🏆 Novel Spektakuler 🏆
Kisah Soraya sungguh menyedihkan sekali karena dia harus mengalami kematian yang memilukan akibat kesalahan yang dia perbuat.
Tidak mempercayai cinta Samuel, suaminya yang menyebabkan suami yang sangat mencintainya itu mati karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sayangnya, dia turut mati bersama Samuel setelah tragedi ledakan hebat itu terjadi pada mereka berdua.
Soraya terlahir kembali diwaktu sebelum peristiwa naas itu terjadi, dia kembali ke masa dia akan menemui Kevin, teman laki-lakinya yang memanfaatkan dirinya.
Dan dia juga harus berhadapan dengan para gangster lorong kucing yang menyekap Samuel dikelahirannya kembali.
Apakah semua kejadian saling berkaitan yang menyebabkan kematiannya dengan Samuel ?
Bagaimana kisah takdir cinta mereka berdua ?
Dapatkah Soraya menemukan kebenaran ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Aku Ingin Kamu
Seminggu telah berlalu...
Samuel mulai terlihat tanda-tanda kesembuhan pada luka-lukanya.
Hampir dilakukan perawatan rutin setiap hari yang dijalani oleh Samuel selama dia dirumah sakit.
Soraya tak pernah beranjak pergi dari sisi Samuel meski dia tidak menginap tetapi setiap hari, Soraya selalu siaga dirumah sakit selama Samuel dirawat.
Keakraban mulai terjalin diantara Soraya dan Samuel, lewat pertemuan mereka dirumah sakit, membuat hubungan keduanya semakin dekat.
Soraya sangat telaten menemani Samuel setiap suaminya itu melakukan kegiatan yang wajib dijalani untuk kesembuhannya, dengan setia, Soraya selalu ada untuk Samuel.
Samuel yang menunjukkan kesembuhannya, selalu tersenyum cerah sepanjang hari.
Kebahagiaan benar-benar dirasakan oleh Samuel ketika Soraya bersamanya, hampir tak pernah lepas dari perhatian Soraya.
Terkadang Soraya membawakan Samuel kue-kue kesukaannya pada hari sabtu dan minggu sebab Linda tidak sibuk dihari itu sehingga dia dapat membantu Soraya untuk membuat kue-kue itu.
Samuel tersenyum lembut ketika dia melihat Soraya sibuk memotong kue yang dibawanya dari rumah.
"Soraya...", panggilnya pelan.
"Ya, Samuel", sahut Soraya lalu menoleh kearah Samuel yang sedang duduk ditepi tempat tidur seraya memandanginya.
"Sepertinya kamu agak kurusan, benar ?" kata Samuel.
Soraya tersenyum sekilas lalu berjalan menghampiri Samuel sembari berdiri didekatnya.
"Benarkah ? Kalau aku terlihat agak kurusan ? Lalu bagaimana menurutmu ?" tanya Soraya sambil menyuapi Samuel.
"Tidak masalah bagiku karena kau terlihat semakin segar dari sebelumnya", sahut Samuel.
Samuel menarik pelan pinggang Soraya agar istrinya itu mendekat kepadanya lalu menciumnya sekilas.
"Oh, iya ?" ucap Soraya antusias.
"Benar, wajahmu semakin cantik", kata Samuel.
"Apa aku tampak menarik ?" tanya Soraya.
"Dulu maupun sekarang, bagiku sama, kau tetap terlihat cantik dimataku, Soraya", sahut Samuel.
"Meski aku jelek sebelumnya, kau ingin mengatakan hal itu sebenarnya", kata Soraya dengan wajah murung.
"Tidak...", sahut Samuel.
Samuel menarik lembut ujung dagu Soraya lalu dipandanginya wajah Soraya yang terlihat segar dengan riasan diwajahnya.
"Kau sangat cantik sekali, tidak ada yang menandingi kecantikanmu, sekalipun bidadari langit turun dari langit menggodaku, tetap kau yang terindah dimataku ini, Soraya", ucap Samuel.
Samuel tersenyum lembut lalu ditatapnya wajah cantik Soraya yang merona merah.
"Dan aku mencintaimu, lebih dari apapun didunia ini", ucapnya sembari mencium mesra bibir Soraya.
"Umm..., kau sungguh romantis, Samuel...", sahut Soraya saat Samuel menciumnya.
"Apa kau mengatakan bahwa aku tidak pernah romantis padamu ?" tanya Samuel lalu menghentikan ciumannya dibibir Soraya.
Kedua alisnya terangkat naik saat memandangi wajah cantik Soraya.
"Umm..., entahlah..., sebab kita tidak pernah melakukannya...", sahut Soraya seraya menunduk.
"Melakukannya ???" ucap Samuel terkejut.
"Ummm... ?! Bagaimana ya... ?!" sahut Soraya dengan malu-malu.
Samuel langsung mengerti dan segera tanggap dengan maksud ucapan Soraya.
Tiba-tiba Samuel tertawa pelan ketika menyadari permintaan istrinya itu lalu mendekapnya erat.
"Kita akan melakukan hal-hal romantis tapi setelah aku sembuh dan keluar dari rumah sakit, tidak mungkin kita melakukannya disini, sayangku", ucap Samuel.
Soraya tampak kesal dengan jawaban Samuel yang terdengar bercanda sehingga dia menjauh dari Samuel seraya berjalan ke arah meja.
Namun, Samuel tidak membiarkan Soraya pergi darinya lalu menarik cepat tangan Soraya agar mendekat kembali padanya.
