JANGAN SALAHKAN AKU SELINGKUH

Seminggu ini Dimas tidak mengunjungi rumah Anna. Dia tidak juga menelepon atau memberi pesan pada istrinya. Dimas sibuk bekerja dan mengurus Lisa.

Anna juga tidak menelepon atau pun mengirim pesan kepada suaminya itu. Dia sudah tidak peduli Dimas mau datang atau tidak. Anna sudah tidak kesepian lagi. Ada Rey yang setiap hari menanyakan kabar darinya.

Rencananya Lisa dan Dimas akan mengadakan syukuran karna bayi mereka telah terselamatkan. Acara itu akan di laksanakan di rumah orang tua Dimas.

Hubungan Anna dan orang tua Dimas memang renggang. Di karenakan Anna yang tidak bisa memberi keturunan kepada mereka. Selama Lisa hamil, orang tua Dimas sangat menyayangi menantu barunya itu.

Orang tua Dimas memang menginginkan putranya itu menceraikan Anna. Namun, Dimas menolak keinginan dari sang ayah dan ibu. Dimas mencintai Anna dan tidak mau berpisah.

Dimas melajukan mobilnya menuju rumah Anna. Dia ingin istrinya itu juga turut hadir di acara nanti. Dimas juga sudah sangat merindukan Anna. Karna harus menuruti keinginan Lisa, dia rela untuk tidak menemui Anna.

Dimas keluar dari dalam mobil setelah sampai. Dia masuk dan di sambut oleh Maya.

"May ... dimana istriku?" tanya Dimas.

"Nona Anna di taman belakang, Tuan," jawab Maya.

Segera saja Dimas pergi ke taman belakang. Terlihat Anna tengah duduk di temani secangkir teh hangat. Dimas memperhatikan Anna yang semakin cantik saja. Kulit Anna juga bersinar saat mentari menerpannya.

"Anna ...." Dimas menghampiri Anna.

Anna menoleh pada Dimas. "Oh kamu ...."

Dimas duduk di kursi sebelah Anna. "Ann ... aku ingin kita kumpul keluarga sore ini. Aku lagi mengadakan syukuran untuk Lisa. Kemarin Lisa sempat terjatuh."

"Aku akan datang," ucap Anna.

Dimas menatap wajah Anna. Dia ingin menanyakan perihal foto mesra Anna yang ada di ada di medial social. "Ann ... siapa laki-laki itu?"

Anna tahu maksud dari pertanyaan Dimas. "Pacarku!"

Dimas tersenyum getir. "Kamu seorang istri. Tidak sepantasnya kamu bermain dengan pria lain."

Anna terkekeh mendengarnya. Dimas seolah tidak sadar dengan apa yang dia ucapkan. "Awalnya kamu juga bermain bersama Lisa. Apa kamu tidak berpikir jika statusmu sudah beristri?"

"Aku tidak pernah membayangkan pernikahan kita seperti ini. Aku hanya menginginkan keikhlasan hatimu. Aku berharap kamu menerima aku yang beristri lagi," tutur Dimas.

"Kurang ikhlas apalagi aku, Mas. Aku sudah menerima semua perlakuanmu. Kau menginginkan aku yang terus mengalah?" Anna menatap tajam wajah Dimas. "Pernahkah otakmu itu berpikir. Istri mudamu itu yang tidak menginginkan diriku."

Anna beranjak dari duduknya. Dia berjalan ke dalam rumah. Dimas ikut menyusul sang istri yang telah masuk ke dalam. Dimas meraih tangan Anna. Dia masih ingin bicara lagi.

"Ann ... aku minta maaf karna telah menyakitimu. Tapi aku minta kamu jangan bermain api," ucap Dimas.

"Hahaha ... bermain api?" Anna tertawa mendengarnya. "Aku akan memberitahu kamu yang sebenarnya. Aku sudah punya kekasih yang lebih segalanya darimu. Aku menginginkan kita bercerai," ucap Anna dengan suara meninggi.

Plaakk ... !

Dimas menampar pipi Anna. Dia mengepal geram akan ucapan istrinya. "Cukup!" bentak Dimas. "Apa kamu sadar akan perkataanmu itu?"

Anna mengepal geram. "Aku sadar ... aku ingin kita berpisah."

Dimas meraih kedua bahu Anna. "Ann ... apa kamu tidak ingat perjuangan cinta kita?"

Anna melepas kedua tangan Dimas. Dia menunjuk wajah sang suami. "Kamu ... kamu yang tidak ingat akan perjuangan cinta kita. Kamu sudah menghianati cinta itu."

Dimas mengusar rambutnya. "Ann ... sebagai seorang suami aku akan bertindak tegas padamu. Hentikan aksi main gilamu itu. Kali ini aku memaafkan kamu."

Setelah mengucapkan itu Dimas melangkah menuju pintu luar. Dimas membuka pintu mobil dan masuk. Anna keluar mengejar Dimas. Dia melepas high heel yang di kenakan. Anna melempar heel itu pada mobil Dimas.

"Kamu lihat saja nanti. Aku akan membuatmu menyesal," pekik Anna.

Di dalam mobil Dimas mengeleng saja melihat kelakuan Anna. Di balik pintu rumah sudah ada yang menyaksikan pertengkaran itu lewat video call. Maya sedang melakukan tugasnya memata-matai Anna dan Dimas. Dia sengaja melakukan video call untuk memberitahu Reyhan.

