NovelToon NovelToon
PACAR TARUHAN

PACAR TARUHAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Office Romance / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

🏆 Juara 3 YAAW 2024 Periode 2🏆

"Permisi Mas, kalau lagi nggak sibuk, mau jadi pacarku?"

———

Daliya Chandana sudah lama memendam rasa pada sahabatnya, Kevin, selama sepuluh tahun. Sayangnya, Kevin tak menyadari itu dan malah berpacaran dengan Silvi, teman semasa kuliah yang juga musuh bebuyutan Daliya. Silvi yang tidak menyukai kedekatan Daliya dengan Kevin mengajaknya taruhan. Jika Daliya bisa membawa pacarnya saat reuni, ia akan mencium kaki Daliya. Sementara kalau tidak bisa, Daliya harus jadian dengan Rio, mantan pacar Silvi yang masih mengejarnya sampai sekarang. Daliya yang merasa harga dirinya tertantang akhirnya setuju, dan secara random meminta seorang laki-laki tampan menjadi pacarnya. Tak disangka, lelaki yang ia pilih ternyata seorang Direktur baru di perusahaan tempatnya bekerja, Narendra Admaja. Bagaimana kelanjutan kisah mereka?Akankah Daliya berhasil memenangkan taruhan dengan Silvi? Atau malah terjebak dalam cinta segitiga yang lebih rumit?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Bersikap Profesional

Ren sudah mengenali Daliya sejak pertama kali gadis itu masuk ke ruang meeting. Cara berjalannya yang sedikit canggung, rambutnya yang hitam panjang dan sedikit bergelombang, serta kuku tangannya yang dicat ungu cerah. Meskipun gadis itu berjalan sambil menunduk dan bersembunyi di barisan belakang, tapi entah kenapa Ren masih bisa mengenali sosoknya.

Apa mungkin ini efek rindu yang sudah akut?

"REN?"

Saat suara itu terdengar, Ren semakin yakin. Ia tak hanya berhalusinasi. Ia kenal betul suara itu. Ternyata Daliya memang benar-benar ada di sini. Tanpa sadar ia tersenyum senang, sepertinya Tuhan mengabulkan doa yang ia panjatkan akhir-akhir ini.

"Ini profil asisten sementara yang akan menggantikan saya Pak," kata Pak David, sekretaris sekaligus asisten yang seharusnya mendampingi dirinya. Pak David mengajukan cuti karena harus menemani istrinya yang mau melahirkan, sehingga Ren meminta untuk dicarikan pengganti sementara.

Awalnya Ren tidak tertarik untuk melihat profil karyawan itu, sampai saat ia membuka map, matanya terbelalak melihat nama Daliya Chandana di sana.

Sepertinya ini takdir, batin Ren dengan hati berbunga-bunga.

Makanya, saat akhirnya gadis itu datang ke ruangannya, Ren tak mencoba untuk menyembunyikan perasaannya. Ia tersenyum senang saat melihat wanita itu datang dengan kepala tertunduk.

"Selamat pagi Pak. Perkenalkan, saya Daliya Chandana, asisten direktur sementara yang akan menggantikan Pak David,"

Ren sengaja tidak mengatakan apapun dan hanya diam saja sampai gadis itu mendongakkan kepala. Barulah saat mata mereka saling bertemu, Ren tersenyum lebar.

"Hai. Apa kabar, mantan?"

...----------------...

Daliya merasa saat ini tubuhnya membeku. Bukan hanya karena Ren menyebutnya 'mantan', tapi juga karena senyuman pria itu yang masih sama mempesonanya. Untuk sesaat Daliya merasa kehilangan akal sehat, tapi kemudian ia kembali menundukkan kepala.

"Maaf Pak, ada yang bapak perlukan? Bapak bisa bilang pada saya,"

Seketika Ren merengut kesal. Kenapa gadis itu masih terus berbicara formal padanya?

"Daliya, aku Ren. Kamu nggak ingat?"

Tentu saja aku ingat, batin Daliya.

"Mohon maaf Pak, menurut saya kita harus menjaga batasan saat di kantor," Daliya berkata tegas.

"Oh?" Ren mengedipkan matanya kaget, tapi kemudian ia tersenyum. "Baiklah kalau begitu, sekarang kamu temani saya keluar,"

Daliya mengerutkan keningnya. "Mau kemana Pak?"

"Sarapan, saya laper," jawab Ren singkat sambil berjalan keluar mendahului Daliya. Mau tak mau, Daliya mengekor di belakangnya.

...----------------...

Daliya pikir, Ren akan mengajaknya makan di kantin yang ada di lantai atas, tempat para pejabat perusahaan biasanya berkumpul di sana. Nyatanya, lelaki itu malah mengajaknya sarapan di kantin karyawan, mana duduk di pojokan pula.

"Di sini pemandangannya indah," Ren berkata sambil memandang ke luar jendela kantin, tempat orang-orang berlalu lalang. "Sayang banget di atas nggak ada pemandangan kaya gini,"

"Bapak kan bisa saja tetap makan di sini," Daliya berkata heran.

