Suatu hari, Andi tidak sengaja menemukan cincin misterius setelah tersandung oleh orang gila yang rebahan di jalan.
Namun, orang gila itu bangun dan tiba-tiba sudah berada di belakangnya.
"Cincin ini bukan cincin biasa!" ucapnya.
Setelah Andi memakainya, ia pun mendapat sistem cheat dan kehidupannya berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richieus El Velerira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 14
...Perubahan Si Murid Bodoh....
Justin tersenyum lebar saat melihat Andi jatuh ke dalam rencana liciknya.
"Bagaimana kalau kita taruhan?" tanya Justin.
"Taruhan apa?" tanya Andi penasaran.
"Kalau kau tidak bisa membayar, kau harus bekerja sebagai pembantuku selama 5 tahun," ujar Justin.
"Kalau aku bisa membayar?" tanya Andi tertarik.
"Kau boleh makan gratis di sini selama 5 tahun dan boleh mengajak minimal 3 orang," jawab Justin.
"Tapi," tambah Justin menatap serius. "Kau harus membayar memakai uangmu sendiri. Tidak boleh meminjam, atau uang pemberian orang lain."
"Oh. Jadi, maksud kamu, itu harus uang dari hasil kerjaku?" ucap Andi memahaminya.
"Benar," jawab Justin. "Bukankah kau sekarang bekerja sebagai supir pribadi Luna?"
"Baiklah," kata Andi setuju.
"Haha. Kau pikir bayaran kamu sebagai supir akan cukup?" gumam Justin. "Setidaknya, kau itu harus bekerja minimal 3 tahun agar bisa membayar."
Bayaran supir pribadi biasanya akan mendapatkan berkisar Rp2.500.000 hingga Rp5.000.000 rupiah. Perbedaan tersebut terletak pada finansial majikan dan di kota mana dia bekerja.
Namun, menu makanan yang ingin Justin sajikan itu adalah masakan yang bahannya adalah ayam cemani. Ayam cemani ini merupakan satu jenis ayam yang jarang dikonsumsi. Karena umumnya, masyarakat Indonesia itu suka mengkonsumsi ayam ras atau ayam broiler.
Karena cukup langka, satu ekor ayam cemani saja bisa dibandrol dengan harga 33-35 juta. Ayam cemani juga sering digunakan untuk sajian spesial, salah satunya untuk persembahan leluhur dalam ritual sesajen. Jadi, harga makanan yang akan disajikan ke meja Andi sekitar 35 juta.
Justin semakin jumawa saat Andi berkata ia ingin mentraktir Luna, Melly, dan Putri juga.
"Dari mana kau bisa membayar 140 juta?" pikir Justin merasa kemenangannya sudah pasti.
Tibalah waktunya membayar, Justin tampak bersiap bersama para bawahannya di restoran, menjaga jika Andi kabur karena tak bisa membayar.
"Ini dia tagihannya!" ujar Justin menyodorkan kasbon yang sudah dihitung totalnya.
"140 juta?" ujar Melly terkejut.
"Kau pasti sengaja melebihkan jumlah harganya!" tuduh Luna protes.
Namun, Justin segera menyuruh salah satu koki yang memasaknya untuk menjelaskan.
"... apa itu semua benar?" ucap Luna terkejut setelah mendengar penjelasannya.
"Sayangnya, ... itu memang benar, Luna," ujar Andi mengiyakan dan tak menampik hal tersebut.
"Bagaimana ini, Andi? Kau tidak akan punya uang sebanyak itu!" ujar Melly terkejut.
"Dia benar-benar licik!" kutuk Putri.
"Mungkin saya bisa memberi keringanan," ujar Justin terlihat punya niat licik lainnya.
"Apa?" tanya Luna penasaran.
"Jika kalian bertiga mau menemaniku tidur malam ini, aku akan melepaskan Andi," jawab Justin.
"Apa kau tidak tahu siapa keluarganya Luna?" ujar Melly semakin marah.
"Kalau begitu, kau dan dia saja yang menemaniku," ucap Justin sambil menunjuk Putri.
"Tapi, Andi harus mematahkan satu tangan atau kakinya sebelum pergi," tambahnya.
Teman-teman sekelas yang lain tampak membenci kelakuan Justin tersebut, tapi tak berani ikut campur dan mereka hanya bisa diam menonton saja.
"Kenapa diam?" tanya Justin merasa di atas angin.
"Jika kalian menolak, berarti Andi akan bekerja untukku selama 5 tahun," lanjut Justin.
Luna, Melly, Putri, dan lainnya tampak khawatir karena Justin pasti memperlakukan Andi dengan sangat buruk nantinya.
"Taruhan tetap taruhan! Suruh siapa dia mau taruhan dengan alasan harga dirinya," singgung Erik.
