Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari
Sedangkan di tanah air, Surya dan yang lainnya sedang berkumpul di mansion Surya Widjadja.
Ya, Surya, Aldi dan Bram sudah bebas sejak 1 minggu yang lalu.
Mereka di bebaskan dengan sogokan uang yang tidak sedikit dari Surya.
"Apa kau sudah menyuruh anak buah mu mencari keberadaan anak itu?" tanya Surya pada Asistennya.
"Sudah Tuan, mereka sudah berpencar ke pelosok dan Kota. Bahkan mereka sudah mencari ke setiap penerbangan yang terbang pada saat itu, jam dan hari itu" jawab Asisten Surya.
"Bagus, cari dia sampai dapat. Aku akan memberikan nya pelajaran" ucap Surya dengan dingin.
"Ohh iya, kau mulai saat ini pindah ke perusahaan yang baru saja di berikan pada ku" ucap Surya pada Aldi.
"Kembangkan perusahaan itu agar hidup Lauren dan kau enak" ucap nya kembali.
"Baik Ayah, Terimakasih" jawab Aldi dengan tersenyum.
"Dan kau Bram, lanjutkan kembali bekerja di perusahaan mu sendiri" ucap Surya.
"Baik" balas Bram dengan singkat.
Setelah itu, Bram dan Bu Mia berpamitan karena sudah sore.
Mereka akan pulang ke mansion-nya, Adik-adik Bram sudah menunggu nya disana.
"Ayah" panggil Bu Mia.
"Jangan bicara padaku, ini hasil yang kau perbuat. Dari awal sudah aku katakan jangan setuju dan biarkan anak perusahaan kita hancur dari pada menerima bantuan dari dia" bentak Ayah Bram dengan penuh emosi.
Bu Mia langsung menundukan kepala nya, ia takut dengan kemarahan sang Suami.
Bram melajukan mobil nya dengan fokus, ia bahkan mengabaikan sang Istri yang kadang menatap nya dengan sendu.
"Maafkan aku, Mas" batin Bu Mia dengan sendu.
Lalu Bu Mia menatap ke arah luar jendela mobil, ia mengutuk diri nya sendiri karena dengan mau nya menerima bantuan dari orang yang tidak di kenal nya.
Sesampai nya di mansion, Bram langsung melangkah kan kaki nya dengan cepat, ia bahkan meninggalkan Bu Mia yang masih ada di dalam mobil.
"Kak, apa kau baik-baik saja?" tanya Adik pertama
"Aku baik-baik saja, aku bahkan berniat akan mendekam di penjara untuk menebus semua kesalahan pada Weni" jawab Ayah Bram sendu.
"Mass" tegur Bu Mia dengan tidak suka.
"Aku lelah Mia, aku benci dengan semua ini. Kau bahkan melihat Weni, bagaimana dia menangis karena kedua orangtua nya meninggal, bahkan kita berdua juga ikut andil dalam semua ini" bentak Ayah Bram dengan penuh emosi.
Ardi mengusap bahu sang Kakak dengan lembut, ia juga sebenar nya marah dan kecewa pada Kakak Ipar nya.
"Sabar, Kak. Kita cari jalan keluar nya sama-sama" ucap Ardi dengan lembut.
"Percuma Ar, aku dan keluarga ku sudah tidak bisa kemana-mana lagi selain mengikuti kemauan mereka" balas Ayah Bram dengan menundukan kepala.
"Kakak istirahatlah dulu, kalian pasti lelah bukan, nanti kita bicara lagi" ucap Jihan dengan tersenyum lembut.
Ayah Bram menganggukan kepala nya dan pergi dari sana, ia memilih untuk tidur di kamar tamu.
"Mbak, pergilah istirahat dulu" ucap Jihan pada Bu Mia.
"Biarkan Kak Bram menenangkan pikirannya" timpal Ardi
Bu Mia mengangguk dengan wajah lesu nya, lalu ia pergi ke kamar nya di lantai dua.
Sedangkan Adik dari Bram hanya memghela nafas dan kembali duduk di sofa ruang keluarga.
Di kediaman Surya, dia terus saja menggerutu karena anak buah nya belum menemukan Weni dan Herman.
"Bagaimana kalian ini, cari mereka sampai ketemu" ucap Surya dengan tegas.
"Baik Tuan" balas Anak buah nya dengan segera.
"Pergi kalian" usir Surya dengan kesal.
Lalu Surya menghempaskan tubuh nya ke atas sofa di ruang kerja nya.
"Awas saja kau Weni, aku akan membuatmu menyesel karena telah memenjarakan dan membuat nama ku hancur" gumam Surya dengan penuh emosi.
"Aku akan membalas kalian, dimana pun kalian bersembunyi aku akan menemukannya" gumam nya kembali.
Surya lalu melihat setiap berkas saat dia tidak ada, dia takut akan ada hal buruk yang terjadi pada perusahaan nya.
Sedangkan Lauren dan Aldi, mereka akan pergi untuk cekup ke Dokter kandungan.
Usia kehamilan Lauren sudah memasuki 7 bulan, dan sebentar lagi dia akan melahirkan.
"Ayo sayang" ajak Aldi dengan lembut.
"Iya sebentar, Mas" balas Lauren dengan mengambil tas nya.
Setelah berpamitan, mereka langsung pergi ke Rumah sakit yang biasa mereka datangi.
"Mas, aku sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan Baby" ucap Lauren mengelus lembut perut nya.
"Aku juga sama sayang, aku sudah tidak sabar lagi" balas Aldi dengan tersenyum bahagia.
***
Sedangkan di Negara P, Angga sedang kedatangan Rega dan salah satu anak buah nya.
Dia membiarkan Weni terlelap kembali setelah makan siang tadi, Angga melihat wajah lelah Weni yang di akibat oleh kelakuan dia.
"Ada apa, Rega?" tanya Angga datar.
"Maaf Tuan, di setiap penjuru tanah air bahkan ada juga yang ke setiap bandara mencari keberadaan Nona Muda, mereka sampai saat ini masih mencari Nona dan Tuan Herman" jawab pengawal Angga.
"Itu pasti suruhan dari Surya, aku sudah bisa menebak nya bahwa dia tidak akan lama di penjara nya" ucap Angga dingin.
"Kau terus awasi mereka dan jangan sampai mereka mengetahui keberadaan Istri ku ataupun yang lainnya" ucap Angga kembali.
"Baik Tuan Muda" balas pengawal tersebut.
Setelah melapor hal penting, pengawal tersebut undur diri dan pergi dari sana.
Sedangkan Angga dan Rega membahas pekerjaan di sana.
Angga mengerjakan beberapa berkas di sana bersama dengan Rega.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat