Karina mengusap airmatanya yang sejak tadi dia tahan tangisan Karina pecah saat mendengar Dipta suami yang dia cintai tidak menginginkan keturunannya lahir dari rahim Karina.
Selama ini Karina dibohongi dengan kata manis Dipta yang menyuruh Karina menunda kehamilannya karena dia masih ingin menikmati kebersamaan dengan Karina.
Kenyataan yang Karina lihat hari ini Dipta suaminya sangat bahagia dengan kehamilan istri keduanya..Hati karina benar benar hancur melihat semua ini.
Dan yang lebih menyakitkan dengan lantangnya Gina istri muda Dipta mengatakan kalau Dipta tidak menginginkan anak yang lahir dari Karina didepan tamu undangan yang hadir.
Akankah Karina sanggup melanjutkan pernikahan yang sudah ternoda ini?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30 Putri Dipta
Dipta menyesali sikap Gina yang tidak bisa menjaga kehamilannya dengan baik.
“Tuan Dipta tidak usah terlalu sedih, putri anda masih bisa sembuh kami akan membantu sepenuhnya” imbuh dokter Tari, mendengar perkataan dokter Tari Dipta segera mengangkat wajahnya yang saat ini penuh dengan air mata, dia mengusap wajahnya yang dipenuhi air mata.
“maksud dokter putri saya akan bisa sehat kembali setelah itu?” tanya Dipta dengan suara seraknya, secercah harapan untuk kesembuhan putrinya setelah mendengar perkataan dokter Tari tadi.
“ya Tuan Dipta walau kemungkinan itu sangat kecil, tapi saya akan berusaha membantu pemulihannya, saya harap tuan Dipta bisa menerima semua ini dengan lapang dada” terang dokter Tari.
“terima kasih dokter, saya mohon tolong bantu putri saya” mohon dipta pada dokter Tari, Dokter Tari hanya tersenyum menanggapi permohonan Dipta tadi, Dia memanggil suster yang membersihkan putri Dipta untuk diberikan pada ayahnya.
“silahkan tuan” Suster memberikan putrinya Dipta langsung mengambil anaknya dan menciumi wajah anaknya yang saat ini masih menutup matanya.
“sayang ini papa, papa akan lakukan apa saja supaya kamu sembuh nak” Jatuh air mata Dipta melihat keadaan putrinya itu.
“Ya Tuhan ampunilah dosa dosa hamba yang telah berbuat zalim pada Karina” Dipta menjerit dalam hatinya mengingat semuanya.
Setelah selesai, putrinya dikembalikan pada suster untuk dibawa keruang khusus bayi, Dipta berjalan kearah Gina yang saat ini sedang tertidur, sebentar lagi Gina akan dipindahkan kekamar perawatan.
Dipta yang mau keluar ruangan menjadi gamang dia bingung harus berkata apa pada keluarganya, dengan wajah yang terlihat sedih Dipta akhirnya keluar dari sana dan dia disambut oleh keluarganya yang menunggu dari tadi.
“Dipta gimana keadaan Gina dan cucu mama?” Nyonya Laras bertanya dengan antusias sekali karena ini adalah cucu pertama yang sangat mereka harapkan kelahirannya. Dipta tertunduk lesu rasanya dia enggan untuk menjawab pertanyaan mamanya itu.
“Putriku sudah lahir dengan selamat ma, tapi mmh putriku istimewa mah” terang Dipta sambil mengusap matanya yang basah oleh air mata. Nyonya laras dan mamanya Gina sangat terkejut mendengar penjelasan dari Dipta.
“maksud kamu, anakmu perempuan dan terlahir...”. Nyonya laras tidak sanggup melanjutkan kata katanya saking terkejutnya dengan kenyataan yang ada.
Dipta mengangguk kan kepalanya. Dipta menangis tersedu sedu Azka yang melihatnya langsung menepuk bahu sahabatnya itu memberikan kekuatan.
Begitupun dengan Maureen yang terlihat shock, sedangkan tuan Darmawan dan Tuan prasetya hanya bisa diam menatap kearah Dipta, mereka juga kaget dengan ini semua.
Tiba tiba dari dalam ruangan persalinan tadi keluar suster membawa Gina yang saat ini masih tidur, mereka segera berdiri dan mengikuti dari belakang menuju kamar perawatan Gina.
Mereka mengikuti dalam diam tidak ada satupun yang bicara sibuk dengan pikiran masing masing. Sesampai diruangan perawatan, suster yang mengantarkan Gina pun segera keluar setelah memastikan keadaan Gina baik baik saja.
