NovelToon NovelToon
Give Me A Clue: Why Should I Stay Alive?

Give Me A Clue: Why Should I Stay Alive?

Status: tamat
Genre:Tamat / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Masuk ke dalam novel / Roh Supernatural / Fantasi Wanita / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: And_waeyo

[ARC 1] Demallus-Hellixios-Rivenzha

Seorang perempuan terbangun di dunia lain dengan tubuh orang asing. Tak cukup dengan tak mengingat kehidupannya di masa lalu, sejak ia datang ke dunia itu, situasinya kacau.

Di kehidupan itu, nyawanya juga akan hilang hanya dengan satu kata dari seorang raja atau kaisar.

Namun, ia menemukan berbagai hal luar biasa dalam perjalanan, seperti makhluk sihir, teman seperjalanan yang menarik, dan alasan sekecil apa pun untuk bertahan hidup.

Meski tak terlalu dihargai, ia juga tak begitu peduli. Tapi kegelapan tak diketahui perlahan memanggilnya. Seolah memaksa melukai orang-orang yang mulai ia anggap berharga.

"Jika Anda menimbulkan kekacauan dan pergi ke jalan kegelapan di masa depan. Apa Anda bersedia membunuh diri Anda sendiri?"

Akankah kematian menjadi satu-satunya hal yang menunggunya lagi?

Give Me a Clue: Why Should I Stay Alive?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon And_waeyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16. Panggilan

Kelompok Kaltaz memilih untuk turun dari kuda dan berkumpul membentuk lingkaran. Meskipun Ivana, Torah, Alaster, dan Arasidion tak bertanya banyak hal, keingintahuan mereka tentang identitas Aesel menjadi lebih dan lebih kuat daripada sebelumnya. Memang wajar karena pada dasarnya manusia selalu ingin tahu banyak hal. Tapi tentu saja, mereka tak bisa memaksa. Baik Kaltaz atau pun Aesel sendiri tak berhutang penjelasan apa pun karena sudah ada perjanjian dalam misi pengawalan ini.

Sekarang yang lebih penting, mereka harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di tempat itu. Mengapa mereka dan Aesel memiliki perspektif yang berbeda.

"Saya dengar mata iblis itu istimewa. Monster kebanyakan juga mempunyai sihir gelap, karakteristik sihir yang sama dengan ras iblis. Tapi sayang sekali saya dilarang mempelajari tentang ras iblis. Ini hanya dugaan saya tapi melihat bahwa sebelumnya nona Aesel tampak normal layaknya penyihir umumnya, sepertinya nona Aesel adalah ras campuran iblis dan manusia."

Ivana berusaha mengingat-ngingat apa yang pernah ia baca di salah satu literatur. Namun, catatan atau literatur tentang kekuatan ras iblis banyak yang dihancurkan oleh ras itu sendiri.

Sepertinya ras iblis tak ingin kekuatannya dipelajari.

"Saya pikir Anda tidak mempunyai mata iblis karena mata Anda tampak normal. Mungkin mata Anda berubah karena bersinggungan dengan sesuatu sehingga bereaksi. Keistimewaan mata iblis di antaranya dapat mendeteksi ilusi sihir." Ivana tampak serius. Kantung matanya memang sudah menyiratkan ia terlalu suka mempelajari banyak hal.

"Tapi jika mata itu dapat mendeteksi ilusi sihir. Dia seharusnya tak terjebak di sini." Alaster angkat bicara.

"Mungkin matanya baru bereaksi ketika dia sudah memasuki alam ilusi. Jadi nona Aesel tak menyadarinya. Yang terpenting sekarang kita harus keluar dari alam ilusi ini," ucap Kaltaz.

Bagaimanapun, Kaltaz tak bisa menyangkal lagi tentang ras Aesel, ini terjadi di luar dugaan.

"Caranya?" tanya Torah.

"Memanfaatkan mata iblis. Nona Aesel mengatakan pemandangan yang ia lihat tampak sama sepanjang jalan, tapi kita merasa bahwa tidak ada yang salah dengan tempat ini, kecuali perasaan aneh dan hutan yang terlalu hening. Jika Nona Aesel menemukan sesuatu yang berbeda dari tempat ini, kemungkinan itu adalah jalan keluar kita," jelas Kaltaz.

Ivana tampak berbinar, ia terlihat menyetujui pemikiran Kaltaz.