Di sebrang sana Reyhan tersenyum sinis akan pertengkaran itu. "Diki ... kamu suruh Dion untuk menaikan jabatan Dimas."

Diki yang duduk di samping Rey sedikit kaget. "Menaikan jabatan?" Diki menatap wajah Rey. "Seharusnya kamu meminta Dion memecatnya."

Rey mengeleng. "Kalau Dimas di pecat, dia semakin tidak mau bercerai dari Anna. Kalau Dimas naik jabatan, pelan-pelan dia sendiri yang akan menceraikan Anna."

Diki tidak mengerti. "Aku belum paham!"

"Sudah ... lakukan perintahku," ucap Reyhan.

Rey sengaja menyuruh salah satu sahabatnya Dion agar menaikan jabatan Dimas. Suami dari Anna itu bekerja di perusahaan milik sahabat Rey yaitu Dion.

Rey menaikan jabatan Dimas agar nantinya Dimas sendiri yang akan menjauh dari Anna. Istri muda Dimas seorang wanita matre. Dengan kenaikan jabatan maka Lisa akan terus memonopoli Dimas.

Jika Rey membuat Dimas kehilangan pekerjaan, itu malah akan membuat Dimas bergantung kepada Anna yang memiliki penghasilan.

Di saat itu juga cinta Anna pada Dimas akan semakin menghilang. Rey akan masuk ke dalam hati yang kosong itu. Dengan begitu perceraian itu akan terjadi dengan sendirinya.

Rey senyam-senyum sendiri akan rencananya. Semua sudah ada di bawah kendali tangannya. Dia hanya membantu Anna agar secepatnya bercerai dari Dimas.

...****************...

Anna telah siap untuk pergi ke acara syukuran di rumah mertuanya. Dia memakai baju kaftan berwarna putih. Anna masuk ke dalam mobil lalu melaju membelah jalan raya.

Semua tamu sudah hadir di rumah orang tua Dimas. Sebagian dari mereka adalah kerabat dari orang tua Dimas sendiri. Sebagian lagi adalah teman dari ayah dan ibu Dimas.

Anna masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan salam. Mereka berkasak-kusuk melihat Anna. Keluarga Dimas sudah bergosip mengenai Anna. Mereka mengatakan jika Anna wanita yang mandul. Sebagian lagi yang tidak mengenal Anna, menatap kagum akan wajah cantik istri Dimas itu.

Lisa, Dimas serta orang tuanya sudah berada di depan menyambut para tamu. Dimas yang melihat kedatangan Anna, segera menghampirinya.

"Ann ... ayo ke depan," ajak Dimas.

Anna menuruti permintaan suaminya. Lisa sudah berdecak kesal. Orang tua Dimas menatap sinis Anna. Mereka tidak mau berjabat tangan dengan menantunya sendiri.

Acara sudah di mulai. Para tamu mulai datang mengucapkan selamat kepada Lisa dan Dimas. Anna membawa air minum di tangannya. Dia lalu mendekat kepada Lisa dan Dimas.

Tapi saat mendekat pada Lisa, heel Anna tersandung karpet. Air yang di pegang Anna mengenai wajah Lisa.

"Anna ... kamu itu sengaja menyiram wajahku dengan air," hardik Lisa.

"Maaf ... aku tidak sengaja. Sepatuku tersandung karpet tadi," ucap Anna.

"Ann ... kamu itu iri pada Lisa yang sedang mengandung, kan?" tuduh ibu Dimas.

Semua tamu memperhatikan drama antar keluarga itu. Mereka bertanya-tanya akan sosok wanita cantik yang tengah di marahi.

"Bu ... aku juga istri Dimas. Aku bahagia melihat maduku yang hamil," lirih Anna.

Semua tamu terkejut mendengarnya. Mereka mulai berkasak-kusuk. "Ternyata dia istri tua," ucap beberapa tamu yang hadir.

"Ann ... kami itu memang iri padaku. Dasar wanita mandul," hardik Lisa.

Anna menangis. "Apa salahku hingga kamu menghina aku begitu kejam. Kalian semua yang hadir di sini dengarkan aku."

Semua tamu memasang telinga dan mata mereka. Pertunjukan seru sangat sayang untuk di lewatkan.

"Lisa dan Dimas berselingkuh. Lalu mereka menikah diam-diam. Mereka berdua tidak pernah berbuat adil padaku. Aku di pukuli dan di hina. Kalian semua lihat ini." Anna menunjukan bekas tamparan Dimas tadi pagi. "Mereka memukulku ... apa salahku yang tidak bisa hamil?"

Salah satu tamu menghampiri Anna. "Kasihan sekali kamu, Nak."

"Saya tidak menyangka, kalian tega memperlakukan wanita seperti ini," ujar tamu berbaju merah.

"Ibu Dimas ... kami tidak menyangka Anda seperti itu. Kalian berlaku tidak adil pada menantu-menantu kalian," ujar salah satu tamu.

"Ternyata istri muda itu adalah pelakor," ucap para tamu.

Lisa mengepal geram. Sedang Dimas mengusap wajahnya dengan kasar. Anna perlahan mundur dari kerumunan tamu yang hadir. Dimas menatap wajah Anna. Istri tuanya itu memberi tanda pencund*ng lewat tanganya.

Anna menghapus airmata palsu itu. Dia segera masuk ke dalam mobil dan berlalu dari sana. Keluarga Dimas sudah malu akan perbuatan Anna. Lisa berlari ke kamar karena tidak tahan akan ejekan para tamu yang hadir.

TBC

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.