Hidup bergelimang harta, mempunyai istri yang cantik dan seorang putri yang manis tak membuat seorang Demian merasakan kebahagiaan hidupnya.
Rasa bersalahnya pada seorang wanita 8 tahun yang lalu selalu menghantui hidupnya. Wanita itu sudah berhasil mengubah hatinya yang hangat menjadi sedingin es, beku dan keras.
"Ariana, di mana kamu? aku merindukanmu sayang."
Disisi lain jauh dari ibu kota Ariana sedang bekerja keras seorang diri untuk menghidupi anaknya.
Anak yang tidak pernah mengetahui di mana sang ayah, karena 8 tahun yang lalu Ariana meninggalkan laki-laki yang sudah menyakitinya bersama janin yang tak pernah terucap.
Akan kah keduanya akan bertemu dan kembali bersama meski keadaan tidak seperti dulu lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part~6
"Bawa apa, Nak ?" tanya Demian memastikan pendengarannya.
"Klepon Dad, itu loh makanan aneh yang berbentuk bulat-bulat hijau." sahut Olive.
Mendengar ucapan sang putri, Demian nampak menghela napasnya pelan. Klepon adalah makanan kesukaan Ariana, dahulu Demian juga pernah merasa jijik dengan makanan itu.
Namun Ariana senang sekali memaksanya makan dan lambat laun dia juga menyukainya.
"Daddy juga menyukainya kok." sahut Demian yang langsung membuat semua orang menatapnya tak percaya.
"Beneran, Dad ?" tanya Olive.
"Sangat suka bahkan." sahut Demian.
"Sejak kapan anaknya mama menyukai makanan kampung ?" sindir nyonya Anggoro.
"Itu makanan khas Indonesia, Ma. Bukannya kita harus menyukai produk dalam negeri." sahut Demian.
Nyonya Anggoro semakin menatap curiga pada putranya yang bersikap aneh, sepertinya jiwa keponya terhadap anak lelakinya itu mulai muncul.
"Bibik, buatkan Olive kue Klepon sekarang." teriak Olive yang nampaknya sangat penasaran setelah mendengar perkataan Ayahnya.
"Sayang, kamu tidak perah makan itu, nanti sakit perut loh." tegur Monica.
"Klepon tidak akan membuat sakit perut, kecuali basi." tegas Demian dengan nada tak suka dan itu membuat ibunya semakin menatap aneh padanya.
"Seperti bukan Demian saja, aku harus segera mencari tahu apa perubahannya itu ada hubungannya dengan seorang wanita."
Gumam nyonya Anggoro dalam hati dan itu membuat tuan Anggoro yang diam-diam meliriknya nampak menggelengkan kepalanya.
Laki-laki paruh baya itu sangat hafal bagaimana watak sang istri, jika sudah penasaran maka akan melakukan berbagai cara untuk mengobati rasa penasarannya.
Beberapa saat kemudian, seorang ART nampak membawa nampan berisi sepiring klepon. Demian yang melihatnya segera mengambilnya.
"Aku sangat merindukanmu, Ariana." gumamnya seraya memakan Klepon tersebut.
Sedangkan Olive dan ibunya nampak enggan untuk mencicipinya.
"Apa tidak ada yang mau nyoba ?" ucap Demian.
Olive dan Ibunya langsung mengambil sebiji, begitu juga dengan nyonya Anggoro. Sedangkan tuan Anggoro meski baru mencobanya sepertinya langsung menyukainya, beliau nampak memakan beberapa buah.
"Siapa orang itu Nak, yang membuatmu menyukai makanan kampung ini."
Gumam nyonya Anggoro sembari memperhatikan Demian makan dengan lahap.
Beberapa saat kemudian ketika Demian sedang membahas pekerjaan dengan Ayahnya di ruang kerja, nyonya Anggoro nampak melangkahkan kakinya keluar.
Sepertinya ia akan mencari tahu melalui Victor, asistennya sang putra. Ketika Victor sedang duduk di bangku taman, nyonya Anggoro langsung menghampirinya.
Ehmmm
Mendengar suara deheman, Victor yang sedang bermain ponsel lalu mengangkat kepalanya untuk melihatnya.
"Nyonya besar." ucapnya sembari beranjak dari duduknya.
"Ada yang ingin ku tanyakan pada mu." sahut nyonya Anggoro, sepertinya beliau tidak suka berbasa-basi pada bawahannya.
"Silakan, nyonya."
"Apa selama ini Demian tidak pernah dekat dengan seorang wanita ?" cercah nyonya Anggoro penuh selidik.
"Setahu saya tidak ada nyonya, setelah menikah dengan nyonya Monica, tuan sangat setia." sahut Victor.
"Lalu sebelum menikah, apa pernah ia dekat dengan seorang wanita ?"
"Kalau itu banyak nyonya, nyonya tahu sendirikan tuan Demian dulu seperti apa."
"Ya saya tahu, dia banyak mengencani wanita. Tapi di antara mereka apa ada salah satu yang nyangkut di hati anakku ?"
"Sepertinya tidak nyonya, tuan Demian hanya melakukan hubungan satu malam tanpa menggunakan hati."
"Kamu tidak berbohong kan ?" selidik nyonya Anggoro.
"Benar nyonya."