"Lebih tepat dikatakan sesuatu yang janggal atau mungkin anomali. Jika kita tidak bisa keluar dari sini, monster tipe kabut yang saya yakini bernama ilusi orang mati, akan memakan energi sihir kita perlahan dan ketika kita kehabisan sihir, mereka memperkuat ilusi agar kita menyerang satu sama lain atau mencelakai diri sendiri." Kaltaz lanjut menjelaskan.

"Benar, bisa dicoba seperti itu. Seperti rumor, Anda sangat pintar dan sangat berpengalaman," puji Ivana.

Sebenarnya, Kaltaz memang sudah hidup sedikit lebih lama dari orang lain di grup itu, berhubung ia ras campuran dari suatu ras langka yang memiliki umur panjang.

"Ah ..., sial sekali. Tipe kabut adalah monster yang paling ingin kuhindari. Jarang sekali ada petualang yang keluar dengan selamat. Jika bukan ras iblis yang bisa melihat ilusi seperti itu, siapa yang bisa kaluar?" Alaster mendumel kesal.

Maka dengan begitu, mereka semua kembali melanjutkan perjalanan. Aesel menjadi kunci untuk menemukan jalan ke luar dari sana.

Namun, setelah beberapa saat, Aesel tak kunjung menemukan sesuatu yang berbeda. Semua masih tampak sama.

"Apakah kita benar-benar bisa mempercayainya?" Alaster sama sekali tak berniat menyembunyikan kecurigaan dan malah mengeraskan suaranya.

"Diamlah. Biarkan dia fokus," ucap Torah.

"Ha ... Sudah berap lama ini."

"Nexa ...."

"Nexa ...."

Aesel menatap sekitar, melirik ke beberapa tempat tampak mencari sesuatu.

"Ada apa? Apa Anda menemukan sesuatu?" tanya Kaltaz.

"Apa kalian tidak mendengarnya? Ada yang memanggil saya." Aesel masih mencari-cari sumber suara yang menyebut nama 'Nexa'.

"Selain suara langkah kuda dan omelan Alaster yang tidak berguna aku tidak mendengar apa pun," ucap Torah.

Alaster tertawa kecil. "Kau bocah ingusan, jangan bicara omong kosong."

"Oh ya, kalian mendengarnya kan? Itu suara orang yang suka berbicara omong kosong," ucap Torah tak acuh.

Alaster hanya mendengus saja berusaha menghiraukan ucapan gadis itu.

"Di sana, ke sana!"

Mereka terkejut karena Aesel tiba-tiba berteriak. Gadis itu menunjuk satu arah. Aesel mendengar samar suara yang memanggil dari sana, entah kenapa seolah tak asing tapi ia tak tahu itu siapa. Ia hanya bertaruh itu bisa dijadikan sebagai petunjuk untuk mereka ke luar.

"Itu dia! Ada jembatan! Kita harus melewatinya."

"Apa ini terlihat seperti jembatan bagi kalian?" Alaster mengernyit.

"Ini terlihat seperti jurang, lubang besar tanpa dasar." Ivana agak bergidik.

"Apa sebenarnya kau ingin membunuh kami?" Alaster menuduh.

"Saya tidak berbohong, ada jembatan holo pendek, lalu sebuah tunnel, dan di seberangnya ada sinar putih. Tadi tidak ada hal seperti ini sebelum-sebelumnya."

"Kalau pun ini memang jurang, kita masih bisa selamat dengan sihir. Saya akan mempercayai Nona Aesel."

Kaltaz bergerak lebih dulu, ia menjalankan kuda dan memimpin bersama Aesel di depan. Lalu diikuti Torah, Ivana, Arasidion, dan Alaster.

Setelah itu, ketika mereka membuka mata kembali, suara-suara khas di hutan roh sudah kembali terdengar.

"Ha ..., luar biasa. Sepertinya kita su—"

"Sebelah sana!" Aesel menarik pisau dari sarung pisau di pinggangnya lalu melemparkannya pada sesuatu.

Tampak tak ada apa-apa sampai pisau itu melewati kabut halus hitam tepat di bawah sebuah pohon yang daunnya berwarna putih. Lalu terdengar geraman, kabut hitam itu berubah menjadi monster setengah manusia dan setengah babi.

"Orc?!" Torah tampak senang.

Tak lama, ia bertranformasi lagi, menjadi monster yang menyerupai kayu dengan wajah dan tangan.

