NovelToon NovelToon
Kabur Dari Obsesi Hans JANGAN LARI MONA!

Kabur Dari Obsesi Hans JANGAN LARI MONA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Cinta setelah menikah / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:56.3k
Nilai: 5
Nama Author: NURUL NUHANA.

DILARANG PLAGIASI! KARYA ORISINIL NURUL NUHANA.
Apa yang akan kalian lakukan jika menyadari kehidupan kalian dalam bahaya? Tentunya takut bukan?
Itulah yang saya alami, setelah secara tidak sengaja membantu membayarkan makanan seorang pria di sebuah Kafe. Sebuah kebaikan dan ketidaksengajaan yang membuat hidup saya masuk ke jurang kesengsaraan dan kriminalitas. Pria yang sempat saya tolong itu menjadi obsesi dan semua tindakannya untuk mendapatkan saya sudah sangat mengganggu ketenangan dan membahayakan.
Gilanya obsesi pria itu sampai memaksa saya untuk menikah dengannya. Saya yang ketakutan dan terancam, menerima pernikahan itu dengan terpaksa. Saya tetap saja tidak mencintai suami saya, walau perlakuannya seperti malaikat. Tapi suami saya juga bisa langsung berubah menjadi iblis jika saya memberontak.
"Kurang ajar! Kabur sejauh ini ternyata kamu ingin mengaborsi anak kita!" Hans membentak dan mencengkram dagu saya.
"Kamu tidak akan pernah bisa lari dari saya Mona!" ejeknya tertawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NURUL NUHANA., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MONYET YANG SEBENARNYA!

Hans dengan kedua anak buahnya, Riko dan Teo lari secepatnya dan bersembunyi di semak-semak sekitar 100 meter dari rumah Lisa. Mereka bertiga merunduk dengan napas yang tersengal, bahkan jantung mereka hampir copot. Hans memegang belikat tangan kanannya, jidat kanannya juga terlihat terluka dan mengeluarkan darah.

"Dasar bodoh! Hampir kita ketahuan!" maki Hans kepada kedua anak buahnya.

"Maaf Bos, saya gak sengaja," mohon Teo.

"Kamu hampir membuat saya mati Teo!" marah Hans.

Wajah Teo terlihat ketakutan, bahkan ia terlihat panik melihat Hans yang sedang memarahinya. Keringat makin mengucur di wajahnya.

"Sudah di bilang jangan dilepas! Lihat ini jidat saya sampai bocor tahu gak!" marah Hans.

"Badan saya sakit semua jadinya!" ucap Hans.

"Maaf Bos ...," lirih Teo.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kejadian Sebelumnya.

Hans dengan kedua anak buahnya sudah selesai makan malam dari Restaurant. Hans memutuskan untuk ke rumah Lisa, karena ingin melihat Mona. Namun saat sampai di rumah Lisa, Hans tidak mungkin terang-terangan menampilkan dirinya, yang ada Mona akan kabur. Hans menyuruh Teo memarkirkan mobil mereka sekitar 200 meter dari rumah Lisa, agar tidak terlalu ketara nantinya. Saat masuk ke pekarangan rumah Lisa, suasananya sangat sunyi. Bahkan tidak ada pergerakan dari siapapun. Hans awalnya mengira bahwa Mona sudah tidur, namun saat melewati sebuah jendela, Hans mendengar suara Mona dan kedua temannya sedang mengobrol.

Hans yang tidak bisa mendengar suara Mona dari earphone, karena Hans tidak tahu jika Mona sedang mengisi daya telepon genggamnya dengan dimatikan. Hans memiliki sebuah ide, Hans memberi arahan kepada kedua anak buahnya dan membawa mereka ke samping rumah. Sambil merunduk di bawah pohon kelapa di samping rumah Lisa, Hans menjelaskan rencana yang harus mereka lakukan.

"Saya mau mengintip mereka, sekalian saya mau memasang alat penyadap suara. Kalian bantu saya naik ke atas atap kamar mereka. Kita naik dari pohon kelapa, habis itu nanti kalian berdua pegangin badan saya agar tidak jatuh saat saya naik ke atap kamar!" jelas Hans.

"Baik Bos!" jawab mereka berdua.

"Kamu Teo, sekalian lihatin sekitar, jangan sampai kita ketahuan warga!" perintah Hans.

"Baik Bos!" jawabnya.

"Jangan dilepas pegangannya! Pegang saya dengan benar!" peringatan Hans.

"Iya Bos!" jawab Riko dan Teo.

