PROLOG
Dimalam yang sunyi aku menangis seorang diri, meratapi hidup kenapa harus seperti ini. Bukannya Aku tidak bersyukur ya Allah tapi kenapa ujianmu kali ini begitu berat.
Jika memang ujianmu kali ini untuk mengangkat derajatku dimata-Mu ataupun dimata manusia lainnya aku ikhlas. Walau sakit ini seperti sembilu.
Hai, Namaku Sarena Anastasya. Aku adalah istri dari seorang pengusaha kaya yang bernama Willy Atmadja anak dari papa Atmadja mertuaku. Awalnya hidup kami begitu bahagia, kami menjalani hidup seperti pasangan lainnya. Tapi, semenjak kedatangan seorang wanita bernama Eksa semuanya perlahan berubah.
Yah, dia adalah mantan kekasih suamiku dulu. Dia kembali karena ingin merebut suamiku, Lucu sekali memang dia yang meninggalkan suamiku dengan alasan yang tidak masuk akal.
Bagaimana tidak dia meninggalkan suamiku dulu dengan alasan tidak bahagia dan ingin mencari kebahagiaan lain. Sekarang, waktu suamiku sudah bahagia denganku dia datang ingin merebut semua bahagiaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
" Kamu tau jika mendapatkanku tidak semudah itu. Lalu kenapa kamu mulai mengikis kepercayaanku Mas? Bukankah selama ini aku sudah berusaha menjadi istri yang baik untukmu? Apa pengabdianku sebagai seorang istri masih kurang dimatamu? Sebenarnya dimana letak kurangku Mas? Aku menemanimu dari nol sampai kamu menjadi seorang direktur seperti sekarang. Meskipun kamu anak Papah Atmadja tapi beliau tidak pernah memanjakanmu dan memberi kemudahan padamu. Aku yang membersamaimu, aku tidak pernah mengeluh tentang ekonomimu dulu. Pernahkah aku mempermasalahkan uang belanja atau sebagainya? Tidak pernah Mas ! Dan sekarang saat kau berada di titik ini ada perempuan yang hadir di hidupmu, Lalu kamu dengan senang hati membuka pintu hatimu untuk dia masuki? Jangan bodoh Mas, mana mungkin dulu dia pergi tidak ada kabar dan tiba-tiba muncul saat dia tau kau sedang jaya. Dia mulai mendekat dan menawarkan pertemanan kemudian menceritakan segala cerita hidupnya untuk kau kasihani. Apa begitu cara wanita terhormat? Harus bagaimana aku menjelaskan padamu jika dia bukan wanita baik? " Ucapku panjang lebar
" Iya, Maafkan aku sayang. Mungkin memang aku yang terlalu percaya padanya. sampai-sampai tidak memikirkan perasaanmu " Ucapnya sambil memegang tanganku
" Sudahlah Mas, Aku memberimu kesempatan kali ini. Tapi, jika kamu mengulangi kesalahanmu lagi. Aku mundur Mas, Aku yang akan pergi bersama anak-anak. " Ucapku sambil melepas pegangan tangannya. Biarlah aku memberinya kesempatan terakhir. Aku ingin melihat apakah dia benar memilihku dan anak-anak atau memilih si ulat bulu itu.
" Jangan begitu sayang, Mas janji tidak akan mengulanginya lagi. " Ucap Mas Willy
" Aku tidak perlu janjimu Mas aku hanya butuh bukti darimu. Ya sudah ayok kita tidur. Besok kamu harus bekerja Mas. Jangan bergadang, tidak baik untuk kesehatan. " Ucapku kembali merebahkan tubuhku . Dia hanya mengangguk dan mencium keningku. Aku diam saja dan tidak ada rasa bahagia atau semacamnya. Hambar rasanya tidak seperti dulu lagi. Entahlah.
Aku bangun saat mendengar adzan subuh berkumandang. Kemudian beranjak untuk mandi dan berwudhu, Setelahnya aku mencoba membangunkan Mas Willy.
" Mas, Sudah subuh. Ayok sholat dulu " Ucapku sambil mengelus pundaknya.
" Eeemh sebentar sayang " Ucap Mas Willy dengan suara serak khas bangun tidur
" Cepat Mas, Nanti ketinggalan subuh " Ucapku lagi
" Iya iya, " Ucapnya sambil beranjak dari tempat tidur dan berlalu menuju kamar mandi.
Selesai Mengerjakan sholat aku segera menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilku. Disana sudah ada bibik yang sedang berkutat dengan sayuran dan memotongnya. Karena kemarin aku bilang akan membuat capcay dan ayam goreng untuk sarapan.
" Sudah semua ya Bik sayurannya? " Ucapku padanya
" E-eh Ibuk bikin kaget saja " Ucapnya sambil mengelus dada
Aku hanya terkekeh melihatnya.
" Sudah semua Buk. Bumbunya juga sudah saya potong-potong " Ucap Bibik
" Oh begitu, Ya sudah sini biar saya saja yang masak. Bibik tolong masak nasinya ya " Ucapku padanya
" Baik Buk " Ucapnya sambil mengambil beras dan mencucinya
Aku segera memasak, Dan menggoreng ayam. Setelah semuanya selesai aku menyuruh Bibik untuk menyiapkannya di meja makan.
Naik ke lantai atas dan membangunkan kedua anakku. Saat aku memasuki kamar Raylin ternyata dia sudah bangun dan berada di kamar mandi. Aku berganti menuju kamar Kayla. Ternyata dia masih begelung dengan selimut.
" Bangun sayang. Ini sudah pagi " Ucapku sambil mengusap pipi Kayla
entar di Syang Indra lho