seorang gadis yang berusia 19 tahun terpaksa menjadi pengantin pengganti demi membalas Budi. tumbuh tanpa kedua orang tua dan sering di tindas oleh tante dan juga anak tantenya. membuat Aara tumbuh menjadi gadis yang tahan banting dan tangguh.
Author mau kasih tau ya. di Novel ini. ada dua cerita di dalamnya. Satu berada di ke 118 bab dengan Judul PELANGI SETELAH HUJAN. (genrenya pernikahan kilat) kisah (Bima & Ayuna)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 7 iii
"Aku pulang saja lebih dulu ya sayang.." Kata Rossa bergelayut manja di pangkuan Aggam.
"Tunggu sebentar lagi, aku akan menghantar mu sayang... Setelah itu, aku akan langsung ke kantor" Kata Aggam pada Rossa yang berada di pangkuan nya.
"Tidak usah sayang, aku pulang sendirian saja, dan jangan macam macam sama wanita bercadar itu" Kata Rossa sengaja lebih mengeraskan suaranya agar Aara bisa mendengar nya. Aggam hanya mengangguk menanggapi Rossa.
Turun dari pangkuan Aggam lalu mencium sekilas bibir Aggam, melangkah keluar dari kamarnya.
Aggam berdiri dari duduknya lalu masuk ke ruang ganti memakai baju kerjanya. Sedang Aara masih membersihkan kamar Aggam.
Beberapa minit berlalu Aara sudah selesai dengan pekerjaan nya. Ia keluar dari kamar Aggam menuju dapur untuk membuatkan Aggam sarapan sesuai yang telah pak Has beritahukan padanya.
Di kamar, Aggam yang sudah siap dengan setelan Kantor nya, ia turun ke meja makan untuk sarapan. Tiba di meja makan ia langsung mendudukan dirinya, sedang kan Aara menyajikan sarapan untuk Aggam. Tanpa sengaja Aggam melihat jari-jari Aara yang sangat putih terlihat indah.
Ia buru-buru mengalihkan pandangannya dari tangan Aara karena sempat menimbulkan rasa penasaran dalam hati kecilnya.
Seperti apa wajah di balik cadar itu, jika tangan dan jari jarinya saja sangat indah, bagaimana dengan wajahnya. Fikir Aggam, tapi dengan cepat Aggam menepis keluar fikirannya.
Setelah Aara selesai, Aggam langsung memakan sarapannya, Aara masih berdiri dekat meja makan Aggam. Sebenarnya Aara ingin meminta izin pada Aggam untuk pergi bekerja, karena bagi Aara, walau Aggam tidak menganggapnya tapi tetap saja berdosa keluar dari rumah tanpa izin suami. Fikir Aara.
"Ada apa," Tanya Aggam sadar jika Aara ingin mengatakan sesuatu
"Apa aku bisa bekerja seperti biasa" Tanya Aara pada Aggam
Mendengar suara merdu milik Aara, Aggam refleks menghentikan tangan nya yang ingin menyuapi mulutnya. Ia tertegun, ia tidak menyangka jika gadis yang ia anggap bisu itu memilki suara yang sangat indah.
"Tuan.." Panggil Aara saat melihat Aggam hanya diam.
Lamunan Aggam buyar saat mendengar Aara memanggil nya. "Terserah kau saja, aku tidak peduli, jika kau ingin menjual diri juga terserah." Datar Aggam mengeluarkan kata-kata pedas yang membuat Aara sakit hati mendengar ucapan nya.
"Baik lah" Singkat Aara melangkah kan kakinya menuju kamarnya di belakang villa.
Aku berharap sampai kapan pun kau tidak akan pernah menyukaiku, kata-kata mu benar-benar membuat hati ku sangat sakit... Ya Allah... Ujian apa kah ini... Kenapa ini sangat sakit. Batin Aara menutup pintu kamarnya.
Setelah itu Aara bersiap-siap untuk berangkat bekerja seperti biasa.
Saat tiba di luar, Aara tidak melihat keberadaan Aggam. Ternyata Aggam sudah berangkat bekerja.
,,,,,,,,
Apartemen Rossa.
Rossa sedang berfikir. Aku sangat tidak menyukai gadis itu, dia bisa saja merebut Aggam dariku. Batin Rossa merasa posisinya akan terancam jika Aara dan Aggam tidak berpisah. Rossa tiba-tiba mendapat kan satu idea licik.
"Sepertinya itu baru benar... " Kata Rossa pada dirinya sendiri. Ia mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang.
"Hallo" Jawab pria di seberang panggilan.
"Sudah lama aku tidak mendengar tentang kabarmu, kemana saja kau beberapa minggu ini." Tanya Rossa.
"Aku sedikit sibuk, ada apa kau menghubungi ku" Tanyanya lagi.
"Tidak, hanya ingin menghubungimu saja, apa kau tidak ingin berkunjung ke villa Aggam" Kata Rossa.
"Memang ada apa di sana, Sepertinya ada sesuatu"
"Tidak juga, aku hanya bertanya padamu saja"
"Baiklah, sore nanti aku berkunjung ke sana. Aku tutup dulu"
Semoga saja cassanova itu tertarik pada wanita bercadar itu. Batin Rossa tersenyum penuh arti.
,,,
Di toko bunga.
Aara sedang merangkai bunga sambil menghayal. Elina melihat Aara langsung menghampirinya.
"Aara.." Panggil Elina tapi tidak di gubris oleh Aara, Aara tidak sadar jika Elina sedang memanggil nya.
" Aara.." Panggil nya lagi lalu memegang bahu Aara, membuat Aara menjatuhkan bunga yang berada di tangannya.
"Astaghfirullah" Teriak Aara kaget
"Aara kau kenapa, apa kau tidak enak badan, maaf jika aku membuatmu kaget.." Ujar Elina merasa tidak enak telah mengagetkan Aara.
" Tidak mbak, aku baik-baik saja, hanya sedikit lapar.. " Bohong Aara untuk mengalihkan pertanyaan Elina. Aara menyengir di balik cadarnya pada Elina.
"Ya sudah, kau pergi cari makan dulu"