My Presma Is My Husband
Tak tak tak....
Suara langkah berlari seseorang menggema di lorong sebuah rumah sakit, seorang gadis berlari sekencang mungkin, seakan kakinya tak lagi menapak bumi.
Azkiara Almashira....gadis cantik itu baru saja menerima telepon dari seseorang yang mengatakan,pria yang begitu ia cintai tengah berada di rumah sakit.
Bruk..." Maaf.. maafkan saya,saya sedang terburu-buru" pintanya lembut dengan suara terengah,ia bahkan menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya, wajahnya menunduk hormat,tak berani menatap pada seseorang yang baru saja ia tabrak.
" Tidak apa-apa,lain waktu berhati-hati lah" jawab seorang pria dengan suara tegas dan terdengar sangat berwibawa.
" Terimakasih Tuan" gadis yang akrab disapa Kiara itu menatap sekilas wajah seseorang yang begitu baik, bersedia memaafkan nya.
Kiara menatap sesaat pria yang berdiri di depan nya, yang ternyata seorang dokter, terlihat dari jas putih yang masih melekat di tubuh pria tinggi tersebut.
Deg...
Entah jantung siapa yang berdetak tak normal,namun keduanya menunjukkan ekspresi wajah tenang.
" Kamu terlihat sangat terburu-buru, apakah terjadi sesuatu? Mungkin saya bisa membantu" tanya pria ber jas putih itu.
" Anda dokter di rumah sakit ini tuan? Bisa tolong tunjukkan dimana ruangan ICU?" tanya Kiara dengan sangat sopan.
" Oh ruangan ICU...kamu bisa jalan lurus sekitar seratus meter dari sini,saat menemui persimpangan kamu belok kiri dan di sana tertulis ruangan yang kamu cari" jawab dokter tersebut ramah.
" Terimakasih dok..permisi" ucap Kiara sopan,ia kembali melanjutkan langkahnya sesuai arahan pria yang tak sengaja ia tabrak.
" Perfect" gumam pria yang masih berdiri menatap kepergian Kiara,pria bergelar dokter itu menggeleng menyadari kekonyolan nya yang begitu mudah memuji seseorang yang bahkan baru pertama kalinya ia temui,hanya karena wajahnya yang cantik.
Dari jarak sekitar seratus meter,Kiara bisa melihat beberapa orang berkumpul di depan ruangan yang bertuliskan ICU,Kiara tak mengenal mereka,Bahkan ia belum mengenal siapapun di kota tersebut,selain pria yang kabarnya kini tengah terbaring di ruangan ICU tersebut.
Suara langkah berlari nya mengalihkan perhatian beberapa orang yang berada di depan ruangan tersebut,sekitar lima orang,terlihat ada tiga laki-laki dan dua perempuan.
HOS HOS HOS...
Kiara mengatur nafasnya sesaat,sebelum mendekat dan bertanya pada mereka yang kini tengah menatapnya,hanya satu orang yang terlihat tak menatapnya,sibuk dengan ponsel yang menempel di telinga nya.
" Ma-maaf apakah benar yang berada di dalam ruangan ini pria yang bernama Erlangga?" tanya Kiara sopan.
" Ya... apakah kamu yang tadi menjawab telfon dari no Angga?" tanya salah satu pria yang terlihat begitu tampan dengan kemeja soft blue, menggunakan ransel di punggung nya, penampilannya layaknya seorang mahasiswa,namun juga bak seorang pekerja kantoran,tapi wajahnya terlihat masih sangat muda.
Kiara mengangguk sopan" I-ya kak,saya yang bernama Kiara, boleh kah saya menemui kak Angga?" tanya nya dengan sangat sopan,wajah cantik nya terlihat begitu lembut, dengan tatapan sendu.
" Tunggulah sebentar lagi, dokter sedang melakukan pemeriksaan.. perkenalkan saya Andre" jawab pria yang mengaku bernama Andre,seraya mengulurkan tangannya.
Kiara mengangguk sopan,ia mengatupkan kedua tangannya di depan dada, tandanya ia tak ingin membalas uluran tangan pria muda tersebut " Saya Azkiara,Kakak bisa panggil Kiara, terimakasih telah menghubungi saya" jawab Kiara.
