Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.
penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Amelia berusaha keras menyangkal segala tuduhan Arrazka dengan wajah yang semakin pucat.
Dia mengangkat wajahnya mencoba meyakinkan kedua orang tuanya bahwa semua tuduhan kakak laki-laki nya hanyalah salah paham.
Tuan dan Nyonya Dominic tampak ragu tetapi pada akhirnya cinta dan rasa bersalah mereka terhadap Amelia membuat mereka memilih untuk memercayainya.
Mereka begitu buta terhadap segala kesalahan Amelia sebagian karena rasa bersalah yang masih mereka simpan setelah membuang putri pertama mereka bertahun-tahun lalu.
Arrazka memandang mereka dengan kecewa "apakah kalian benar-benar yakin amelia ini satu-satunya adikku?" tanyanya dengan suara rendah nadanya penuh kebencian yang membuat Tuan Dominic semakin pucat.
Tuan Dominic menyadari bahwa putranya ini telah lama menyimpan rasa benci yang dalam.
Tapi Tuan Dominic berusaha meyakinkan diri bahwa Amelia adalah satu-satunya putri yang ada dalam keluarga mereka sekarang.
"Di rumah ini hanya ada Amelia anak perempuan lain tidak pernah ada dan tidak akan pernah ada" ujar Nyonya Dominic tanpa sedikit pun rasa bersalah.
Arrazka yang mendengar kata-kata ini merasa seakan-akan dirinya dipukul keras.
Pandangannya kepada ibunya penuh kekecewaan selama bertahun-tahun Arrazka telah mencoba mengagumi dan menghormati ibunya bahkan menganggapnya sebagai sosok paling mulia.
Namun, ketika mengingat kejamnya sang ibu membuang adik perempuannya hanya karena ramalan bodoh itu rasa hormat nya perlahan-lahan berubah menjadi benci.
"Bu...selama bertahun-tahun aku menahan rasa hormat padamu" katanya lirih tapi sekarang aku menyadari kau bahkan tidak pantas menyandang gelar sebagai seorang ibu.
Kau bukanlah sosok mulia seperti yang selama ini kupikirkan kau hanya mementingkan putri ini yang kau puja-puja tanpa alasan yang jelas"
"Arrazka".. tegur Tuan Dominic tetapi putranya sudah tenggelam dalam luapan emosinya.
"Jangan pernah memohon bantuanku jika Amelia menghancurkan keluarga ini" .. lanjut Arrazka,l suaranya penuh amarah dan rasa sakit "kalian bisa memanjakannya sesuka hati tapi ingat jika keluarga Dominic runtuh jangan pernah cari aku aku tidak akan pernah mau membantu kalian"
Dengan kata-kata tajam itu,l Arrazka berbalik dan meninggalkan mereka meninggalkan kedua orang tuanya yang terpana dengan sumpah anak sulung mereka.
Di dalam hati kecilnya tuan dominic merasakan sesal akan keputusannya di masa lalu tetapi dia tahu dirinya takkan pernah memiliki keberanian untuk menebus kesalahan itu.
Mereka telah memilih untuk memanjakan amelia dan kini mereka terlalu jauh tenggelam dalam kebohongan itu.
Amelia menyadari keretakan di antara kakaknya dan orang tuanya tersenyum samar.
Selalu tahu bagaimana memanfaatkan keadaan dia berpura-pura peduli "ayah... ibu ...bagaimana kalau kita mencari kakak perempuan itu? Mungkin jika kita menemukannya kak Arrazka akan memaafkan kalian dan berhenti marah-marah"
Tuan dan Nyonya Dominic terkejut mendengar usul itu, tetapi Nyonya Dominic segera menepisnya "amelia, sayang ...tidak perlu membahasnya dia adalah anak pembawa sial kita sudah memutuskan untuk tidak pernah memikirkannya lagi"
"Tapi bu... Aku hanya ingin melihatnya" lanjut Amelia dengan nada lembut masih berpura-pura ingin bertemu kakak yang tak pernah dikenalnya "mungkin dia akan menjadi teman yang baik aku bahkan bermimpi tidur bersama kakak perempuanku membicarakan banyak hal layaknya saudara perempuan"
Tuan dan Nyonya Dominic tersentuh oleh permohonan Amelia yang tampak begitu lembut dan tulus mereka percaya bahwa putri mereka ini berhati baik bahkan rela menerima kakak perempuannya yang pernah mereka buang.
Hati mereka terasa tersentuh melihat amelia yang tanpa sadar meyakinkan mereka bahwa keputusan mereka dulu benar.
Mereka tidak perlu lagi membahas soal anak pertama itu.
"Tidak usah dipikirkan lagi, sayang" ujar Tuan Dominic lembut "kita sudah bahagia memilikimu biarkan Arrazka menyesali sendiri kata-katanya"
Amelia tersenyum penuh kemenangan dirinya merasa sudah memenangkan hati ayah dan ibunya dan tak ada yang bisa menggoyahkan posisi itu "terima kasih... ayah ... ibu aku bahagia menjadi bagian dari keluarga ini"
Dalam hati amelia merasa puas dia tidak hanya memiliki kedua orang tuanya tetapi juga telah berhasil membuat Elara kakak yang dia tahu adalah putri yang dibuang terpinggirkan selamanya.