"Lalu apa dia pernah berhubungan atau mengenal seorang wanita dari kelas bawah? ya meski pun itu mustahil ya. Karena dari kecil saya mendidiknya agar bergaul dengan orang-orang yang sederajat dengannya."
"Pernah nyonya."
Mendengar perkataan Victor, nyonya Anggoro nampak terkejut. "Apa ?" ucapnya.
"Benar nyonya, tapi itu dulu jauh sebelum menikah dengan nyonya Monica. Karena sebuah taruhan dari tuan Gilang, tuan Demian terpaksa bergaul dengan tukang sapu jalanan selama beberapa bulan. Tapi setelah itu mereka sepertinya tidak pernah bertemu kembali." sahut nyonya Anggoro.
"Seorang Wanita ?" selidik nyonya Anggoro.
"Benar nyonya."
Nyonya Anggoro nampak menghela napasnya tak menyangka, pantas sang putra banyak berubah. Pikirnya.
Takut terjadi kesalahpahaman, Victor langsung membuka suaranya kembali.
"Tapi itu terjadi jauh sebelum menikah dengan nyonya Monica, nyonya besar." ucapnya meyakinkan.
"Jadi selama ini Demian tidak pernah membahas wanita itu lagi ?"
"Tidak nyonya." tegas Demian.
Apapun yang terjadi, tentu saja Victor akan membela Demian. Apalagi melihat sikap orang tua Demian yang sangat angkuh dan sombong.
Sebelum pencariannya terhadap Ariana belum berhasil, Victor akan menutup mulut serapat mungkin dan menyembunyikan kisah masa lalu atasannya itu.
"Baiklah." sahut nyonya Anggoro.
Tanpa basa-basi wanita paruh baya tersebut langsung berlalu pergi meninggalkan Victor. Sepertinya sikap angkuh Demian sangat menurun dari kedua orangtuanya.
"Penyapu jalanan? ada-ada saja, mustahil Demian menyukai wanita itu lagipula itu sudah lama banget."
Beberapa hari kemudian...
Sudah beberapa hari ini Olive seperti mempunyai mainan baru, ia sangat penasaran dengan Ricko teman baru di kelasnya.
Bagaimana bisa anak kampung itu mempunyai otak yang brilian menurutnya, padahal sering sekali tertidur di sekolah di saat jam pelajaran.
Namun jika guru memberikan soal pertanyaan selalu di jawab dengan benar beserta penjelasannya.
"Woi sedang ngapain ?" Angel sahabat Olive, nampak menepuk punggung sahabatnya itu yang terlihat melamun.
"Ngapain sih ngelihatin anak kampung itu terus ?" lanjutnya lagi.
"Kamu penasaran nggak sih kenapa anak kampung itu bisa sepintar itu." sahut Olive.
"Nggak ngapain, nggak penting." sahut Angel.
"Penasaran saja, aku yang banyak les saja tidak sepintar dia dan malasnya setiap kali ku ajak bicara, dia hanya menjawab seperlunya saja sombong banget." keluh Olive.
"Sepertinya kamu ingin di perhatikan ya sama dia." ledek Angel.
"Apaan sih." sahut Olive.
"Aku punya caranya agar kamu di perhatikan sama anak kampung itu."
"Apa ?" Olive nampak penasaran.
"Nanti tunggu waktu jam olahraga."
Pelajaran olahraga hari itu sepertinya sang guru sedang mengajari anak-anak didiknya bermain bassball yaitu sejenis permainan bola menggunakan tongkat.
Ketika giliran Ricko yang mendapatkan giliran melemparkan bola, tiba-tiba Angel yang berada di pinggir lapangan langsung mendorong Olive ke tengah lapangan. Hingga tanpa sengaja bocah kecil itu terkena lemparan bola dari Ricko.
Bukkk
Olive langsung terjatuh ketika pipinya terkena lemparan dari bola Ricko yang cukup keras.
Ricko langsung panik begitu juga dengan teman-temannya dan juga gurunya.
"Kamu tidak apa-apa ?" tanya Ricko khawatir, namun itu justru membuat Olive langsung senang meski nampak memar di pipinya.
"Ayo bubar semua, bapak akan membawa Olive ke ruang UKS. Ricko kamu juga ikut bapak." ujar guru olahraga tersebut seraya menggendong Olive yang terlihat kesakitan.
Beberapa saat kemudian setelah Olive di obati, Ricko nampak menghampiri gurunya tersebut.
"Pak saya minta maaf, tadi saya tidak sengaja." ucapnya dengan penuh penyesalan.
"Bapak akan menghubungi orangtua kamu, karena ini sudah menyangkut kekerasan."
"Tapi pak....."
"Benar pak, Olive tidak apa-apa kok." potong Olive.
"Tidak bisa Olive, pipi kamu memar nanti bagaimana kalau orang tuamu bertanya. Bapak juga akan memanggil orangtua mu kesini, semoga saja masalah ini bisa di selesaikan secara kekeluargaan." ujar guru olahraga tersebut.
"Bagaimana ini."
Gumam Ricko dan Olive bersamaan dengan pemikiran yang berbeda tentunya. Ricko yang takut karena akan mengecewakan ibunya, sedangkan Olive sangat tahu bagaimana watak kedua orangtuanya yang pasti akan memperpanjang masalah ini.