"Singa memang diakui sebagai raja hutan, tapi Serigala tidak bermain sirkus," ujar Andi.
"Apa maksudnya?" tanya Erik tidak paham.
Andi pun segera mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya dan mengacungkannya ke atas.
"Mungkinkah itu?" Erik sangat terkejut melihatnya.
"Benar," ucap Andi tersenyum. "Ini adalah kartu hitam legendaris. Di dalamnya ada saldo 1 Miliar lebih!"
"S-satu miliar?" ujar Erik kian terkejut.
"Apa mungkin dia sebenarnya adalah Tuan Muda kaya raya yang menyembunyikan jati dirinya?" ujar Fandi yang akhirnya ikut bersuara.
"Orang-orang sepertinya biasanya memang punya hobi aneh dan sengaja menjalani hidup sederhana," tambahnya.
"B-bisa jadi dia lebih kaya dari Justin!" ujar orang lainnya masih tak percaya.
"Kalian bicara apa?" ujar Justin. "Bisa saja kartu hitam ini palsu."
"Heh, kau bisa memastikannya sendiri," ucap Andi menyodorkan kartu tersebut.
Setelah kartu tersebut digesek, ternyata memang berisi saldo lebih dari 1 miliar.
"Sekarang, kau mau bicara apa lagi?" tanya Andi saat melihat Justin kehabisan kata-kata.
Karena Andi memenangkan taruhan, lima tahun ke depan ia berhak makan gratis di restoran itu.
"Sebaiknya, sekarang kita pulang saja," ajak Andi pada Luna dan lainnya.
...[Menang taruhan][+1500 poin]...
"Heh? Yang beginian bisa dapat hadiah poin juga ternyata!" gumam Andi makin senang.
"Aku tak terima!" gumam Justin merasa sangat dipermalukan oleh Andi.
Tepat sebelum Andi meninggalkan restoran, Justin terlihat menghubungi seseorang.
...Perubahan Si Murid Bodoh....
Dalam perjalanan mengantar Luna dan lainnya pulang, Andi ternyata dikejar oleh 2 motor.
"Berhenti woy!" ujar salah satu pria dari motor yang mengejar Andi, mengetuk kaca mobil.
Andi pun segera menurunkan kaca jendela mobilnya dan menyapa pria tersebut.
"Lama tidak bertemu. Apa kalian sudah bebas dari penjara?" ucap Andi tersenyum ramah.
Ternyata, mereka adalah kelompok preman yang dulu dikalahkan Andi. Geng kambing hitam.
"Hehehe... hehehehe..." Mereka cuma nyengir dan akhirnya berhenti mengejar.
"Loh? Kok mereka kaya ketakutan begitu?" ujar Putri sangat heran melihatnya.
"Mereka kawan lama," jawab Andi, tak mengatakan lebih lanjut sehingga Putri makin bingung.
Setelah mengantar mereka semua pulang, Andi pun pulang sendirian mengendarai motornya.
"Sayang sekali kau tidak diizinkan bawa mobil itu ke rumah atau jalan-jalan," gumam Andi.
Mobil khusus yang dipasangi anti peluru itu adalah mobil pribadi milik Pak Budi, jadi hanya boleh buat antar-jemput Luna ke sekolah saja.
Di tempat lain, Justin tampak telah menghubungi geng preman lainnya karena geng kambing hitam sudah menolak untuk menuruti permintaannya.
"Bos, seperti remaja barusan adalah target kita," ucap seorang preman melihat fotonya.
Kebetulan Andi tidak mengenakan helmnya karena ingin jalan-jalan santai saja dalam perjalanan.
"Sudah aku duga masih akan ada masalah lagi," gumam Andi saat ada 4 motor mengejarnya.
Tanpa pikir panjang, Andi segera berhenti dan turun dari motornya.
"Mereka ada 8 orang," gumam Andi menghitung jumlah lawannya.
"Sepertinya, kau memang punya nyali besar karena memutuskan tidak lari," ucap salah satu dari mereka seraya turun dari motornya.
"Atau mungkin, kau itu memang bodoh dan berpikir bisa melawan kami," tambahnya menyeringai.
"Untuk apa aku takut pada orang-orang seperti kalian," jawab Andi terlihat santai.
"Hahaha! Itu sebelum kau tahu apa yang terjadi setelah ini," jawab preman tersebut.
Saat sekelompok preman itu bersiap mengeroyok Andi, tiba-tiba ada sosok pria misterius datang dan membantunya.
"Bukankah kau adalah..." Andi tampak sangat mengenal sosok tersebut.
"Luar biasa! Dia mengalahkan semuanya dengan mudah!" gumam Andi kagum.
Bersambung.
