NovelToon NovelToon
GrayDarkness

GrayDarkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Romansa
Popularitas:589
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Gray adalah seorang anak yang telah kehilangan segalanya karena Organisasi jahat yang bernama Shadow Syndicate dia bahkan dijadikan Subjek Eksperimen yang mengerikan, namun dalam perjalanannya untuk menghentikan Organisasi tersebut, ia menemukan teman yang mengalami nasib sama sepertinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

027 - The Trials (1)

Suara agung itu berhenti, meninggalkan keheningan yang berat dan mencekam. Debu beterbangan perlahan-lahan di udara yang masih bergetar dari kekuatan suara tersebut. Gray perlahan-lahan mengangkat kepalanya, otot-ototnya terasa nyeri dan kaku. Pandangannya masih kabur, tetapi ia bisa melihat Ren dan Rabu masih terbaring tak sadarkan diri. Makhluk-makhluk mengerikan itu masih berdiri tegak, seperti patung-patung hitam yang dibekukan oleh kekuatan tak terlihat. Namun, aura mengerikan yang mereka pancarkan telah mereda, digantikan oleh semacam… kepatuhan yang sunyi.

Serlina, di sampingnya, juga berusaha bangkit, tangannya masih gemetar. Mereka saling berpandangan, mata mereka mencerminkan ketakutan dan kebingungan yang sama. Pedang misterius di tangan Gray terasa lebih berat dari biasanya, bebannya seolah-olah mewakili beban pertanyaan yang menghimpit mereka. Apa arti dari suara itu? Apa tujuannya?

Tiba-tiba, sebuah cahaya lembut muncul dari salah satu pilar hitam. Cahaya itu membentuk sebuah sosok, tinggi menjulang dan tampak terbuat dari cahaya itu sendiri. Sosok itu melayang perlahan, mendekat ke arah mereka. Wujudnya tidak jelas, seperti kabut yang membentuk suatu wujud, namun Gray merasakan sebuah kedamaian yang aneh dari sosok itu, yang kontras dengan teror yang baru saja mereka alami.

Sosok cahaya itu berhenti beberapa meter di depan mereka. Suaranya, tidak lagi bergema dan menggelegar, terdengar lembut dan tenang.

"Jangan takut,"

Kata suara itu,

"Aku tidak akan membahayakan kalian."

"Siapa… siapa kau?"

Tanya Gray, suaranya masih gemetar. Serlina mengangguk setuju, matanya masih tertuju pada sosok cahaya itu.

"Aku adalah… penjaga tempat ini,"

Jawab sosok cahaya itu.

"Tempat ini… adalah persimpangan antara dunia. Kalian telah menemukannya secara tidak sengaja."

Sosok itu terdiam sejenak, seolah-olah memilih kata-katanya dengan hati-hati.

"Suara yang kalian dengar tadi adalah… peringatan. Peringatan untuk mereka yang tidak pantas memasuki tempat ini."

Ia menunjuk ke arah makhluk-makhluk bermata merah itu yang masih berdiri beku.

"Mereka adalah penjaga yang gagal. Mereka akan dihapus."

Cahaya dari sosok itu memancar lebih terang, membungkus makhluk-makhluk itu. Dengan perlahan, mereka hancur menjadi debu, meninggalkan keheningan yang lebih dalam.

"Tujuan kalian?"

Tanya sosok cahaya itu, kembali kepada Gray dan Serlina.

"Mengapa kalian memasuki tempat ini?"

Gray menelan ludah, masih sedikit gemetar. Dia memandang Serlina, kemudian kembali ke sosok cahaya itu.

"Kami... kami mencari cara untuk menghentikan Jordan dan menyelamatkan dunia,"

Jawabnya, suaranya masih sedikit serak. Ren dan Rabu masih tak sadarkan diri, tergeletak di tanah yang dingin.

Sosok cahaya itu terdiam sejenak, cahaya yang bentuknya berdenyut lembut.

"Jordan... Nama yang sudah lama tak terdengar,"

Gumamnya, suaranya seperti desiran angin.

"Dia adalah bagian dari sejarah yang kelam. Upaya kalian mulia, namun jalan yang kalian pilih... berbahaya."

"Ada cara lain?"

Tanya Serlina, suaranya sedikit lebih kuat dari sebelumnya. Ketakutannya tampaknya telah sedikit mereda, digantikan oleh rasa penasaran yang kuat.

Sosok cahaya itu mendekat, cahayanya menyelimuti mereka dengan rasa hangat yang menenangkan.

