NovelToon NovelToon
Silhouette

Silhouette

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Erchapram

"Aku memacari Echa, hanya karena dia mirip denganmu. Aku gak akan bisa melupakanmu Inayah. Jadi dengarkan aku, pasti... pasti aku akan memutuskan Echa apabila kamu mau kembali padaku!" Terdengar lamat-lamat pertengkaran Catur dengan mantan kekasihnya yang bernama Inayah dihalaman belakang sekolah.


Bagai dihantam ribuan batu, bagai ditusuk ribuan pisau. Sakit, nyeri, ngilu dan segala macam perasaan kecewa melemaskan semua otot tubuhnya. Echa terjatuh, tertunduk dengan berderai air mata.


"Jadi selama hampir setahun ini aku hanya sebagai pelampiasan." monolog gadis itu yang tak lain adalah Echa sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sayang Kamu

Pagi yang cerah, secerah suasana hatiku. Ya, sejak semalam aku tak berhenti untuk tersenyum. Bahagia sekali rasanya, menghabiskan malam Selasaan berdua dengan kekasih tercinta. Aku tak menyangka jika kak Catur sangat romantis. Sebenarnya kemarin itu adalah hari pengganti malam Minggu yang kelabu waktu itu. Kecewa ku waktu itu bukan hanya karena kak Catur yang ingkar janji, tapi lebih karena dia melupakan hari penting dalam hubungan kami. Benar, hari ulang bulan yang ke-empat untuk hubungan kami tepat jatuh di malam Minggu yang sempat berhiaskan air mata. Namun, kak Catur telah membayar semua luka itu dengan curahan kasih sayang yang begitu besar hanya untuk ku mungkin.

"Dek, ayo berangkat sekarang. Karena hari ini akan ada stimulasi ujian berbasis komputer. Semua murid kelas XII diminta datang lebih awal dari jadwal." Ucap kak Catur begitu sampai di depan pintu rumah ku. Untung saja aku sudah siap dari tadi.

Seperti biasa aku berboncengan dengan kak Catur sambil memeluknya dari belakang. Sangat nyaman bersandar dipunggungnya yang kokoh. Sentuhan lembut ku dapatkan kala kak Catur yang terus mengusap-usap tanganku yang melingkar diperut ratanya. "Ya Allah semoga semua ini tidak akan pernah berakhir." Gumamku pelan.

"Aku tinggal dulu ya dek, nanti pulang tungguin di tempat biasa ya." Pamit kak Catur lalu sedetik kemudian,

Cup cup cup 

Aku dihujani ciuman diwajahku. Sangat romantis.

Tanpa kami sadari ada sepasang mata mengintai disertai senyuman miring miliknya.

"Catur hanya milik ku selamanya." Ucap orang misterius itu sebelum akhirnya menghilang entah kemana.

Karena hari ini semua guru sibuk mengurusi murid kelas XII, otomatis kami murid kelas X dan XI memiliki jam kosong yang panjang. Tapi buat aku dan ke-tiga sahabatku, jam kosong itu membosankan. Maka dari itu kami sepakat menghabiskan waktu buat membaca di Perpustakaan. Bukan buku pelajaran yang aku pilih menjadi bahan bacaanku kali ini. "Sang Priyayi" karya penulis hebat favoritku, beliau adalah Umar Kayam.

Cerita Sang Priyayi ini sangat mengandung banyak makna. Terutama tentang penyampaian nilai-nilai filosofis budaya Jawa dengan menampilkan tokoh-tokoh yang bersikap sesuai dengan perannya. Oleh karena itu, pembaca yang berlatar belakang budaya Jawa akan memahami sikap tokoh yang berkarakter Jawa. Sementara itu, alur cerita sebagai wadah penyampaian cerita berjalan lurus dengan urutan peristiwa yang sangat runut.

"Kamu serius amat Cha, baca apa?" Tanya Ratna yang sedari tadi mengamati keseriusanku dalam membaca novel.

"Oh, novel ini sangat bagus ceritanya. Aku jadi terharu seakan aku ikut menjadi tokoh didalamnya." Kataku yang masih saja takjub dengan pembawaan cerita ini.

"Cha, kemarin kayaknya aku lihat kamu dibonceng kak Catur malam-malam. Darimana?" Vava ikut nimbrung, mungkin jiwa keponya meronta-ronta ingin segera dipuaskan.

"Eh, kamu lihat? hehehe." Bukannya menjawab malah aku cengengesan dan itu cukup bikin Vava mendengus kesal.

"Emang selalu saja pertanyaan dijawab dengan pertanyaan." Kali ini si pendiam nan bijak mengeluarkan suara emasnya. Siapa lagi kalau bukan Nia.

