Tahu dengan Abrilla atau biasa di panggil Rila? Si bungsu dari Keluarga Anggara?
Dulu jatuh cinta dengan Ed? Tapi ternyata pria itu sangat tidak rekomended. Cukup lama menjomblo, Rila akhirnya merasakan buterfly era lagi.
Kali ini dengan siapa?
Maxwell Louis Sanjaya, pria berkebangsaan Indonesia-Belanda. Berdasarkan informasi yang Rila dapat, Max berstatus duda anak satu. Sulitnya informasi yang Rila dapat membuat gadis itu semakin nekat untuk mendekati Max.
Apakah Rila berhasil mendapatkan hati pria itu? Atau sebaliknya?
Kabarnya, kurang dari 3 bulan, Max akan melangsungkan pertunangan dengan wanita pilihan mami-nya. Bagaimana usaha Rila untuk mendapatkan apa yang dia inginkan?
Ikuti terus ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Usaha Rila Mencari Kebenaran
"Apakah kita sudah sampai?" tanya Rila kepada Zee yang telah menghentikan mobilnya.
"Sepertinya, anda harus turun disini, Nona Rila. Jalanan di depan tidak memungkinkan mobil bisa masuk. Terlalu sempit dan curam." balas Zee sambil melihat kanan kiri jalan.
Dini hari sekali, Rila sudah pergi dari rumah. Tidak berpamit langsung dengan Rico, hanya meninggalkan pesan pada pelayan jika dirinya ada urusan.
Rila tidak tahu jelas daerah yang dikunjunginya saat ini. Bahkan tidak masuk dalam peta. Beruntung anak buahnya siap siaga mengawal dirinya. Meskipun hanya Zee dan Yoan, dua orang kepercayaannya yang baru tiba semalam.
"Tempat ini jauh sekali dengan pemukiman penduduk, bahkan di depan jalan masuk ada peringatan jika hutan ini berbahaya." ujar Yoan sambil membuka tab-nya.
"Tempat paling berbahaya adalah tempat persembunyian paling aman. Kita akan tahu nanti, apa yang sebenarnya ada di dalam hutan ini." Rila menunjuk ke sebuah pohon besar. "Parkirkan saja di sana, Zee."
Ketiga gadis ini memakai pakaian serba hitam, dengan tas ransel di punggung mereka. Zee berjalan paling depan, Rila di tengah dan Yoan paling belakang. Waktu menunjukkan pukul 3 dini hari, sungguh keberanian yang luar biasa bagi ketiganya yang semakin masuk ke dalam hutan belantara.
"Seperti tidak ada tanda kehidupan manusia. Jalan setapak berakhir di hutan bambu tadi. Namun jika kita amati, beberapa pohon cukup terawat. Mungkin ini dijadikan petunjuk jalan." Yoan menyenteri pohon yang dia maksud. Dahan pohon dipotong menggunakan alat khusus, bukan patah karena faktor alam atau memang termakan usia.
"Kau benar, Yoan. Aku semakin penasaran apa yang sebenarnya mereka sembunyikan di sini." kata Rila mencoba menerka-nerka.
"Latar belakang keluarga Maldevi bukan sembarangan. Aku yakin itu." Sudah beberapa hari Rila dengan di bantu Zee dan Yoan menyelidiki tentang Maldevi. Jika ditanya kenapa menyelidiki Maldevi, itu karena Rila menemukan jika wanita itu meninggal dunia akibat kecelakaan. Nyawa wanita itu tidak tertolong, beruntung bayinya bisa di selamatkan.
Namun dengan siapa dia kecelakaan dan apa faktor penyebabnya, mereka tidak mendapatkan informasi apa pun. Bahkan Rila tahu, jika Max juga masih menyelidiki masalah ini.
"Jika saja Max mau di ajak kerja sama. Mungkin akan lebih mudah aku mencari informasi. Sayang pria itu keras kepala, selalu menolak kehadiranku." ucap Rila sedikit kesal karena Max tidak menyukainya.
"Apa alasan yang mendasari jika latar belakang keluarga Maldevi bukan sembarangan?" tanya Yoan ingin tahu. Pasalnya mereka belum membahasa hal ini.
"Karena Maldevi anak dari Tuan Hegar dengan istri keduanya. Pada saat kecelakaan, Max tidak bersamanya. Pria itu sedang berada di luar kota, aku sudah meminta seseorang menyelidiki itu. Sudah jelas memang target utamanya Maldevi. Tuan Hegar sangat menyayangi Maldevi karena buah cintanya dengan wanita yang di cintai. Namun demi keamanan Maldevi, pria itu meminta istrinya hidup di kota lain sebagai orang biasa. Karena istri pertama Tuan Hegar sangat membenci Maldevi serta ibunya." jelas Rila masih dengan melangkahkan kaki menaiki bebatuan cukup terjal.
"Bisa saja salah target. Mengira jika di dalam mobil juga ada Max." sela Yoan memikirkan kemungkinan lain.
"Jika memang ada kemungkinan lain, aku yakin semua saling berkaitan. Banyak pihak yang menginginkan Max dan Maldevi mati." bukan Rila yang menjawab, namun Zee.
"Baik keluarga Max maupun Maldevi, semua bermasalah. Bukankah kalian sudah membaca email yang aku kirim kan kemarin?" tanya Zee diangguki oleh Rila dan Yoan. "Aku sempat curiga jika mami Max ikut terlibat dengan kecelakaan ini. Karena dia tidak merestui pernikahan putranya dengan Maldevi. Bahkan beberapa waktu lalu, wanita tua itu terus mendesak Max menerima perjodohan yang sudah dia atur dengan wanita pilihannya. Iris, anak dari adik iparnya."
Rila berdecih sebal mengingat nama Iris. Dia tidak akan mengizinkan wanita itu bisa menjadi istri Max.
"Iris adalah keponakan Tuan Winata, suami dari Jena, mami Max. Aku yakin Winata juga terlibat. Karena area hutan ini adalah milik pria itu." tambah Yoan membuat ketiganya saling berpandangan.
Mereka datang ke hutan ini untuk mencari tahu kemana hilangnya seseorang yang bisa menjadi saksi kunci kecelakaan tersebut. Dean adalah sopir yang saat itu selamat. Sayangnya pria itu menghilang bak di telan bumi. Yoan yang ditugasi Rila untuk mencari keberadaan Dean menemukan jika setelah kecelakaan terjadi Dean sempat menyewa mobil dan mendatangi hutan ini. Sayangnya, mobil yang Dean pinjam dikembalikan oleh orang lain.
Yoan sudah memeriksa cacatan keberangkatan, penerbangan dan penyebrangan atas nama Dean, namun tidak ada teda-tanda pria itu pergi meninggalkan kota ini atau negara ini. Opsi terakhir, Yoan tiba-tiba ingin sekali masuk ke hutan ini. Berharap menemukan petunjuk, bisa jadi Dean meninggal di bunuh dan di buang di hutan. Saat hendak mengurus perizinan, dia cukup terkejut menemukan pemilik lahan ini adalah Winata, papa tiri Max.
Disinilah mereka sekarang, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya tersembunyi di dalam hutan ini. Karena semakin masuk ke dalam, mereka semakin di buat penasaran.
akoh udh mmpir....
ni anknya feli sm alfi y kk???
d tnggu up'ny.....smngtttt....