Brian Carlos adalah seorang presiden direktur sekaligus pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di suatu negara. Ia diterpa gosip miring tentang minatnya pada wanita.
Valerie, seorang wanita yang bekerja sebagai instruktur senam dengan keahlian beladiri yang mumpuni serta kehidupan penuh rahasia.
Keduanya terlibat masalah karena sebuah kesalahpahaman, hingga Brian menuntut Valerie atas kasus penganiayaan.
Demi menyelamatkan nama baiknya, Valerie menerima tawaran Brian untuk bekerja sebagai bodyguard. Namun tidak menyangka jika Brian sudah memiliki maksud lain sejak pertama kali mereka bertemu.
Akankah kisah mereka berakhir manis seperti kisah dalam novel pada umumnya?
Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Insiden
Malam ini, seorang wanita sedang duduk melamun di sebuah bar bersama beberapa temannya. Ia datang untuk memenuhi undangan pesta ulang tahun salah seorang kenalan yang kebetulan adalah pemilik bar tersebut.
Namanya Valerie, gadis berusia dua puluh lima tahun itu bekerja sebagai seorang instruktur senam dan yoga. Ia tidak terlalu menyukai bar, namun karena undangan berasal dari salah seorang kenalan yang sudah sering mengikuti kelas senamnya, Valerie merasa tidak enak hati untuk menolak.
"Jangan melamun, V. Kau membuat minuman mahal di tanganmu merasa tersia-siakan," tegur salah seorang teman. Karena sejak duduk, Valerie hanya menggoyangkan gelas berisi minuman beralkohol di tangannya tanpa ingin meneguk setetes pun.
"Aku tidak pernah minum minuman seperti ini. Bisakah aku memesan minuman lain?" tanya Valerie.
"Ah, kau ini. Minum sesekali tidak akan membuatmu sekarat. Aku tahu kau bergaya hidup sehat, tapi kau akan menyesal karena ini adalah wine mahal yang diimpor langsung dari Jerman."
Valerie terdiam, ia memperhatikan sekelilingnya. Sebuah bar tiga lantai yang dibagi menjadi kelas biasa, bisnis dan VIP ini membuat Valerie merasa sesak. Ia tidak terbiasa berada di tempat seperti ini, Valerie lebih menyukai menghabiskan waktu di tempat gym daripada di keramaian tidak bermanfaat.
Berkali-kali Valerie menghela napas panjang, di samping kanan dan kirinya, teman-teman Valerie sudah asik meneguk wine di tangan mereka.
Semakin lama merasa semakin tidak nyaman, wanita itu akhirnya memutuskan untuk berpamitan pada penyelenggara pesta yang mulai mabuk. Ia menyisir keramaian dan berjalan ke pintu keluar.
"Ah, aku suka udara segar," gumamnya pelan. Ia berjalan santai menuju area parkir sambil memainkan ponselnya.
Namun tiba-tiba, seorang laki-laki mabuk memeluk tubuhnya dari belakang.
"Lisa," gumam laki-laki itu dengan suara serak.
Seketika Valerie tersentak kaget, refleks ia memberontak. Ia berbalik cepat dan menendang keras laki-laki itu tepat sasaran, tepat di tempat paling menyakitkan. Tidak hanya itu, Vallerie juga sekuat tenaga membanting tubuh laki-laki itu melewati punggungnya hingga laki-laki itu terbaring tak berdaya di atas tanah.
Laki-laki itu langsung mengerang kesakitan. Aroma alkohol sangat menyengat membuat Valerie tersadar, jika laki-laki itu tidak sengaja memeluknya karena mabuk dan berpikir jika dirinya adalah nama wanita yang disebut oleh laki-laki di hadapannya.
Hanya berselang beberapa detik, laki-laki itu tidak sadarkan diri.
"Bagaimana ini, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?" tanya Valerie panik. Ia melihat sekelilingnya. Tidak terlihat siapapun di sekitarnya.
Suasana sepi di tempat parkir membuat Valerie bersikap agresif, terlebih ia sedang berada di area bar yang pasti dikunjungi oleh banyak laki-laki kurang ajar. Hal itu membuat wanita dua puluh lima tahun itu waspada dan menjaga diri lebih hati-hati.
"Ah, bagaimana ini?"
Valerie menghentakkan kaki di atas tanah dengan kesal. Ia menggaruk kepalanya, lalu berjongkok untuk memastikan keadaan laki-laki yang tengah tidak sadarkan diri.
"Dia tidak mati, kan?" batin Valerie bertanya. Ia meletakkan jari telunjuk di depan hidung laki-laki itu dan masih merasakan hangat napasnya.
"Apa aku menendangnya terlalu keras? Apa aku harus mengecek keadaan anunya?" Valerie melirik bagian resleting celana laki-laki itu sambil meringis bingung.
"Ah, tidak. Dia pasti hanya terlalu mabuk!" serunya untuk menenangkan diri.
Merasa tidak ada yang melihat kejadian ini, Valerie bergegas lari menuju tempat sepeda motornya terparkir. Saat hendak menyalakan mesin, pikiran tidak tega menghantuinya.
"Ah, ini akan menjadi sebuah kejahatan jika aku meninggalkannya begitu saja," gumamnya.
Dengan perasaan tidak karuan, Valerie menelepon taksi dan memanggil security yang berjaga di depan bar untuk membantunya mengangkat tubuh laki-laki yang tengah pingsan.
Valerie mengirim laki-laki itu ke rumah sakit dan menyusulnya.
🖤🖤🖤