"Aku lagi kencan." Tiga kata yang membuat kepalaku pusing karena tiga jitakan mendarat sempurna di kening ku. Dan setelahnya kami ber-empat tertawa bersama. Lupa tempat sampai penjaga Perpustakaan mengeluarkan aungannya. Julukan macan betina memang cocok buat Bu Diana. Si cantik jelita yang galaknya tiada tara.

"Oh ya, ngomong-ngomong udah beberapa hari ini gak lihat kak Ghofar ya Cha?" Ratna bertanya dan membuat ku sadar bahwa aku telah melupakan kehadiran satu orang berarti di sekitarku.

"Mungkin sibuk." Jawabku singkat, tapi sungguh aku pun tak puas dengan apa yang aku katakan. Sejujurnya aku juga penasaran dimana kak Ghofar setelah kepulangan kami dari kemah waktu itu.

"Sudahlah, nanti aku cari dan aku tanyakan keadaannya." Sambungku.

"Kayaknya aku lihat akhir-akhir ini kak Catur makin romantis ya Cha." Nia yang jarang ngomong, sekarang memberikan pendapatnya tentang kekasih ku itu.

"Kelihatan kalau dia sayang banget sama kamu." Vava menambahkan.

"Alhamdulillah, itulah yang buat aku sangat bahagia. Dia begitu perhatian dan selalu membuat aku merasa nyaman setiap kali bersamanya." Pikiranku menerawang mengenang keromantisan kami selama ini.

Dan, tak terasa jam pulang sekolah tiba. Kami semua bergegas kembali ke kelas dan bersiap kembali ke rumah masing-masing.

Aku berjalan terpisah dengan para sahabatku, karena aku harus menunggu kak Catur untuk pulang bareng seperti biasanya.

"Dek, ayo naik." Kata kak Catur setibanya dihadapan ku.

Ku ulurkan tangan supaya dia membantuku naik ke jok sepeda motor sportnya yang tinggi itu. "Makasih kak." Ucapku setelah aku duduk manis.

"Sama-sama sayang. Kita langsung pulang atau mau mampir kemana dulu?" Tanya kak Catur.

"Pulang aja kak, kan kamu juga harus banyak belajar biar bisa lulus dengan nilai yang memuaskan." Jawabku.

"Okey, let's go!" Semangatnya kak Catur ini. "Tangannya mana? Sini pegangan. Aku gak mau pacarku yang cantik ini jatuh." Imbuhnya sambil menarik kedua tanganku supaya melingkar tepat diperutnya.

Diperjalanan kami melihat ada bapak-bapak berjualan dipinggir jalan. Sepertinya dagangan bapak ini sepi pembeli. Terbukti sekali masih terlihat banyak.

"Kak, kita mampir disitu." Tunjukku pada kak Catur, supaya mau menepi.

"Kamu mau beli dek?" Tanya kak Catur bingung, karena kami berhenti tepat di depan pedagang yang menjual minuman terbuat dari buah Siwalan.

Siwalan (juga dikenal dengan nama pohon lontar atau tal) adalah sejenis palma yang tumbuh di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

"Iya, ayo duduk dulu. Kita minum es legen." Ajak ku pada kak Catur. 

"Sebenarnya aku belum pernah minum legen. Tapi sepertinya gak salah juga kan, jadinya kita bisa berduaan lagi." Ucapku sambil mengulum senyum geli karena berhasil menggoda kekasih tampan ku ini.

"Pak es legen nya 2 nggih." Pesanku pada bapak penjual.

"Nggih, ditunggu sebentar." Katanya.

"Dek, aku jadi makin kagum padamu. Selain cantik, baik hati kamu juga tidak gengsian. Aku jadi makin sayang." Gombalan meluncur mulus dari bibir merah alami milik kak Catur.

"Gombal ah, malu tau kak. Ada yang dengar tuh." Dengan dagu ku tunjuk bapak penjual yang tersenyum mendengar omongan kak Catur.

"Pasangan yang serasi, monggo ini pesanannya." Nah kan jadinya digodain bapak-bapak.

Hahahaha

Tertawa lebar dan sangat keras terdengar dari kak Catur 

Cup

Mengecup pipi ku singkat, lalu berbisik di telingaku.

"Aku sayang kamu."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Alhamdulillah, update. 

Terima kasih yang sudah menunggu.

Jangan lupa tinggalkan jejak like, komen dan share jika kalian merasa cerita ini menarik.

NO PLAGIAT!

By : Erchapram

1
Erchapram
cie cie /Smile/
Erchapram
makasih ya
Mahyum
cie ,,,,kak Catur lagi PDKT ma Echa....
Mahyum
semangat terus kak,,,💪💪💪 ceritanya bagus👍
Erchapram: Terima kasih kak
total 1 replies
Erchapram
Makasih banyak sudah mampir.
Celeste Banegas
Semua karakternya terasa hidup dan bikin saya kesemsem! Sukses kedepannya, author✨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!