kemenangannya melawan Yue Hong menyebar.

“Cukup,” ucap Xinfen dengan nada tenang tapi tegas. “Tidak ada alasan untuk memperlakukan murid lain dengan cara seperti ini.”

Salah satu murid yang mengejek mendengus dan berkata, “Xinfen, ini bukan urusanmu. Anak ini hanya sampah di sekte. Kami hanya ingin memberinya pelajaran.”

“Tidak ada yang pantas disebut sampah,” balas Xinfen dengan tajam. “Jika kalian merasa kuat, buktikanlah dengan cara yang benar. Menghukum seseorang hanya karena tampak lemah menunjukkan ketidakdewasaan.”

Mendengar teguran tajam dari Xinfen, murid-murid yang semula mengejek Li Feng saling berpandangan, merasa terhina dan tidak terima. Salah satu dari mereka, seorang murid dengan tingkat kultivasi yang cukup tinggi, maju dengan angkuh. Ia menatap Xinfen dengan mata penuh kemarahan.

“Kau pikir siapa dirimu, Xinfen? Hanya murid baru, dan sudah berani menentang kami?” ucap murid itu dengan nada menantang.

Xinfen tetap tenang dan tidak mundur. “Aku hanya menegakkan keadilan. Jika kalian memang ingin membuktikan kekuatan, aku akan meladenimu. Tapi ingat, ini bukan tentang sekadar unjuk kekuatan, ini tentang harga diri dan kehormatan.”

Murid itu semakin marah dan tanpa ragu melancarkan serangan. Dengan cepat, ia menyerang Xinfen dengan pukulan yang dipenuhi energi spiritual. Namun, Xinfen menghindar dengan mudah, langkah-langkahnya ringan tapi mantap. Dia sudah terlatih untuk menghadapi serangan seperti ini.

“Kalau begitu, aku tak akan menahan diri lagi,” ucap Xinfen dengan suara rendah tapi penuh kekuatan.

Ia segera menggunakan Teknik Jiwa Petir Langit. Energi petir berwarna biru terang berkumpul di sekitar tubunya, membuat suasana di sekitar terasa tegang. Murid yang menantangnya terkejut melihat energi petir yang menyelimuti tubuh Xinfen sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh murid dengan penguasaan teknik yang sangat baik.

“Ini kekuatan yang sebenarnya,” ucap Xinfen, menghilang dengan sekejap dihadapan murid itu. Petir menyambar dengan kecepatan tinggi, langsung menuju murid yang menyerangnya. Murid tersebut tidak punya waktu untuk menghindar, dan serangan itu langsung mengenainya, membuatnya terpental beberapa meter ke belakang. Tubuhnya gemetar akibat serangan petir, tanda bahwa Xinfen tidak main-main.

Namun, Xinfen belum selesai. Ia menyatukan mengumpulkan energi di tangannya, memanggil energi dari dalam tubuhnya, lalu mengaktifkan Teknik Cakar Naga Bayangan. Cakar energi berbentuk bayangan naga muncul dari tangannya, mengeluarkan aura yang menakutkan. Dengan gerakan cepat, ia menyerang murid itu sekali lagi, menyarangkan cakar bayangan ke arah tubuhnya. Murid tersebut terjatuh dengan keras, tak mampu bangkit.

Kerumunan murid yang tadinya hanya menonton dengan antusias kini terdiam, menyaksikan ketangguhan Xinfen. Tak seorang pun berani mendekat atau melawan lagi. Mereka terkejut, menyadari betapa kuatnya Xinfen meskipun ia masih dianggap sebagai murid baru.

Xinfen menatap murid-murid lainnya yang tadi ikut mengejek Li Feng. “Ketahuilah, kekuatan sejati tidak digunakan untuk menindas yang lemah. Sebagai murid di sekte ini, tugas kita adalah membantu satu sama lain untuk menjadi lebih kuat, bukan saling menjatuhkan.”

Murid yang sempat menyerangnya kini tertunduk dengan wajah penuh rasa malu, tak berani menatap mata Xinfen. Mereka perlahan mundur, lalu meninggalkan tempat itu tanpa sepatah kata.

Li Feng menatap Xinfen dengan mata yang penuh rasa kagum dan syukur. “Terima kasih, Kakak Xinfen. Aku tidak akan melupakan bantuanmu.”

Xinfen tersenyum dan menepuk bahunya, “Kau tidak perlu berterima kasih. Kau hanya perlu menjadi lebih kuat dan menunjukkan kepada mereka bahwa kau memiliki nilai lebih dari yang mereka kira.”

Setelah insiden itu, murid-murid lain mulai melihat Xinfen dan Li Feng dengan pandangan berbeda. Xinfen kini menjadi sosok yang dihormati dan dikagumi, sementara Li Feng, meskipun masih dianggap murid yang belum berpengalaman, mendapatkan kepercayaan diri yang lebih besar untuk menjalani pelatihannya.

Di dalam hatinya, Xinfen merasa puas. Ia telah melindungi murid itu dan sekaligus menunjukkan bahwa kekuatan sejati adalah untuk melindungi dan menghormati sesama, bukan untuk menindas mereka.

Xinfen tersenyum ramah. “Kau baik-baik saja?”

Anak itu mengangguk, meski terlihat sedikit gugup. “Namaku Li Feng. Aku tahu aku tidak sekuat yang lain, tapi aku… aku ingin menjadi lebih baik.”

“Semua orang memulai dari titik yang berbeda, Li Feng,” kata Xinfen lembut. “Kekuatan tidak selalu diukur dari kemampuan bertarung. Kadang, kekuatan terbesar ada pada hal yang tersembunyi di dalam diri.”

Mendengar kata-kata itu, Li Feng menatap Xinfen dengan penuh harap. “Tapi… aku belum pernah merasa memiliki bakat khusus. Setiap teknik yang kucoba terasa sulit, dan aku sering gagal.”

Dewa Bin Jue kembali berbicara dalam pikiran Xinfen. “Anak ini memiliki potensi besar dalam mengendalikan energi internalnya, tetapi ia membutuhkan seseorang yang dapat membimbingnya.”

1
Aura Chacha
Luar biasa
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎
Derajat
Yeruskan
PUT Enma
Luar Biasa
Alrez
Lembah legenda🔥🔥
Derajat
Apakah yang akan didepan Xinfeng
Ibad Moulay
Uraaa 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Derajat
Menarik.... cuman Mcnya kadang masih kurang tegas
Derajat
Mcnya kenapa ragu... naif swkali, bisa melawan Jendral Iblis saja menang...
M aman Santoso
Luar biasa
Van Jave
melawan jendral iblis saja menang. melawan teknik terlarang saja menang. apa istimewanya murong. harusnya menang mudah.
Ibad Moulay
Urraaa 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Derajat
Apakah Lin Feng menang melawan Murong Tian
Ibad Moulay
Uraaa 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Derajat
Mungkinkah Keluarga Zhao terlibat dan bersekutu dg Iblis
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!