"Ada banyak jalan menuju tujuan, anak-anak. Namun, jalan yang paling mudah seringkali adalah yang paling berbahaya. Kalian telah menemukan tempat ini, persimpangan dunia. Di sini, waktu dan ruang bercampur aduk. Kalian bisa menemukan jawaban yang kalian cari, tetapi kalian juga bisa tersesat selamanya."

"Apa yang kau maksud?"

Tanya Gray, ia merasakan sebuah gelombang kekuatan baru muncul dalam dirinya, membuatnya merasa lebih percaya diri. Pedang misterius di tangannya terasa hangat, bergetar sedikit.

"Di sini,"

Sosok cahaya itu menunjuk ke sebuah pilar hitam yang lebih besar daripada yang lain,

"Terdapat sebuah gerbang. Gerbang menuju tantangan yang disebut The Trials."

"Dan apa yang akan terjadi jika kita memasukinya?"

Tanya Serlina, matanya berbinar dengan tekad.

Sosok cahaya itu tersenyum, sebuah senyum yang tampak seperti cahaya yang berkelap-kelip.

"Itu tergantung pada pilihan kalian. Perjalanan itu akan penuh bahaya, penuh dengan pertarungan yang tak terduga. Tetapi di sana... kalian mungkin menemukan kekuatan yang mampu melawan Jordan. Atau… kalian mungkin akan binasa, gagal berarti adalah kematian."

Sosok cahaya itu redup, cahayanya mulai memudar.

"Pilihan ada di tangan kalian."

Kemudian, dengan perlahan, sosok cahaya itu menghilang, meninggalkan mereka dalam keheningan yang masih terasa bergema dengan kekuatan yang baru saja mereka saksikan. Hanya pilar hitam raksasa dan aroma debu yang tertinggal. Ren dan Rabu masih belum sadarkan diri. Apa yang akan mereka lakukan?

Gray, setelah ragu sejenak, mengangguk pada Serlina.

"Kita harus melakukannya,"

Bisiknya, matanya terpaku pada pilar hitam raksasa yang disebutkan oleh sosok cahaya.

"Kita tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini."

Serlina mengangguk setuju, raut wajahnya campuran ketakutan dan tekad. Mereka bertukar pandang satu kali lagi, seakan-akan saling merangkul tekad di antara mereka. Dengan hati berdebar kencang, mereka mendekati pilar tersebut. Permukaan pilar terasa dingin dan licin, memancarkan aura gelap yang terasa menyerap energi. Di tengah pilar, sebuah celah kecil, seperti retakan pada permukaan yang gelap, tampak berkilauan dengan cahaya aneh yang berdenyut-denyut. Celah itu tampak seperti mulut yang menunggu untuk ditelan.

"Ren dan Rabu..."

Gumam Serlina, suaranya sedikit bergetar. Ia menunduk sejenak menatap kedua temannya yang masih tak sadarkan diri.

"Kita harus kembali untuk mereka."

Gray meletakkan tangannya di bahu Serlina, memberikan kekuatan.

"Kita akan kembali. Kita harus memiliki kekuatan yang bisa menghentikan Jordan dulu. Jika kita berhasil, kita bisa kembali dan menyelamatkan mereka dengan lebih mudah."

Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri, juga Serlina. Kepercayaan diri yang baru saja muncul kini bercampur dengan kecemasan.

Dengan napas dalam, Gray menyentuh celah di pilar itu. Rasanya seperti menyentuh es yang membakar. Cahaya aneh dari celah itu menyilaukan, kemudian menyerap mereka berdua ke dalam kegelapan yang tak terukur, mereka berdua menghilang masuk ke dalam portal. Saat mereka menghilang ke dalam celah tersebut, hanya keheningan yang tersisa di tempat itu, hanya Ren dan Rabu yang terbaring tak sadarkan diri, mereka di teleportasi kembali di lokasi kabinet, dan lorong yang mereka lalu sebelumnya telah menghilang seakan tidak pernah ada di kenyataan. Kegelapan itu seakan-akan menelan mereka tanpa jejak, meninggalkan dunia yang mereka kenal dan membawa mereka ke tempat yang belum diketahui, ke dalam masa lalu, ke dalam jantung kegelapan yang telah menyelimuti dunia mereka. Apa yang akan mereka temukan di sana? Apakah mereka akan menemukan kekuatan untuk menghentikan Jordan? Atau apakah mereka akan menjadi korban dari perjalanan berbahaya yang baru saja mereka mulai? Entah hal apa yang menunggu mereka di dalam Hanya waktu yang akan menjawabnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!