Karena takut dikeluarkan dari sekolah dan dicabut beasiswanya, Dara terpaksa menyembunyikan kehamilan dan melahirkan bayinya di sekolah.
Dara tidak sendirian tapi dibantu oleh ayah sang bayi dan anggota geng motornya. Bisakah mereka menyembunyikan dan membesarkan bayi itu sampai mereka semua lulus sekolah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menguatkan Rencana
Adam terus memandangi asinan yang dia beli sambil mengingat wajah Dara, entah kenapa dia jadi memikirkan gadis itu.
Beberapa menit kemudian asistennya datang untuk memberikan laporan yang dia minta, laporan mengenai Dara.
Adam membaca dengan seksama dan menyadari kalau Dara di bawah naungan yayasan yang dia pimpin.
"Ternyata gadis itu anak baru di sekolah yang mendapat beasiswa," gumam Adam. Dia tidak menyangka kalau Galang akan terpesona dengan gadis yang latar belakangnya dari kampung.
Semakin mencurigakan apalagi Galang sangat tahu kalau keluarga Bamantara akan menentang hubungan mereka. Bahkan bisa membahayakan Dara.
Kalau Galang memang peduli pada gadis itu pasti Galang akan melepaskan Dara dari awal.
Dan Adam baru menyadari kalau Dara adalah gadis yang dibully oleh Inge bersama anggota cheerleaders lainnya.
"Kenapa Galang tidak melaporkan pada pihak sekolah?" gumam Adam lagi. Seolah ada sesuatu yang mereka tutupi.
Adam harus mencari tahu apa itu.
...***...
Dara mengusap-usap perutnya karena bayi yang ada di dalam terus saja bergerak. Bayi itu sangat aktif setelah Dara menerima kehadirannya dengan tenang.
Saat liburan semester satu nanti rencananya Dara dan Galang akan memeriksakan lagi kondisi kehamilan dengan dokter Lala.
"Sabar ya Bibu," ucap Dara.
Ketika liburan itu tiba, Dara tidak pulang ke kampungnya melainkan pergi bersama Galang untuk memeriksakan kehamilan.
Mereka berdua tidak menyadari jika Adam mengikuti mereka.
Awalnya Adam mengira kalau pasangan itu akan berkencan tapi dia merasa terkejut mendapati Galang pergi ke tempat praktek dokter Lala.
Bukan hanya Galang yang mengetahui hubungan ayah mereka dengan dokter kandungan itu.
"Apa yang mereka sembunyikan sebenarnya?" Adam jadi gusar. Adiknya pasti berbuat sesuatu yang membuatnya harus berurusan dengan dokter Lala.
"Apa Dara hamil? Itu tidak mungkin, bukan?"
Untuk memperkuat dugaannya itu, Adam terus memantau pergerakan Dara dan Galang.
Bukannya kembali, keduanya justru pergi ke hotel setelah keluar dari praktek dokter Lala.
Adam melihat hotel yang dipesan oleh Galang dengan gelengan kepala. Dari sini dia sudah paham bagaimana hubungan Dara dan Galang.
"Kali ini kau sangat keterlaluan, Gal," ucap Adam menahan emosi.
Di sebuah kamar hotel itu, Galang ingin mencurahkan kerinduannya pada Dara. Dia tahu yang dilakukannya adalah salah tapi dia juga tidak berdaya menahan hasratnya pada gadis desa yang di bawah kungkungannya sekarang.
"Maafkan aku, Dara. Aku akan bertanggung jawab sampai akhir," bisik Galang di telinga gadis itu.
Dara tidak melawan tapi air matanya menetes karena dia sudah jatuh sepenuhnya dipelukan Galang.
Mereka tidak pulang dan menghabiskan waktu di kota itu selama beberapa hari.
"Gal, apa kau tidak ingin pulang?" tanya Dara. Pada saat itu mereka tengah bergandengan tangan dan berjalan berdua menikmati suasana sore hari.
"Aku pulang atau tidak, tidak ada bedanya," jawab Galang.
"Tapi, orang tuamu pasti merasa cemas, setidaknya pulanglah satu kali," Dara memaksa kekasihnya itu.
"Akan aku coba," balas Galang. Dia sebenarnya ingin membawa beberapa barangnya untuk dia letakkan di basecamp.
"Oh iya, proyek kami sudah hampir selesai," lanjutnya mengalihkan pembicaraan.
"Proyek untuk Bibu?" tanya Dara.
"Iya, mungkin akan ekstrim tapi ini akan memudahkan kita untuk menyembunyikan Bibu," ucap Galang berusaha meyakinkan.
Sebenarnya Dara dan Galang masih ragu dengan rencana mereka tapi kalau tidak dicoba pasti tidak akan tahu.