Mereka bertiga melancarkan aksinya, Hans lebih dulu memanjat pohon kelapa itu, lalu diikuti Riko dan Teo. Hans dengan sangat perlahan menginjak seng sebagai tumpuan pijakannya karena sengnya licin. Seperti rencana tadi, Riko dan Teo memegang kemeja Bosnya, sambil berpegangan di batang kelapa dan kakinya juga bertumpu di atap seng. Hans sudah menginjakkan kedua kakinya di atas atap, dengan kedua tangannya ia berusaha menjaga keseimbangan. Dari tempat mereka, suara Lisa terdengar memanggil seseorang, yang tidak tahu siapa itu.

"Surren ... Surren ... Surren ... Muncul dong!" panggil Lisa.

Bahkan ada samar-sama perdebatan diantara mereka bertiga yang tidak terlalu terdengar oleh Hans. Namun Lisa tetap memanggil nama itu,"Surren ... Surren ...."

Namun disaat yang bersamaan, Hans terjatuh karena ulah Teo. Teo melepaskan pegangannya pada kemeja Hans membuat Hans sulit menjaga keseimbangannya dan terpeleset. Seng yang licin membuat kaki Hans yang menginjak seng dengan memakai sepatunya menjadi sangat licin. Hingga akhirnya Hans terbanting ke atas atap seng dalam posisi tubuhnya yang berdiri tegak tadi, oleh sebab itu suaranya seperti rudal.

"GDUARRRRR!"

"ARHHHHHHH!" suara jeritan Mona dan kedua temannya, saat tubuh besar Hans menghantam atap seng kamar mereka dan menimbulkan suara yang menggelegar.

Karena terpeleset itu, Hans terperosok dan jatuh hingga dahinya tergores ujung atap seng dan tubuhnya terhempas ke tanah.

"Bos!" panggil berbisik Teo dan Riko dari atas.

"Lari!" perintah Hans langsung bangkit, padahal tubuhnya terasa remuk.

Riko dan Teo juga langsung turun dari pohon dan segera kabur dari lokasi mengikuti Hans, hingga mereka masuk ke kebun warga dan sembunyi di sana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Maaf Bos, saya gak sengaja melepaskan Bos, tapi tangan saya licin karena tadi Bos banyak gerak, jadi gak sengaja terlepas." Ucap Teo menyesali perbuatannya dengan jujur.

"Lain kali jangan diulangi! Remuk tahu gak badan saya, jatuh dari ketinggian enam meter. Untung tulang saya tidak patah!" seru Hans kesal.

"Iya Bos," jawab Teo menurut.

"Mereka mengejar ke sini gak?" tanya Hans, matanya masih mengintai ke depan sana dari balik semak-semak.

"Sepertinya tidak Bos," jawab Riko di samping kanan Hans.

Hans bernapas lega dan merebahkan dirinya di atas tanah, matanya menatap langit malam yang dipenuhi bintang yang begitu indah. Hans memang merasakan sakit di tubuhnya, tapi rasa gelisah karena tidak mendengar suara Mona membuatnya frustasi. Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah pribahasa yang cocok untuk Hans malam ini. Mata tak jadi mengintip, telinga tak jadi mendengar, malah tubuh dan kening menjadi korban. Dirinya bahkan tidak tahu, bahwa Mona dan temannya menganggap suara itu berasal dari Monyet. Secara tidak langsung, Monyet yang sebenarnya adalah Hans sendiri.

"Untung saja atap sengnya tidak ambruk!" syukur Hans.

Riko melihat Bosnya yang sedang berbaring dan menimpali,"Lagi beruntung Bos."

Hans membayangkan awan yang berada di langit adalah Mona, entah mengapa di dalam pikiran Hans, awan itu berbentuk wajah Mona. Namun wajah Mona yang sedang cemberut dengan rambut yang di gerai.

"Mona ...," lirih Hans dalam hati.

"Apa kamu marah? Apa saya membuatmu takut?" tanya Hans dalam hati.

Pikiran Hans terus berkecambuk memikirkan Mona. Ada rasa bersalah dan penyesalan di dalam hati Hans. Hans merutuki dirinya sendiri karena sudah membuat Mona ketakutan. Suara jeritan Mona yang sempat terdengar di telinganya juga masih terngiang-ngiang.

"Hans bodoh! Hans bodoh! Bodoh! Bodoh!" Hans terus merutuki dirinya sendiri.

"Kamu membuat Mona takut!" makinya dalam hati.

"Mona takut karena kamu jatuh di atap seng kamar temannya!" marah Hans kepada dirinya sendiri.