Aldo yang berada di samping Andre mengulum senyum nya saat melihat gadis yang bernama Kiara tersebut tak menerima uluran tangan nya, sedangkan dua wanita yang sejak tadi memperhatikan Kiara terlihat begitu cuek.
Andre tersenyum canggung saat uluran tangannya tak bersambut" oh ya kenalkan ini temen-temen gue, yang ini,Aldo,ini Putri,Ini Moli,dan yang itu Al..( Aldizar Reyndra Alexander), mereka semua juga temen-temen Angga"ucap Andre tersenyum tipis.
Kiara mengangguk sopan pada pria yang di sebut bernama Aldo, sedangkan pada dua wanita yang di sebut bernama Putri dan Moli itu ia mengulurkan tangannya, menyalami takzim punggung tangan mereka, dengan kebiasaannya yang memiliki sikap yang sangat santun, terlebih ia tau mereka lebih tua darinya.
" Kiara kak" ucap Kiara sopan,ia berusaha sedikit menampilkan senyum nya, walaupun hatinya sedang dalam keadaan khawatir,tapi Kiara tetap berusaha tersenyum pada mereka, yang ia tau adalah orang-orang yang menolong pria tercintanya itu,dan ia juga tau mereka adalah teman-teman Angga yang sering pria itu ceritakan padanya saat mereka mengobrol di telepon,atau saat Angga mengunjunginya di Asrama di kota kelahiran mereka.
Seorang perawat keluar " Apakah disini ada yang bernama Aldizar?" tanya perawat tersebut pada mereka yang berada di luar ruangan tersebut.
" Ada sus, sebentar" jawab Aldo cepat" Al..di cariin nih" panggil Aldo pada pria yang bernama Aldizar tersebut, membuat pria yang di panggil namanya membalikkan badannya menghadap sang sahabat.
" Kenapa? Gimana keadaan Angga?" tanya nya tegas, pertanyaan nya terdengar khawatir,tapi wajah dan suaranya terdengar begitu tenang.
" Ini sus orang nya" ucap Aldo pada wanita yang berprofesi sebagai suster tersebut.
" Bisa tolong ikut saya mas?" tanya suster tersebut sopan,ia menatap kagum pada wajah tampan pria yang kini berdiri di hadapannya, seorang pria berwajah blasteran dengan bola matanya kebiruan, hidungnya mancung bak seluncuran, rahangnya tegas, tatapan matanya tajam dan dingin,mampu mengintimidasi lawan, alisnya tebal bersambung, dengan bibir berisi dan terlihat merah alami, sepertinya bibir itu tidak pernah tersentuh nikotin, tubuhnya tegap dengan dada bidang dan tinggi yang ideal, entah bagaimana caranya kedua orang tuanya bisa memiliki anak mendekati sempurna sepertinya.
Tanpa menjawab apapun, Aldizar memasuki ruangan steril tersebut,namun sebelum benar-benar masuk,ia berbalik sesaat menghadap pada Aldo" apakah wanita yang di minta telfon oleh Angga tadi sudah datang?" tanya nya pada Aldo.
Aldo mengangguk" sudah itu " jawab Aldo seraya menunjuk ke dinding kaca yang besar, membuat Al mengikuti arah pandangan sang sahabat yang tepat berada di samping nya.
Deg...
' wanita itu? sangat mirip dengan wanita yang wajahnya ada di layar depan ponsel Angga, ternyata ini wanita yang katanya sangat dicintainya itu ' batin Aldizar setelah melihat wanita asing tersebut.
Aldizar kembali melanjutkan langkahnya memasuki ruangan sang sahabat sekaligus rekan bisnis nya, setelah memakai jubah khusus untuk pengunjung ruangan steril tersebut Aldizar menghampiri sahabat nya Angga.
" Gimana bro? " sapanya pada Angga, berusaha biasa saja, menutupi kekhawatiran nya,demi membuat sang sahabat merasa nyaman, Aldizar menatap tubuh kekar Angga yang terlihat begitu penuh terpasang berbagai alat medis.
Angga berusaha tersenyum" apakah Kiara udah datang?" tanya nya dengan suara lirih, napasnya masih terlihat tersengal, ini adalah hari ke dua ia dirawat.
Al mengangguk " sudah,apa perlu gue panggil?" tanya Al setelah menjawab pertanyaan Angga.
