Lana harus rela menjadi istri kedua dari pengusaha kejam dan arogan demi menolong perusahaan keluarganya yang nyaris bangkrut . Sean Jayde Alexander nyatanya menikahinya hanya untuk pelampiasan hasratnya karena istri pertamanya adalah supermodel super sibuk yang bahkan tak pernah punya waktu untuk melayaninya ataupun merawat putra mereka .
Hidup Lana bagai berjalan diatas kerikil kerikil tajam , bahkan berkali kali ia berniat mengakhiri hidupnya . Tapi satu hal yang membuatnya bertahan yaitu seorang anak laki laki lumpuh berusia enam tahun yang sangat menyayanginya .
Akankah Lana akan bisa bertahan pada ikatan yang hanya dipenuhi kebencian ?? Ataukah ia akan menyerah dan akhirnya memilih untuk pergi !?
lni adalah kisah liku liku perjalanan rumah tangga yang mungkin akan membuat sedikit darting , jadi siapkan hati yang lapang untuk membacanya 🤭.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8
" Hai darling ... sudah beberapa hari kita tidak bertemu , apa kau tidak merindukan aku !? " seorang pria langsung memeluk tubuh wanita yang baru saja masuk ke dalam kamar hotelnya . Dengan tidak sabar pria itu melepas coat berwarna merah muda yang di kenakan wanita cantik yang mendesis ketika pria itu menggigit sedikit keras pundaknya . Dress mini lengan pendek motif bunga berpotongan dada rendah membuat wanita itu terlihat sangat seksi .
" Sudah aku katakan Hans , jangan seperti ini !! Kau tahu jika Sean bisa saja mengetahui semua tentang kita , bukannya sudah aku katakan jika jangan terlalu sering bertemu ? Aku masih butuh nama belakangnya untuk mendukung karirku ! " kata Tiffany yang pasrah ketika tubuhnya di bawa menuju arah ranjang . Karena dia pun sebenarnya haus akan sentuhan pria bernama Hans itu .
Sudah sepuluh tahun lamanya mereka menyembunyikan hubungan gelap mereka . Tiffany bahkan sudah menjalin hubungan sebelum dijodohkan dengan Sean Jayde , waktu itu itu dia masih merintis karir dan Hans adalah manajernya . Dan sejak menjadi nyonya besar keluarga Alexander karirnya malah melejit dengan cepat . Tiffany menjadi super model termahal bahkan sampai saat ini .
" Aku tidak sebodoh itu darling , dia tak akan tahu jika kita sering diam diam bertemu . Aku selalu menghapus jejak di daftar tamu , lagipula aku selalu berhasil meretas dan mematikan cctv ditempat kita bertemu . Semua aman ... " lirih Hans dengan tidak sabar meraih kain segitiga berenda berwarna hitam yang di kenakan Tiffany . Di dorongnya pelan tubuh wanitanya agar duduk ditepi ranjang dan diangkatnya dua kaki jenjang itu agar terbuka lebar .
" I miss you ... l really really miss you darling ! You're delicious ... "
Tiffany menjerit pelan ketika merasakan lidah Hans yang mulai bermain pada pusat dirinya . Belaian lembut bahkan sesapan kuat itu membuatnya melayang . Dan inilah yang membuatnya tak bisa melepaskan Hans . Pria itu benar benar tahu cara memanjakan dan mengantarnya ke gerbang langit ketujuh yang membuatnya tak henti hentinya menjerit manja . Persetan dengan cinta , nyatanya pernikahannya hanya menghasilkan aturan aturan yang menghalangi karirnya .
Sean tak pernah memahami keinginannya , dia hanya ingin dunia melihatnya . Tiffany hanya ingin menjadi wanita paling cantik di mata semua orang , hanya itu ! Dia tak bisa jika harus dikurung dirumah dengan hanya berkutat dengan dapur dan mengurus anak . Dia adalah nyonya besar dari keluarga kaya raya dan tak seharusnya ia melakukan hal yang dianggapnya bodoh itu .
" Eeeuuggghhhh .... "
Nafas Tiffany tersengal ketika jari jari Hans berhasil membuatnya tergulung dalam puncak rasa yang menjadi candunya . Wanita itu benar benar menyukai semua hal yang dilakukan Hans untuk membuatnya puas . Dan senyumnya mengembang ketika Hans mulai melucuti semua kain yang menempel ditubuhnya , sepertinya pria itu sudah benar benar siap melakukan permainan inti mereka .
" Wait ... kini giliranku , aku juga sudah sangat merindukannya sayang !! " kata Tiffany dengan pandangan ke arah tubuh bagian bawah Hans yang sudah menjulang tegak . Wanita itu mengikat asal rambutnya dan membelai lembut daging keras itu dengan satu tangannya .
Hans yang masih berdiri di pinggir ranjang tertawa menyeringai dan meraih kepala wanitanya agar lebih mendekat . Malam ini adalah milik mereka ! Seperti biasanya , mereka akan saling memuaskan satu sama lain . Tak peduli jika tak ada ikatan atau cinta di antara mereka karena yang mereka butuhkan hanyalah kepuasan ragawi . Dan mereka berhenti setelah puas meraih kenikmatan .
" Kau selalu menjadi yang terbaik darling ! " geram Hans yang sudah terkapar disamping tubuh polos Tiffany .
" Aku memang akan selalu menjadi yang terbaik , dunia akan selalu berada di tanganku ! Selalu ... "
Setelah bisa mengatur nafas yang sempat tersengal Hans kembali memeluk erat tubuh disampingnya .
" Kenapa kau harus bertahan disisinya jika dia tak lagi perduli padamu ? "
" Dan kemudian apa ? Jangan bilang jika kau akan menikahimu , itu lelucon yang tidak masuk akal Hans ! Hubungan kita hanyalah hubungan yang saling menguntungkan , kau butuh tubuhku dan aku butuh belaianmu . Just it ... tidak lebih "
" Tapi Darrell .... "
" Tutup mulutmu !! Dia anakku dan Sean ! Dia adalah pewaris tunggal keluarga Alexander " kata Tiffany melepaskan rengkuhan Hans dan kemudian beranjak dari ranjang . Di kenakannya kembali pakaian yang tersebar di lantai dan diambilnya coat yang tersampir di samping pintu .
" Kau tahu jika aku tidak pernah suka membahas tentang itu Hans !! Aku pergi ... besok aku mulai tour peragaan busana di Eropa tapi sebelum itu aku akan pulang ke mansion Alexander . Mungkin kita akan lama tidak bertemu dan jangan sekali kali mencoba sengaja menemuiku ditempat umum !! Karena bukan hanya nyawamu yang menjadi taruhannya ... tapi juga nyawaku ! Sean bukanlah pria pemaaf yang baik hati merelakan istrinya pada pria lain " ujar Tiffany yang kemudian keluar dari kamar hotel .
Hans bangkit dan duduk bersandar di kepala ranjang , diraihnya ponsel yang ada di atas nakas . Dilihatnya wallpaper layar ponselnya yang memperlihatkan wajah seorang anak laki laki tampan dengan warna rambut yang sama dengannya .
" He' s my son ... "