NovelToon NovelToon
Hasrat Cinta Alisyah dengan 2 Pria Tampan

Hasrat Cinta Alisyah dengan 2 Pria Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Bad Boy
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rifa Riris

Apa yang akan kalian pilih, jika kalian di minta untuk memilih antara menikah dengan pria yang tak lain adalah sahabat kecil kalian, atau dengan pria yang kalian cintai, tapi tanpa adanya hubungan yang pasti?

Pilihan seperti itu lah yang kini di hadapi oleh Alisya, si gadis bodoh perihal cinta. Tapi siapa sangka di cintai dan menjadi hasrat cinta dua pria tampan, kaya dan terbilang incaran para kaum hawa lainnya.

Akankah salah satu dari mereka akan menjadi jodoh Alisyah? atau malah tak dari satupun mereka yang dapat menjadi jodoh Alisya.

*lebih bijak dalam membaca yah kakak*

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 dosen tampan

Setelah kejadian memalukan di kelas tadi, kini Alisya, Ira, dan Kiran memutuskan untuk pergi ke kantin.

"Hahaha... "

Suara tawa Kiran terdengar cukup kencang di kantin kampus.

"Ketawa terus ketawa terus... " Dengan kesal Alisya menyauti tawa Kiran.

Di lain sisi Ira hanya tertawa ringan.

"Itu mah lo nya aja yang pek ak, sya!" Ejek Kiran.

"Kok gue?"

"Ya Iyah lah. Udah kesiangan, nggak punya paket data buat lihat grup. Mobil mogok pula, sampek kesini kena semprot dosen pengganti."

Setelah mengatakan itu, Kiran kembali tertawa.

Dalam hati Alisya berkata. 'Kalau Kiran sampek tau penyebab gue sampek kesiangan bangun, bisa makin ketawa puas nih anak.'

Karna kesal melihat Kiran yang tak kunjung berhenti Dengan tawanya. Alisya pun langsung melempar sayuran salad yang tadi ia pesan pada Kiran.

"Ehh... " Ucap Kiran.

"Kalok lo nggak diem, gue lempar sepiring nya ini nanti." Ancam Alisya.

Ira menyimak pertengkaran kedua sahabatnya itu.

Akan tetapi, tiba-tiba Ira merasa penasaran ia pun ikut angkat bicara. "Tapi yang buat aku penasaran. Emang tadi kamu lagi mikirin apa sya? Tiba-tiba banget ngomong cukup. Kenceng banget lagi."

Sembari masih dengan tawanya Kiran berbicara. "Jangan-jangan lo sange yah lihat pak Adriel tadi." Terka Kiran.

Dengan cepat Alisya membungkam mulut Kiran.

"Mmmm.... " Berontak Kiran.

"Ngomong ngawur lagi, gue pisahin tuh mulut ama lidah." Ancam Alisya.

Kiran mengangguk paham.

Tangan Alisya pun ia lepaskan pada mulut Kiran. Sembari memperlihatkan tatapan tajam, pada gadis itu.

Ting

Suara ponsel Alisya mendadak berbunyi.

Membuat ketiga gadis itu saling menatap ke benda yang tadi berbunyi.

"Siapa sya?" Tanya Ira.

Mata yang telah menatap kearah layar ponsel. Alisya pun menjawab Ira, tanpa menatap kearah lawan bicaranya. "Bokap." Jawab Alisya seadanya.

"Tumben bokap lo nelfon. Emang dia inget kalau punya anak?" Imbuh Kiran.

"Kiran!" Ira memberi isyarat pada Kiran, seakan tak ingin terlalu ikut campur terlalu jauh dengan kehidupan pribadi Alisya.

Kiran terdiam.

"Emm.... Guys gue pulang dulu yah, oh iya makanan gue nanti di bayarin Kiran." Ucap Alisya.

Setelah mengatakan hal itu Alisya bergegas pergi begitu saja.

"Eh congek, emang gue orang tua lo." Teriak Kiran.

Dan hanya dibalas lambaian tangan sama Alisya.