"Nggak bisa semudah itu," Ren beralih menatap Daliya. "Coba kamu bayangin deh. Karyawan lagi enak-enaknya makan, eh tiba-tiba ada atasan dateng. Memang makanannya bisa ketelan? Yang ada pasti bikin suasana canggung. Apalagi kantin itu kan biasanya tempat berkeluh kesah para karyawan tentang atasan mereka. Kalau atasannya ada di situ, mana bisa ngomongin dengan bebas? Yang ada mereka malah merasa tertekan,"

Daliya berdehem mendengar ucapan Ren yang memang benar adanya. Kenapa lelaki itu seperti paham sekali kehidupan karyawan rendahan sepertinya?

"Ngomong-ngomong, saya merasa dunia itu benar-benar sempit. Dari sekian banyak tempat, kita berdua malah ketemu di sini," Ren terkekeh, menyuapkan capcay ke dalam mulutnya. "Sepertinya pertemuan kita itu adalah takdir,"

Ucapan itu sukses membuat Daliya tersedak. Ia terbatuk-batuk, dan Ren langsung menyodorkan segelas air putih untuknya.

"Kamu itu tipe orang yang nggak suka punya hubungan sama rekan kerja ya?" tanya Ren sambil menatap Daliya lamat-lamat. Ditatap seperti itu oleh orang setampan Ren jelas membuat Daliya langsung salah tingkah.

"Bukan begitu Pak. Saya cuma ingin memberikan batasan antara urusan pribadi dengan pekerjaan, supaya terlihat lebih profesional," jawab Daliya sekenanya.

"Oh gitu.." Ren manggut-manggut. "Jadi kalau di luar kantor, kita bisa bicara santai kan?"

"Ya tentu saja, kalau Anda nggak keberatan,"

"Tentu saja tidak. Kamu kan mantan pacarku," kalimat terakhir itu membuat Ren tertawa, begitu juga dengan Daliya.

"Mama saya bilang kangen kamu tuh," Lanjut Ren lagi. "Dia bilang saya suruh bawa kamu ke rumah,"

"Hah?" mata Daliya membola. "Terus gimana dong? Kita kan—"

"Saya bilang kalau kita udah putus," Sahut Ren. "Karena itu saya kena marah, dan disuruh ikut kencan buta lagi,"

"Astaga," Daliya meringis mendengar ucapan Ren. "Maafkan saya,"

"Kenapa kamu yang minta maaf? Kamu nggak salah apa-apa," Ren kembali tertawa. "Mumpung kita masih ngomongin ini, kamu nggak mau gitu jadi pacar saya beneran?"

Daliya yang sedang meminum jus alpukatnya kembali tersedak. "A-APA?"

"Bercanda, bercanda," Ren memberikan selembar tisu pada Daliya. "Kamu makannya pelan-pelan dong, masa keselek mulu sih,"

Daliya mendelik. Memangnya dia begini gara-gara siapa coba?

"Oh iya, nanti tolong share ke grup chat tim marketing ya? Saya mau ngajak mereka makan nanti malam,"

"Serius Pak?" Mata Daliya berbinar. "Restoran mana?"

"Atur-atur kamu aja," Ren mengibaskan tangannya. "Coba tanya suara mayoritas deh, nanti saya ngikut,"

"Siap bos!" Daliya mengangkat tangannya, memberi tanda hormat ala militer. Ren tertawa renyah.

Ini cewek Gemesin banget sih! Batin Ren di dalam hati.

1
retiijmg retiijmg
Terima kasih kak uda bikin cerita yang bagus
🙏🫶🫶🫶
Komang Tri Arianta
Luar biasa
retiijmg retiijmg
hahahahahaha.
retiijmg retiijmg
aq pendukung ren sama daliya 😁
retiijmg retiijmg
baper tingkat dewa tiap ada ren ngomong
retiijmg retiijmg
bnr2 dibuat baper 😄
retiijmg retiijmg
jadi baper baca pertemuan ren dan daliya
xopitt 89_
Luar biasa
Sonya Bererenwarin
Renn..... Bucin akutt😂😂😂
Sonya Bererenwarin
Luar biasa
Ahmad Nashrullah
delia jadi cewek jg gampangan makanya,,,,,,,berharga dikit aja napa,,,,,,biar lelaki menghargaimu,,,,,,,biar dirimu s berharga itu tahu g
pipi gemoy
👍🏼👏🏼🙏🏼☕
Imas deemashayoe Deemashayoe
Luar biasa
Trisna
Tante Dessy sengaja deh... buat suasana panas.
punya dendam kah sama Ren
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂😂👻
pipi gemoy
hahahahaha bener itu amalan ya Bu ibu rempong 😂😂😂😂😂👻
pipi gemoy
vote Thor ✌🏼
pipi gemoy
😂👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👍🏼
Dali ya 🌹
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂😂😂👻
kocak🌹
pipi gemoy
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!