Torah merapalkan sebuah sihir, ia mengambil dua sabit dan bergerak turun dari kuda untuk berlari ke arah monster itu. Ia memotong kedua tangan si monster dengan sabit yang menunjukkan sambaran saat mengenai sasarannya.

Monster itu kembali menjadi kabut. Lalu tampak bertransformasi lagi.

"Tidak, kabut itu pasti hanya meniru apa yang telah ia makan sebelumnya."

Lalu, kabut itu berubah lagi, menjadi sosok manusia. Ivana, Torah, dan Alaster tampak tercengang.

"Hah sungguh! Kalau begitu dia pernah memakan manusia," ucap Alaster.

Arasidion kali ini bergerak, melayangkan gada sihir raksasa yang ia ayunkan tanpa ragu ke arah monster yang sudah menyerupai manusia itu. Tapi, lawannya bergerak lebih cepat dan menghindar. Ia juga bisa menggunakan pedang yang dibuatnya dengan sihir.

Lalu, terasa sedikit lebih berangin di sana. Tidak—bukan sedikit tapi memang sangat berangin.

Sebelum yang lain sadar siapa pelakunya, monster itu tertelan dalam pusaran berukuran sedang. Yang awalnya normal, karena sihir pusaran udara itu menarik mangsanya ke segala arah. Sebelum monster itu kembali menjadi kabut, tubuh manusianya sudah terbagi menjadi beberapa bagian hingga menjadi pusaran merah. Lalu, monster kabut itu menghilang.

Kaltaz menghentikan sihirnya.

"Wah ..., saya bahkan tidak sempat melakukan apa-apa," ucap Alaster.

"Seorang master sihir angin dan monster kabut, sebenarnya monster kabut itu sial. Aku jadi kasihan," ucap Torah.

"Kita benar-benar beruntung," ucap Ivana.

Kaltaz sudah mengambil pisau yang dilempar Aesel dengan sihirnya. Menghiraukan itu, Aesel tiba-tiba melompat turun dari kuda.

"Apa yang Anda lakukan?" Kaltaz bertanya.

Tapi Aesel tak menjawab. Ia agak berlari ke suatu arah sampai kemudian nyaris memasuki area 'rawa penelan segalanya' jika Kaltaz tak menarik tubuhnya.

"Apa yang sebenarnya Anda lakukan?!" tanya Kaltaz sedikit membentak.

Yang lain memperhatikan.

Mata Aesel sudah berubah tampak normal lagi entah sejak kapan.

"Saya ..., tadi saya mendengar ada yang memanggil saya," ucap Aesel tampak terkejut.

"Apakah Anda akan langsung menghampiri orang yang memanggil Anda begitu saja?" Alaster menghela napas.

"Bagaimana itu memanggil Anda? Dari tadi saya tak mendengar ada yang memanggil nona Aesel," ucap Torah.

Aesel tidak bisa memberi tahu bahwa "Nexa" lah yang dipanggil. Hanya ia dan Kaltaz yang tahu nama aslinya.

"Maaf," ucap Aesel akhirnya, ia tak tahu sebenarnya kenapa ingin sekali mengikuti suara itu.

"Tolong jangan seperti ini, mari kembali menaiki kuda dan melanjutkan perjalanan," ucap Kaltaz.

Baru berkata demikian, Kaltaz mengayunkan pisau yang ia pegang ke dekat Aesel, tepat ke arah kiri gadis itu sampai Aesel terkejut membeku.

"Jangan bergerak."

Yang lain pun tampak kaget.

"Apa aku masih berada dalam ilusi?" seloroh Alaster.

"Tidak," jawab Torah.

"Tuan Kaltaz?" Ivana dan Arasidion mempertanyakan perbuatan pria itu yang mengarahkan senjata pada orang yang seharusnya mereka lindungi dalam perjalanan ini.

🪄🔮🪄

1
Ind
suka heran sm penulis yema fantasi,.mereka dapat inspirasi dari mana sih,..bisa banget otaknya nyampe ke tahap itu,🥹🥹🥹..
salut sihhhh...🤩
and_waeyo: Aw makasih dah mampir sayang
total 1 replies
Dòng sông/suối đen
Jadi ingin jadi penulis.
and_waeyo: Ayoo gas nulis😖🪄
total 1 replies
AngelaG👁💜
Hati-hati, kalau terlalu sering baca cerita ini bisa jatuh cinta sama karakternya loh 😆
and_waeyo: Terima kasih, saya sumpahin pada jatuh cinta beneran deh🤍😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!