"Soraya...", panggil Samuel.
Samuel langsung membungkam bibir Soraya dengan ciuman-ciuman mesra, tak sekalipun membiarkan Soraya bernafas sedikitpun.
Ciuman Samuel semakin dalam, liar dan penuh gairah cinta.
Soraya tergagap-gagap ketika menerima serangan tersebut sehingga dia terpaksa harus mendorong pelan dada Samuel supaya dia dapat sedikit bernafas lega.
Tetapi Samuel kembali menariknya kearah dirinya lalu menyerang bibir Soraya dengan ciuman membara.
Keduanya saling berciuman mesra bahkan Soraya mulai menanggapi setiap ciuman Samuel yang datang secara brutal kepadanya.
Tiba-tiba Samuel menghentikan ciumannya sedangkan Soraya tertegun diam, kepalanya pusing ketika Samuel menjauhkan dirinya dari Soraya.
"Kita tidak bisa melakukannya disini, dan aku masih belum sepenuhnya pulih, tapi aku sangat ingin melakukan hal romantis itu denganmu", ucap Samuel.
Samuel menatap tajam ke arah Soraya yang terengah-engah diam dipelukannya lalu melanjutkan ucapannya.
"Dan butuh tenaga besar untuk melakukan hal romantis itu, bisakah kamu menunggu waktu itu", kata Samuel.
"Umm... ?!" gumam Soraya bingung.
Soraya tidak bereaksi sama sekali karena hal yang dia rasakan saat ini adalah kepalanya mendadak pening ketika ciuman Samuel berhenti.
Tanpa banyak bicara lagi, Soraya langsung menarik kembali wajah Samuel lalu mereka kembali berciuman mesra.
Suasana romantis mulai terbangun didalam kamar rumah sakit ketika mereka berdua bersama.
Ciuman mesra penuh cinta semakin mengeratkan hubungan kedua insan berlainan jenis itu ketika mereka berdua-duaan, dikamar rumah sakit yang mendekatkan mereka.
Soraya menarik Samuel sehingga ciuman mereka semakin dalam, tak membiarkan suaminya melepaskan dirinya, bergelayut erat dileher Samuel sehingga membuat suaminya itu leluasa menyentuh dirinya disetiap inci tubuhnya.
"Aku menginginkanmu", ucap Samuel sembari berbisik lembut ditelinga Soraya.
"Ummm...", sahut Soraya hanya dengan bergumam tanpa bersuara.
"Soraya...", bisik Samuel.
Samuel menyentuh kedalam pakaian Soraya dengan menyibakkan jaket training yang dikenakan istrinya itu.
Sepasang kaos ketat melekat erat ditubuh Soraya sehingga memperlihatkan lekuk tubuh indah milik istrinya itu, ditambah keringat yang mengalir lembut membasahi tubuh Soraya semakin membuat tubuh perempuan itu membayang dibalik kaos berwarna abu-abu yang dia kenakan sekarang ini.
Sret... Sret... Sret..., Samuel membuang kasar training luar yang dipakai oleh Soraya lalu menarik paksa kaos abu-abu itu dari tubuh istrinya, sehingga membuat dua bukit indah milik Soraya menyembul keluar tepat dihadapan kedua mata Samuel.
Samuel menatapnya sejenak kearah dua bukit indah itu, tersenyum ambigu dan memandanginya lama-lama, seakan-akan ingin bermain-main terlebih dahulu sebelum menyantapnya.
Wajah Soraya semakin merah padam saat Samuel memperhatikan dirinya, ingin rasanya lari dari tatapan suaminya, akan tetapi dorongan gairah menggebu-gebu yang dirasakannya telah membutakan pikiran Soraya.
Soraya lalu menarik cepat Samuel agar mendekat kearah dua bukit indahnya, membiarkan suaminya itu menikmati hidangan segar dari dirinya.
Seakan-akan ingin menyuntikkan semangat untuk Samuel supaya lebih bersemangat sembuh.
Gerakan bibir Samuel ditubuhnya semakin menggairahkan, membuat isi kepala Soraya tiba-tiba menjadi kosong, tubuhnya bergetar pelan saat Samuel melahap rakus dua bukit indahnya yang membusung itu.
Tak terasa Soraya mengejang kuat sembari menjerit kecil saat Samuel melahap dua bukit miliknya dengan sangat kasar.
Samuel mengangkat cepat tubuh Soraya lalu merebahkannya diatas tempat tidur, ingin melakukan hal romantis yang diminta oleh istrinya itu.
Suasana kamar rumah sakit yang sunyi, menambah peluang bagi Soraya dan Samuel untuk melampiaskan keinginan mereka berdua.
Samuel bersikap lebih berani lagi terhadap Soraya bahkan tindakannya melepas seluruh pakaian training olahraga milik Soraya tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi nanti, termasuk melewati batasan kesabarannya yang tak bisa ditahan oleh Samuel sebagai seorang laki-laki normal yang menginginkan seorang wanita.
Sorot mata teduh Samuel terlihat berbinar-binar senang saat menatap tubuh indah milik Soraya yang polos tanpa sehelai kain menutupinya.
"Soraya...", bisiknya yang mencoba bersuara meski sangat sulit dia lakukan saat ini jika harus memandangi tubuh molek milik Soraya yang menggoda.
Soraya hanya terdiam dengan berbaring diatas ranjang tidur rumah sakit tanpa bergerak, membiarkan tubuh indahnya itu dipandangi oleh Samuel dengan leluasa.