"Padahal saya sudah berjanji untuk menjagamu, tapi barusan saya malah membuat kamu takut Panda Imutku ...." Sesal Hans dalam hatinya, pikirannya terus berkata dan memaki diri sendiri.

"Kita ke mobil sekarang, dan bawa saya ke Rumah Sakit!" perintah Hans kepada anak buahnya.

"Baik Bos!" jawab mereka.

Riko dan Teo membantu Hans untuk berdiri dan membopongnya menuju mobil. Untung saja jalan menuju mobil ada jalan lain yang tidak melewati rumah Lisa. Hans dibawa menuju Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Syukurlah setelah pemeriksaan, luka di dahi Hans hanya luka kecil dan tidak harus dijahit. Jadi tidak akan meninggalkan luka bekas jahitan yang menodai wajah tampannya. Hans sangat bersyukur untuk itu, sementara bahu kanannya sedikit bergeser, untungnya Dokter berhasil menanganinya dengan segera, sehingga cideranya tidak terlalu serius.

Malam ini dihabiskan Hans di ruang ICU, ia harus terus dalam pantauan Dokter setelah penanganan yang dilakukan. Sementara Riko dan Tio membagi tugasnya sesuai perintah Hans. Teo memantau rumah Lisa untuk memastikan keadaan dan pergerakan apa saja yang dilakukan Mona. Sementara Riko menemani Hans di Rumah Sakit.

1
NURUL NUHANA
Oh ya, sangat kejam.
Anonymous
Update Penulis tersayang/Sob/
NURUL NUHANA: Sudah Sayang Cinta/Determined//Sneer/
total 1 replies
Anonymous
Yey ... Hans datang/Whimper//Sneer/
NURUL NUHANA: Ih ... kok tahu?/CoolGuy/
total 1 replies
Anonymous
Hans?/Whimper/
NURUL NUHANA: Uh ... sampai terharu/Chuckle/
total 1 replies
Anonymous
Ya Allah Mona/Whimper/
Untung berhasil selamat.
Walau baju sudah compang-camping!
NURUL NUHANA: Iya bajunya koyak, hanya lengan bajunya yang masih tercantol/Cry/
total 1 replies
Anonymous
Kamu kayanya yang sawan Riko!!!
NURUL NUHANA: Hahaha Sabar ya
total 1 replies
Anonymous
Kejam ini si Riko!
Anonymous
Enggak, pasti Mona gak mati Penulis.
Anonymous
Bagus Mona! Lawan terus/Angry/
Tapi masa Mona mati?/Sob/
Anonymous
Ikut tegang, berasa capeknya/Facepalm/
Aini Nur
ditunggu kelanjutannya ...
NURUL NUHANA: Halo Sayang/Heart/
Penulis sudah mengupdate Bab baru ya/Sneer/
Terima kasih sudah membaca cerita Penulis dan tetap setia menunggu.
/Chuckle/
total 1 replies
NURUL NUHANA
TOLONG LIKE DAN KOMEN YA!
Anonymous
Oalah ... Hans ... Hans .../Drowsy/
Makanya jangan banyak tingkah Hans!
Masuk ICU kan jadinya/Drowsy/
NURUL NUHANA: Titisan monyet/Chuckle/
total 1 replies
Anonymous
Hayo ... siapa?
NURUL NUHANA: Gak tau/Proud/
total 1 replies
Anonymous
Ha/Gosh/ Riko?
Riko siapa ini?/Scream/
Anonymous
Sudah Penulis, saya selalu mendukung semua karya Penulis/Kiss/
NURUL NUHANA: Masya Allah. Terima Kasih/Wilt//Pray/
total 1 replies
Anonymous
Minum Antimo Milu/Joyful/
NURUL NUHANA: Sudah minum Antangin dia/Tongue/
total 1 replies
Anonymous
Em ... Riko anti patriarki ini/Whimper/
NURUL NUHANA: Idaman ya/Hey/
total 1 replies
Anonymous
Wah ... Masya Allah ...
Baru saya tinggal tiga jam sudah nambah saja nih popularitas dan likenya. Berkah ya Penulis ceritanya, semoga dapat gaji yang banyak. Aamiin.
Salam Dari Penggemar Setia/Kiss//Plusone//Good//Ok//Pray//Heart//Gift/
NURUL NUHANA: Alhamdulillah.
total 1 replies
Anonymous
Saya sudah mengerti kok sudut pandangnya sebelum Penulis kasih pengumuman hihihi
NURUL NUHANA: Bagus dong.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!