Dirinya yang kini memiliki segalanya termasuk keluarga dan kemungkinan masa depan gemilang sebagai putri keluarga Dominic.
Namun di masa depan ketika semua kebenaran terbongkar dan elara mengetahui identitas aslinya perasaan amelia yang penuh kepalsuan ini hanya akan mendatangkan penyesalan besar bagi Tuan dan Nyonya Dominic.
Kala itu, Elara tidak akan lagi memiliki tempat untuk orang tua yang membuangnya dia hanya menyimpan kebencian yang mendalam untuk mereka.
Tetapi pada hari ini Amelia merasa dirinya di puncak kemenangan.
*
*
Raka Julian Dominic adik laki-laki amelia yang terpaut tiga tahun darinya mendengar percakapan orang tuanya yang penuh rahasia itu dengan hati campur aduk.
Dia tidak menyangka bahwa dirinya memiliki kakak perempuan tertua yang ternyata telah dibuang oleh kedua orang tuanya.
Awalnya, raka cukup menyayangi amelia tetapi setelah mendengar cara amelia berbicara tentang mencari kakak yang telah dibuang itu raka mulai ragu pada keaslian niatnya.
Nalurinya yang tajam membuatnya sadar bahwa amelia tidak sebaik yang terlihat terutama karena dia sudah berpengalaman menghadapi banyak trik licik wanita seusianya di sekolah.
Raka tidak bodoh meski usianya masih belia dan duduk di bangku SMA dia tahu bahwa orang tuanya sudah dibutakan oleh cinta pada Amelia dan bahwa mereka terlalu mudah termakan akting kakak perempuannya yang memanipulatif namun, baginya informasi ini adalah teka-teki baru yang ingin segera dia pecahkan.
Dia merasa penasaran tentang siapa kakak perempuan yang dibuang itu dan mengapa orang tuanya merahasiakan hal tersebut.
"Aku harus ke rumah Kak Arazka..."ucapnya pelan namun mantap memutuskan untuk mencari jawaban langsung dari kakak sulungnya.
Tanpa mengganti pakaian dia segera mengambil kunci motor sportnya dan meninggalkan rumah dengan semangat yang terpancar.
Hatinya berdebar-debar selama ini dia tak pernah tahu bahwa ada anggota keluarga yang hilang bagaimana keadaan kakak perempuannya itu sekarang? Apa benar dia pembawa sial seperti yang pernah dikatakan orang tuanya?
Begitu sampai di kediaman Arrazka raka langsung bergegas masuk dan mencari kakak iparnya Aleta "Kak... di mana Kak Arazka?" tanyanya cepat begitu melihat Aleta yang tengah duduk di ruang tamu.
Aleta terkejut melihat kehadiran raka yang tampak tergesa-gesa dan bertanya-tanya "dia ada di ruang kerjanya tapi sebaiknya kau jangan mengganggunya dulu kau tahu setiap kali dia berbicara dengan orang tua kalian terutama tentang adik perempuan yang sudah orang tua kalian buang… dia bisa jadi sangat marah"
Mata Raka membulat mendengar kata-kata Aleta "kenapa aku tidak pernah tahu kalau aku punya kakak perempuan lain?" tanyanya dengan suara bergetar aleta tampak terkejut menyadari kesalahannya.
Kata-kata itu keluar tanpa sengaja dan kini dia berada dalam dilema.
Selama ini, keluarganya memang merahasiakan keberadaan kakak perempuan Raka dan dia tahu suaminya Arazka sangat protektif mengenai hal ini.
"Maaf Raka ... Jangan percaya pada ucapanku kau hanya punya satu kakak perempuan yaitu amelia" kata Aleta mencoba meralat meskipun dia merasa sedikit bersalah karena sudah keceplosan.
Raka menghela napas panjang "kakak ipar...aku sudah mendengarnya di rumah aku mohon beritahu aku tentang kakak perempuanku yang lain" pintanya dengan nada memelas.
Ada tekad di matanya keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang kakak yang tak pernah dia kenal.
Melihat kesungguhan di wajah Raka aleta akhirnya berkata "lebih baik kau bertanya langsung pada Kak Arazka dia yang lebih tahu tentang ini" meski merasa tidak enak pada suaminya dia juga tidak bisa mengabaikan rasa ingin tahu raka yang semakin membara.
Raka mengangguk "kalau begitu aku akan tinggal di sini untuk sementara di rumah hanya Kak Amelia yang diperhatikan oleh Ayah dan Ibu sedangkan aku dianggap tidak penting aku ingin mencari tahu tentang keluarga ini lebih dalam"
Aleta tersenyum lembut "baiklah aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan kamar untukmu tinggallah di sini selama kau mau" jawabnya dengan hangat senang karena kediaman mereka akan terasa lebih ramai dengan kehadiran adik iparnya.
Suasana yang biasanya sunyi akan terasa berbeda terutama dengan Raka yang penuh rasa ingin tahu.
"Oke...." balas Raka menyetujui saran kakak iparnya meskipun hatinya masih diliputi tanda tanya dia tahu kediaman Arazka adalah tempat yang tepat untuk mencari jawaban.