Keheningan tercipta diruangan tersebut, tidak ada satupun yang memulai untuk bicara, semua merasa sedih dan kecewa dengan kelahiran putri Dipta yang Istimewa itu. Tidak berapa lama Gian sudah bangun dari tidurnya.
“Mas Dipta, anak kita mana?” Gina yang baru saja bangun langsung menanyakan keberadaan anaknya, mereka yang ada disana diam tidak ada yang menjawab pertanyaan Gina, selama kehamilan Gina dan Dipta memang sengaja tidak mau memeriksa jenis kelamin anak mereka, mereka bilang biar menjadi kejutan saat anak mereka lahir nanti.
Dan benar kelahiran putri mereka benar benar sangat mengejutkan terlahir dengan keistimewaannya, Dipta yang ditanya kelihatan gugup tapi dia berusaha bersikap tenang agar Gina tidak panik, tidak baik untuk seorang yang baru melahirkan mendapatkan stress.
“ada anak kita ada diruangan bayi sayang” Jawab Dipta sambil mendekat kearah Gina yang saat ini sedang menatap curiga pada mereka yang ada diruangan itu, yang hanya diam tidak ada yang bersuara sepatah kata pun.
“Mas ada apa ini, kenapa suasananya seperti sedang sedih?” Gina curiga melihat gelagat kedua orangtuanya yang tidak segera mengucapkan selamat atas kelahiran anaknya, mama Gina segera menyadari kecurigaan anaknya. Diapun berdiri dan berjalan mengucapkan selamat pada putrinya tersebut yang sudah melahirkan cucu untuk mereka.
“sayang, selamat ya sudah menjadi seorang ibu” Mama Gina segera memeluk putrinya itu dengan erat, dia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh putrinya nanti kalau tahu keadaan anak Istimewa yang dia lahirkan, sambil mengusap rambut anaknya dengan lembut, di ikuti oleh Tuan Prasetya dan kedua mertuanya mereka memberikan selamat atas kelahiran cucu mereka.
Maureen mau berdiri mengucapkan selamat pada Gina tiba tiba pintu terbuka dan muncullah suster membawa putri Dipta yang harus segera dikasih asi pertama dari ibunya. Gina pun mengambil anaknya dari tangan suster dan dia segera mencium wajah putrinya dengan sayang.
“Mas anak kita perempuan, cantik sekali “. Senyum bahagia Gina terukir diwajahnya, semua menatap sedih kepada Gina yang sangat bahagia memeluk putrinya.setelah beberapa saat.
“Mas mas Dipta anak kita?” Gina tidak sanggup untuk meneruskan kata katanya dia langsung menangis histeris melihat kenyataan ini. Dipta langsung memeluk erat istrinya itu yang saat ini sangat terguncang.
“nggak mungkin..., nggak mungkin ini pasti gara gara sumpah Wanita kampungan itu” teriak Gina yang tidak terima keadaan anaknya seperti ini.
“sabar sayang, putri kita pasti akan sembuh “ Hibur Dipta pada istrinya yang saat ini sedang menangis, “mantan istri kamu itu sudah membuat anak ku seperti ini, aku akan membalas nya” jerit Gina lagi yang membuat suasana diruangan itu sangat kacau. Dipta langsung mengambil putrinya yang saat ini digendong Gina,
Cepat dia serahkan putrinya pada Nyonya prasetya berusaha menjauhi dari kemarahan Gina, Gina masih menyebut Karina sebagai penyebabnya dia menuduh semua gara gara Karina.
“Stop menyalahkan Karina dia tidak tau apa apa, ini semua kesalahan kamu Gina, berapa kali Mas harus menjemput mu dalam keadaan tidak baik bersama teman temanmu. Dokter Tari sudah melarang tapi kamu tetap melakukannya, dan sekarang kamu juga menyalahkan Karina atas semua kecerobohan mu” Dipta menjadi marah mendengar Gina menyalahkan Karina atas semua musibah ini, sangat egois sekali.
Tuan prasetya dan Tuan Darmawan segera berlari masuk kedalam karena mendengar pertengkaran kedua anak mereka.
Gina yang dibentak Dipta langsung terdiam dan semua yang ada diruangan itu sangat terkejut dengan apa yang diucapkan Dipta tentang kelakuan Gina selagi hamil.
“Kenapa diam, sudah ingat semua yang kamu lakukan semasa hamil putri kita? Kamu yang salah yang tidak bisa menjaga putri kita” Habis sudah kesabaran Dipta menghadapi keras kepala istrinya itu.