" Al.. boleh gue minta tolong sama Lo?" tanya Angga ragu-ragu.
Al mengernyitkan keningnya heran, bukankah ia selalu mengingatkan pada ketiga sahabatnya agar Jagan pernah sungkan untuk meminta bantuan pada nya, tapi walaupun demikian Al tetap mengangguk.
" Katakan, apa yang Lo butuhkan?" tanya Al yakin.
"Gu- gue titip Kiara,To- tolong jaga Kiara buat gue, tolong Lo nikahi dia, please..." pinta Angga sungguh-sungguh.
Hal tersebut membuat Aldizar terkejut,ia sampai menganga dengan mata melotot sempurna mendengar permintaan Angga" Lo ngomong apa Ga? Gue ga mungkin nikahi wanita yang ga gue kenal, apalagi itu wanita yang Lo cintai,gue janji akan jagain dia sampai Lo sembuh" jawab Aldizar cepat.
Angga berusaha tersenyum mendengar jawaban sahabat nya,ia menggeleng kecil" Dia memang wanita yang paling gue sayangi dan cintai bahkan sejak dia kecil, terlebih sejak kedua orang tua kami pergi untuk selamanya,dia adik kandung gue satu-satunya, impian terbesar gue bisa lihat dia menikah dan gue yang menjadi walinya, tapi ternyata gue ga diberi kesempatan lebih lama lagi,jadi gue mohon, tolong nikahi adik gue Kiara,cuma nikah siri Al,Lo bisa lepasin dia suatu saat kalau Lo akan nikahi Mella,dan tolong Carikan Kiara pria yang bertanggung jawab,gue percaya Lo bisa" pinta Angga panjang lebar.
Aldizar menggeleng, berusaha menolak permintaan konyol sahabat nya itu" tapi pernikahan bukan sesuatu yang bisa di permainkan Ga,dan Lo tau gue ada Melly,tahun depan kami akan bertunangan,dan Lo juga tau saat ini Melly sedang di rawat di rumah sakit Ga" ucap Aldizar berusaha membuat Angga membatalkan permintaan nya.
" Gue janji akan jaga adek Lo itu,gue akan kenalkan dia ke keluarga gue, orang tua gue pasti suka dan Nerima adek Lo di keluarga kami" tambah Al berusaha meyakinkan Angga.
Angga berusaha tersenyum tipis seraya menggeleng" Kiara biasa tinggal di pesantren,dia ga akan bisa menerima perhatian dari laki-laki yang bukan mahram nya,dan dia pasti akan menolak untuk tinggal bersama orang asing" ucap Angga menjelaskan karakter sang adik.
" Cuma dengan cara ini gue bisa pergi dengan tenang Al,gue yakin Kiara ga akan merepotkan Lo,dia cuma memiliki fisik yang sedikit lemah,maka itu gue minta tolong Lo jagain dia,kalau kalian ga ada ikatan yang halal,Lo ga akan bisa jagain dia Al, please..cuma sampai dia mendapatkan seseorang yang bisa menggantikan gue,dan Lo bisa lepasin dia,atau sampai kuliahnya selesai" pinta Angga memohon,pria yang biasanya selalu tampil gagah dan berwibawa itu bahkan kini mengeluarkan air matanya di depan Aldizar.
Melihat kesungguhan dan permohonan Angga,Al merasa sangat tidak tega, akhirnya ia mengangguk, mengabulkan permintaan Angga,saat itu juga ia menghubungi orang kepercayaan nya untuk membawa seseorang yang bisa menikahkan dirinya dengan adik dari sang sahabat.
Al meminta pada salah satu perawat untuk memanggil gadis yang bernama Kiara, yang ia tau adalah adik dari Angga, wanita yang awalnya ia kira adalah kekasih dari sahabatnya tersebut,wanita yang ia tau begitu spesial di hati Angga,Al bahkan sering mendengar Angga beberapa kali memuji wanita yang bernama Kiara tersebut,sejak perkenalan mereka tiga tahun lalu.
Aldizar pof...
" Lo mau kemana Ga?" tanya Al pada Angga,saat melihat sahabat sekaligus rekan bisnis nya itu memesan sebuah tiket.
" Minggu depan gue mau mengunjungi Kiara,udah hampir satu semester gue ga mengunjungi nya" jawab Angga, matanya menatap intens layar ponsel nya, dengan wajah tersenyum.
