KESEMPATAN KE2 TELAH TIBA!!
Roselyn, 26tahun. Dia hanyalah anak panti yang merangkak sukses selangkah demi selangkah, harus mati menyedihkan karena ulah suami dan sahabat baiknya..
Kekayaan dan kerja kerasnya selama ini direnggut, bahkan ia tak diberi kesempatan untuk memiliki keturunan..
Saat ia terbangun, ia kembali saat usianya 21 tahun, dimana semua bencana masih belum terjadi..
Kali ini ia bertekad! Bukan hanya memmbalas dendam kepada sahabat dan suaminya, Ia juga akan menyelamatkan orang - orang tercinta bahkan ia akan mencari kekuarga kandungnya!!
~ Kheh.. Mario, Jessica. AKU KEMBALI!! TUNGGU SAJA.. !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
“Oh~ apakah kamu butuh bantuanku?” tanya Jessica dengan basa – basi. Karena jika itu di masa lalu, Rose akan segera menolak.
Tapi apakah Rose akan membiarkan kesempatan untuk berbalik menggunakan uang Jessica terbang begitu saja? Oh, tidak mungkin, Fergusso!
“Waah, benarkah? Bolehkah aku meminjam uangmu terlebih dahulu? Tidak banyak, hanya $10 juta saja,” ucap Rose dengan mata polos dan tidak berdosa. Seolah – olah uang dengan jumlah tersebut bukanlah apa – apa baginya.
Terang saja, ia juga sudah memberikan uang yang lebih dari $10 juta selama bertahun – tahun kepada Jessica. Hitung – hitung sekarang ia tengah memanen kembali uangnya sendiri, bukan?
Sementara Jessica hanya melotot dengan tubuh yang gemetar seluruhnya. Hey bung, ia hanya menawarkan secara basa – basi saja dan sama sekali tidak memiliki keinginan untuk mengeluarkan uang sepeserpun untuk Rose ini!
“Jessie, aku ingin segera memperbaiki kondisi perusahaan. Setengah tahun.. oh tidak, hanya sekitar 3 bulan lagi aku pasti akan segera mengganti kembali uang ini,” seolah – olah tidak menyadari dengan ekspresi tidak terimanya Jessica, Rose malah kembali melanjutkan permintaan peminjamannya ini.
Jessica menghela nafasnya dengan kasar, ia sama sekali tidak diberikan kesempatan untuk menolak dan keadaan mengharuskan dia agar membantu Rose. Senyuman yang ditampilkan kini sangat masam melebihi asam jawa!
“Be.. benarkah 3 bulan lagi kamu akan mengembalikannya kepadaku lagi?” tanya Jessica jelas dengan keraguan penuh. Ini adalah uang pribadinya hasil dari gaji yang diberikan oleh Rose selama 2 tahun ia mengikuti Rose kerja di perusahaan barunya.
Juga ada bagian dari hasil menjajakan tubuhnya hampir setiap hari. Haaaaah, ia sungguh tidak rela.
“Hmmm, aku nggak akan bohongin kamu ... tentu saja aku akan berbohong!” lanjut Rse dalam hati.
“Jessie, apakah kamu tidak percaya padaku? Padahal selama ini aku juga membagi uang dengan percuma kepadamu,” ucap Rose dengan kepala menunduk membuat Jessica terheran – heran dan merasa tidak enak di hatinya.
“Bukan maksudku untuk mengungkit dan tidak merelakan uang yang kamu pakai hampir beberapa tahun ini .... nyatanya sih iya, gue amat sangat nggak rela!” lirih Rose.
“Tetapi aku hanya akan MEMINJAM uang yang hanya sedikit ini, bukankah apa yang aku berikan kepadamu lebih dari jumlah pinjamanku?” lanjutnya sambil terus menunduk tetapi matanya mengawasi setiap gerakan kecil tangan Jessica yang mengepal erat dibawah sana.
“Baik – baiklah. Haaah, bagaimana kamu begitu perhitungan? Hanya 10 juta bukan? Baik – baik, aku akan segera mengirimkannya kepadamu. Tidak usah diganti,” ucap Jessica yang tidak berdaya tetapi menahan amarahnya.
Bagaimana ia yang ingin menagih uang bulanannya tetapi malah disuruh untuk mengeluarkan sejumlah uang pribadinya?! Sungguh menyebalkan!!
Tapi amarahnya sedikit berkurang ketika ia mengingat rencananya untuk menguasai perusahaan milik Rose. Ia masih berpikir jika uang yang akan ia keluarkan ini sama saja dengan tabungannya di masa depan.
Tanpa berlama – lama, Jessica segera mengeluarkan ponselnya untuk mentransfer uang ke rekening milik Rose.