"Busyet dah, tuh anak." Celetuk Kiran.

Ira tersenyum melihat tingkah menggemaskan dari Kiran. "Udah nanti aku yang bayar, sekalian milik kamu juga aku yang bayarin." Sahut Ira.

"Wihh... Menang lotre nih kayaknya."

"Hahaha... Iyah lotre, udah lah makan lagi. Kebanyakan nonton drakor tuh pikiran."

"Jangan salah, drakor seru tau, ada... "

Telunjuk Ira memberi isyarat agar Kiran diam dan tak melanjutkan ucapannya itu. "Nggak usah ngomong jorok, kalau masih mau aku bayarin tuh makanan," Ujar Ira.

"Hehehe... Iyah Iyah...."

*******

Alisya berdiri di pinggir jalan. Dengan ponsel yang ia genggam di tangannya, sembari pandangan kearah kanan dan kiri. Menelisik taxi yang sudah ia pesan tadi.

"Yaelah lama amat sih." Gerutu Alisya.

Tiba-tiba ada mobil Lamborghini bewarna hitam pekat berhenti di depannya.

Merasa heran, seakan mengingat mobil yang tak pernah ia lihat siapa pemiliknya itu. "Prasaan mobil Revan nggak gini bentukan nya." Terka Alisya.

Kaca mobil itu terbuka. Menampakkan pria tampan yang tak lain adalah pak Adriel, dosen pengganti yang mengajar di kelas nya tadi.

"Pa-pak Adriel!" Seru Alisya dengan gugup.

"Kamu nunggu pacar kamu?" Tanya Adriel.

Ditanya pacar mendadak membuat debaran jantung Alisya tak karuan. "Emm... Saya nggak punya pacar pak."

'Aduh Alisya bodoh banget si lo, ngapain juga ngomong gitu. Emang apa pentingnya ama dia.' batin Alisya serasa sedang meronta berbicara sendiri.

"Bagus kalau gitu, ayok masuk! Aku antar kamu pulang." Imbuh Adriel.

"Apa?" Sentak Alisya.

"Kamu nggak punya pacar, dan nggak masalah kalau saya antar kamu pulang." Jawab Adriel.

Alisya masih tak bergeming dari tempatnya. Raut wajah nya mengisyaratkan kebingungan.

"Apa perlu saya turun?"

"Ha! Ma-maksud bapak?"

"Yah turun, bukain pintu mobil buat kamu."

Sontak Alisya langsung mengatakan tidak sembari menggerakkan kedua tangannya. "Nggak perlu pak, sa-saya udah pesen taxi kok."

"Kamu nolak saya?"

"Ha! Apa?" Alisya dibuat tak karuan, hati dan juga jantungnya.

Dengan santai Adriel keluar dari mobil. Dan membukakan pintu untuk Alisya masuk kedalam mobilnya. "Ayok masuk!" Ucap Adriel pada Alisya.

"Sa-saya?"

Anggukan kepala Adriel berikan.

"Ta-tapi saya udah pesen taxi." Imbuh Alisya.

Tak lama taxi pun datang.

Alisya menatap taxi yang mulai datang di depan dirinya. Dalam hatinya bersyukur, karna taxi pesenannya telah tiba.

"Udah dateng." Antusias Alisya dalam berucap.

Membuat Adriel seketika terkejut bukan main akan reaksi Alisya melihat sebuah taxi.

"Emang harus seseneng gitu lihat taxi?" Tanya Adriel.

Senyuman malu, Alisya tunjukkan. Sambil mengatakan. "Emm... Maaf."

Adriel tersenyum simpul.

Melihat itu Alisya terpukau, dosen dingin dan ketus di kelasnya tadi ternyata pria tampan ketika tersenyum.

"Kamu tunggu disini sebentar." Pinta Adriel.

Alisya hanya mampu mengangguk pelan.

Sedangkan Adriel yang melangkah kearah taxi di belakang mobilnya.

Tok tok tok

Adriel mengetuk kaca taxi.