Aldizar atau yang lainnya memang belum pernah melihat seperti apa wajah wanita yang selalu Angga pandangi di layar ponselnya,mereka memang bersahabat,tapi mereka berusaha tidak akan pernah mengurusi masalah pribadi masing-masing, dan handphone adalah salah satu benda pribadi dan juga privasi.
lamunan Aldizar buyar saat terdengar suara pintu kaca ruangan ICU tersebut di buka, menampilkan seseorang yang masuk dengan pakaian steril" Abang..." panggil Kiara lirih saat melihat sang Abang yang terbaring tak berdaya dengan tubuh di penuhi alat medis.
Angga tersenyum " Sayang... bagaimana perjalanan mu Hem? Adik Abang makin cantik,maaf Abang ga bisa jemput adik di bandara seperti janji Abang kemarin" ucap Angga dengan suara lirih.
Kiara menggeleng,ia masih berusaha tersenyum, walaupun dengan wajah yang di banjiri air mata,pipi putih chubby nya di penuhi air mata,mata lentik nya beberapa kali mengerjab berusaha menghentikan air matanya,jemari lentiknya begitu lembut mengusap lengan dan wajah Angga,seakan ia begitu takut menyakiti Abang nya yang terlihat sedang tak berdaya tersebut.
" Ara baik-baik aja bang,Abang juga akan baik-baik aja kan? Ara janji akan belajar lebih giat lagi supaya bisa cepat menyelesaikan kuliah Ara,keluar dari asrama,dan kita bisa tinggal bersama lagi" ucap Kiara sendu.
" Ara kangen banget sama Abang " ucap nya,seraya mengecup kening dan pipi Angga,gadis cantik itu terlihat begitu lembut dan anggun, tutur katanya dan gerakannya terlihat begitu lemah lembut,sopan dan penyayang.
Aldizar memperhatikan interaksi keduanya yang terlihat seperti sepasang kekasih, terlihat begitu romantis, entah mengapa ia merasa seperti tidak terlalu suka saat melihat Kiara mengecup kening,pipi dan puncak kepala Angga, apakah seperti itu hubungan kakak beradik,tanya nya dalam hati,sebab ia tak pernah melihat Melly kekasihnya bertingkah se manja itu pada kakak laki-laki nya.
"Sayang...ada yang ingin Abang katakan,dan tolong jangan membantah, Abang percaya kamu adalah adik terbaik Abang" ucap Angga dengan suara lirih, wajahnya terlihat semakin pucat.
Kiara mengangguk cepat, seumur hidupnya ia memang belum pernah membantah semua ucapan dan aturan Abang nya,terlebih setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia lima tahun lalu,bagi Kiara Angga adalah segalanya, karena Angga juga mampu menjadi ibu sekaligus ayah untuk nya, walaupun mereka tinggal terpisah tapi Angga selalu menunjukkan kasih sayangnya pada nya.
" Menikahlah " ucap Angga tegas.
Jedar...
Bak di sambar petir Kiara saat mendengar permintaan Angga, yang lebih terkesan seperti perintah itu.
" Ta-tapi Bang... dengan siapa Ara harus menikah? Dan usia Ara juga baru 17 tahun bang,Ara juga belum siap untuk menikah " ucap Kiara sendu.
" Dengan dia, Aldizar... sahabat Abang " ucap Angga tegas, matanya menatap wajah Al dengan raut memohon, sedangkan yang di tatap berwajah datar tanpa ekspresi.
Kiara mengikuti arah pandangan sang Abang,dan ia baru menyadari bahwa di belakangnya ada seorang pria, yang tadi sempat di kenalkan oleh Andre,tapi Kiara tak melihat wajahnya karena memang Al sedang membelakangi mereka semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Ida
Kiara msh 17thn tohhh,kok bilang mslh kuliahh.
2024-10-19
0
Mukmini Salasiyanti
hadehhh
ampyuun dech ...
jgn dech, ngga...
msh byk. ustadz ato laki2 lain trutama di ponpes yg bisa jd suami kiara....
aqu agk. gmn gitu kl dgr nikah sirri ni..
huhhhhhh
2024-08-06
0
Mukmini Salasiyanti
selagi menunggu De-Cha..
melipir kesini dulu laahh... ☺
2024-08-03
0