TRING
Ponsel jadul milik Rose mengeluarkan bunyi notifikasi dari bank, Rose melirik sedikit isi dari notif tersebut dan mengetahui jika Jessica ternyata benar – benar memberikan uang tersebut dengan Cuma – Cuma.
“Terima kasih, Jessie,” Rose langsung memeluk tubuh Jessie dengan sukacita. Jessica dengan bangga membusungkan dadanya dan membalas pelukan Rose dengan sombong. Dua perempuan ini berpelukan dengan pikiran masing – masing.
“Baiklah, Rose. Aku akan segera kembali ke asrama kampus, besok aku ada kuliah pagi,” berpura – pura melirik jam yang melingkar di tangannya, Jessica juga dengan cekatan segera meraih tasnya dan bersiap untuk pergi.
“Kamu nggak mau tinggal disini saja? Yaa, setidaknya sampai keadaan perusahaan membaik dan aku akan segera mencari ‘rumah’ baru untuk kita,” ucap Rose dengan nada yang tidak rela melihat Jessica ingin pergi.
Bulu kuduk Jessica seakan berdiri semua ketika ia mendengar hal yang diucapkan oleh Rose, ia langsung berpikir jika Rose pasti akan gantian ‘menumpang’ meminta makan kepadanya. Ia harus segera pergi kembali ke apartemen Mario karena asrama kampus hanyalah alasan bagi Rose, yang sayangnya Rose juga sudah tahu.
“Tidak –tidak, kamu nantinya pasti akan semakin sibuk dan aku pasti akan dicuekin, aku nggak mau,” jawab Jessica berpura – pura marah.
“Oh iya Rose, Kak Mario ingin sekali bertemu denganmu, kamu masih suka dengannya kan?” tanya Jessica sambil mengedipkan matanya ke arah Rose yang langsung menunduk tersipu.
“Dadah Rose~ ” Jessica pergi dengan cepat, seolah – olah jika ia semakin lama tinggal disini, Rose akan semakin memerasnya lagi.
Raut wajah polos dan malu – malu akibat ucapan Jessica tadi langsung menghilang tak bersisa digantikan dengan raut wajah datar dan acuh. Rose sedikit menyeringai ketika ia mengingat jika ia kembali memeras sejumlah uang dari dompet Jessica lagi.
“Tunggu saja dengan perlahan, Jessie! Aku akan segera membiarkanmu merasakan keadaan yang sama denganku dulu,” gumam Rose sambil menatap siluet Jessica yang kemudian menghilang di balik Lift apartemen tua diujung sana.
Rose kemudian masuk dan meraih ponsel lamanya, ia terkikik pelan ketika mendapati pesan bank dengan sederet angka tertulis di sana. Rose segera memindahkan uang tersebut ke dalam ATMnya yang baru.
“Lumayan buat nambah – nambah beli perlengkapan Mansion nanti,” kikik Rose yang mulai membayangkan desain interior Mansionnya nanti. Namun seketika ia berhenti dan menepuk keningnya.
"Desain saja belum aku selesaikan, Mansion belum dibangun, apa yang akan diisi?” cibirnya dalam hati. Rose segera masuk kedalam kamar dan kembali berkutat dengan desain Mansion impiannya.
🧊🧊🧊
Sementara Rose sedang membuat desain Mansion impiannya, Jessica yang saja kebobolan dompetnya melangkah dengan menghentakkan kakinya, Marah.
“Sial, sudah pula aku nggak dapet uang dari Rose, malah aku yang harus memberikan uang kepadanya!!”
“Apa – apaan ini! Jadi mereka berempat benar- benar berani menyelundupkan uang tanpa sepengetahuanku? Sungguh sangat berani!!”
“Tidak, tidak bisa begini! Aku harus membuat perhitungan kepada mereka dan mendapatkan uang itu kembali!!”
Jessica masih saja marah – marah dan mendumal meski ia sudah masuk ke dalam taksi dan menuju ke apartemen milik Mario. Supir taksi hanya diam karena ia tidak ingin terkena omelan pelanggan anehnya.
Tidak lama kemudian, setelah sampai dan masuk kedalam Apartemen Mario, Jessica segera mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor milik D, salah satu dari orang yang menjadi mata di perusahaan milik Rose.
“Halo Jess, Ada ap...”
“HEI!! SEBENARNYA APA YANG ADA DI DALAM OTAK KALIAN!! KEMANA UANG YANG KALIAN AMBIL!”
“ .... “
“TIDAK USAH BANYAK OMONG! KALIAN MENGAMBIL KAS PERUSAHAAN TANPA BILANG KEPADAKU KARENA INGIN MENIKMATINYA SENDIRI KAN!!”
“ ....”
“....”
“APA!! JADI kalian bahkan tidak bisa mengakses halaman keuangan? Lalu kenapa Rose bilang jika KAS Perusahaan kosong!!”