“Kau akan menjadi pacar eksklusifku selama batas waktu yang tak ditentukan. Rubah penampilan kuno-mu itu. Aku tak suka melihat penampilan burukmu itu. Jika kau menolak perjanjian ini, kau bisa mengundurkan diri dari perusahaanku,” ucap Dimitrei Uvarov—seorang CEO di mana Thalia Brown bekerja. Thalia yang sangat membutuhkan pekerjaan saat ini dan tak punya pilihan jawaban lain, akhirnya mengangguk setuju. “Baiklah, Tuan. Aku menerima dan tak menolak perjanjian ini.” Siapa yang bisa menolak pesona Dimitrei Uvarov— putra angkat dari seorang mafia kawakan yang cukup terkenal di dunia bawah. Namun, alih-alih melanjutkan usaha sang ayah angkat, Dom Petrov, yang terbilang sangat sukses, Dimitrei justru membangun dinasti kejayaannya sendiri meskipun semua modal dibiayai oleh ayah angkatnya. Melihat kehidupan sang ayah angkat yang selalu ditinggalkan wanita dan tak pernah mendapatkan cinta sejati, membuat Dimitrei tak berniat untuk menikah karena baginya itu adalah hal yang sia-sia. Namun, berbeda dengan Dom yang menginginkan Dimitrei membangun rumah tangga dengan wanita yang tepat. Kondisi kesehatan Dom yang memburuk membuat Dimitrei akhirnya menyetujui perintah Dom untuk menjalin hubungan dengan wanita yang akan diseleksi langsung oleh Dom. Dan pilihan itu jatuh pada pegawai culunnya yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata yaitu Thalia Brown.
Follow ig : zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Yang Akhirnya Terjadi
Taman yang disinari cahaya matahari sore itu penuh dengan keindahan dan kehangatan, tempat yang sempurna untuk sebuah pernikahan yang telah lama dinantikan oleh Dom di mana dia ingin melihat anak asuhnya, Dimitrei, menikah.
Dimitrei merasakan desiran angin sejuk yang menyelusup di sela-sela rambutnya ketika dia menggandeng tangan Thalia dengan erat. Mereka berjalan keluar dari mansion menuju taman yang telah dihiasi dengan bunga-bunga indah dan lampu-lampu gantung yang berkilauan.
Di sana, para tamu sudah berkumpul, yang tadinya mengobrol dengan gembira dan menikmati suasana, kini langsung terdiam ketika sang pengantin keluar dari mansion.
Dimitrei sedikit terkejut melihat banyaknya tamu yang hadir. Dia tak menyangka Dom akan mengundang orang sebanyak itu, meskipun undangan itu hanya untuk beberapa teman dekat dan kolega yang benar-benar penting.
Dimitrei melihat banyak wajah yang dikenal, dan sama sekali tak asing baginya. Semua ini membuat Thalia sedikit gugup meskipun tadi dia merasa tenang, tetapi kehadiran Dimitrei di sisinya memberikan ketenangan yang luar biasa.
"Tenanglah, ini semua segera berakhir," bisik Dimitrei sembari masih berjalan menggandeng tangan Thalia.
Lalu Dom menghampiri mereka dan mengganti posisi Dimitrei untuk menggandeng tangan Thalia, sedangkan Dimitrei berjalan ke arah meja yang sudah disiapkan untuk melakukan proses pernikahan resmi bersama Thalia.
Dom tersenyum pada Thalia dan kini mereka melangkah kembali menuju tempat yang didekorasi dengan elegan. Thalia bisa merasakan pandangan para tamu yang tertuju padanya.
Hingga akhirnya Thalia tiba di meja yang telah disiapkan dan mulai melakukan prosesi pernikahan.
Ketika tiba saatnya bagi mereka untuk mengucapkan janji mereka, Dimitrei memandang dalam-dalam ke mata Thalia. Mereka sama-sama melakukannya seperti tampak sangat nyata, tanpa terlihat seperti sebuah sandiwara.
Tak lama kemudian, Dimitrei dan Thalia sah sebagai suami istri. Para tamu bersorak dan bertepuk tangan, memberikan restu dan dukungan mereka. Namun, dalam keheningan sesaat setelah sorak-sorai mereda, Dimitrei tampak terdiam.
Dia seakan terperangkap dalam momen ini, merasa seakan-akan dunia berhenti sejenak untuk memberi ruang bagi perasaan-perasaan mendalam yang memenuhi hatinya.
Dom, yang berdiri di samping mereka sebagai saksi, tertawa kecil melihat kebingungan Dimitrei. "Hei, Dimi!" serunya sambil menepuk bahu sang anak angkat, "Kau seharusnya mencium pengantin wanitamu sekarang."
Dimitrei sedikit tersentak dari lamunannya. Ia kemudian berbalik menghadap Thalia yang tersenyum canggung.
Dengan lembut, Dimitrei meraih wajah Thalia dan mendekatkan bibirnya ke bibir Thalia. Thalia menelan salivanya dan dadanya berdebar begitu kencang hingga tangannya meremas jas Dimitrei.
"Hanya sebentar, jadi tenanglah" bisik Dimitrei agar Thalia tak perlu gugup.
Thalia mengangguk sama dan menutup matanya karena dia tak sanggup menatap mata Dimitrei sedekat itu.
Dimitrei menyentuh bibir Thalia dengan bibirnya. Gerakannya begitu pelan hingga membuat Thalia hampir kehabisan napas karena gugup.
Ciuman yang awalnya akan berupa kecupan, tampaknya tak diterapkan oleh Dimitrei, karena pria itu justru memagut bibir Thalia, namun tetap dengan penuh kelembutan.
Sorak-sorai para tamu kembali bergema, menambah kegembiraan pada momen indah itu. Namun, Dimitrei belum melepaskan ciuman itu, padahal Thalia pikir, ciuman itu hanya sebentar saja.
Thalia tak berani membuka matanya, dan dia hanya mengikuti alur permainan bibir Dimitrei saja yang membuat darahnya berdesir cepat.
Lalu Thalia menepuk bahu Dimitrei karena dia merasa akan kehabisan napas, akibat jantungnya yang semakin berdebar kencang. Dimitrei langsung tersadar dan kemudian melepas pagutan itu.
Dimitrei menatap mata Thalia yang kini terbuka, kemudian mengusap bibirnya yang basah. Namun, pria itu tak mengatakan apa pun dan membuat Thalia sedikit bingung dengan apa yang dirasakannya saat ini.
Lalu Dom menepuk bahu Dimitrei. "Kurasa kalian harus mengikuti pesta ini sampai selesai, sebelum berakhir di ranjang malam pertama." Dom menggoda pengantin baru itu hingga membuat wajah Thalia merah merona karena malu.
Ntar malam pertama dalih hanya kontrak pula,??hemmm