Tangan pria itu menyodorkan uang pada taxi yang berada di depannya. "Ini uang untuk bayar untuk pesen taxi tadi. Sekarang bapak boleh pergi."

"Lah terus mbak nya?"

"Dia nggak jadi naik taxi, dan uang ini anggap buat ganti rugi karna udah batalin naik taxi bapak."

Dengan senang hati taxi itu pun berlalu pergi.

Alisya terheran. Mengapa Adriel sampai melakukan hal itu, padahal mereka juga baru ketemu. Apalagi melalui pelajaran di kelas.

"Ayok!" Ajak Adriel, sambil menatap kearah pintu mobil yang masih terbuka.

"Ta-tapi saya... "

"Kamu nggak sadar dari tadi kamu di lihatin mahasiswi kampus."

Langsung tersadar, gadis itu menatap ke sekitar. Dan benar saja, kini dirinya telah mendapati semua mahasiswa melihat kearah dirinya dan Adriel.

"Gimana? Masih mau berdiri disini?" Tanya Adriel lagi.

Mata Alisya menelisik kearah sekitar. Seperti tak ada pilihan lain, Alisya pun menatap kearah Adriel dan segera masuk kedalam mobil pria itu.

Senyuman terlihat di kedua sudut bibir Adriel.

Pria itu menutup pintu mobil. Sekaligus ia pun masuk masuk kedalam mobil Lamborghini nya itu.

Mobil melaju meninggal kan pekarangan depan kampus.

Hening.

Serasa sedang mengikuti ujian kelulusan. Alisya teridiam seribu bahasa, seakan tak tahu harus memulai obrolan apa. Sesekali Alisya menelan ludahnya sendiri, sekaligus membenahi rambut yang padahal tak berantakan.

"Kenapa? Gugup?"

Obrolan pertama yang akhirnya diawali Adriel.

Setidaknya ada obrolan yang di awali. Akan tetapi tidak terlalu terang-terangan seperti itu. Alisya dengan sedikit rasa malu akan lontaran kata Adriel, hanya mampu menggigit bibir bawahnya seraya berkata."Ha! Emm.. Ng-nggak pak." Jawab Alisya.

Masih fokus dengan menyetir, Adriel menghancurkan keheningan di mobil. "Kalau nggak gugup, kenapa ngomong nya kayak tertekan gitu?"

"Sa-saya nggak tertekan kok pak."

Suara pelan dan malu. Itulah yang dapat ditangkap oleh Adriel.

Lagi-lagi Adriel tersenyum kembali.

Melihat senyuman Adriel yang kesekian kalinya membuat Alisya terheran. Apa pria yang kini berada di sebelahnya itu, memang sering tersenyum? Pertanyaan yang sejak tadi terbesit dipikiran Alisya.

Meski pandangan Adriel masih terarah ke depan. Tapi ternyata....

"Kamu suka dengan wajah saya?" Ucap Adriel tiba-tiba.

"Ha! Emm.. Bu-bukan."

Seperti ketahuan mencuri. Alisya berfikir keras untuk mencari alasan, sekaligus Menjawab ucapan dosen pengganti yang baru ia temui tadi siang.

"Bukan? Ohh... Nggak suka dengan wajah saya. Kenapa? Wajah saya jelek?" Imbuh Adriel.

Ingin rasanya Alisya hilang saat itu juga. Ucapan Adriel benar-benar membuatnya kehilangan pikiran untuk menjawab.

"Emm....bukan itu maksud saya pak."

Mobil pun berhenti karna ada lampu merah di depan.

Mata Adriel mengarah kearah Alisya, yang ternyata kini sudah bersemu merah pipinya.

"Kamu mau bermalam dengan saya malam ini?"

"Ha! A-apa?"

Kini kedua mata mereka saling adu pandang.

Bersambung. 

1
kipi
bagus poll/Heart/
ChoIruelz FriendsTer
Lanjut Thor💯
Rifa Riris
Novel dengan segala pemikiran dewasa nya
Rifa Riris
Selamat datang kalian semua...semoga suka dengan novel ku ini yah, di peringatkan lagi untuk bijak dalam membaca /Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!