NovelToon NovelToon
Pria Lugu Berkekuatan Super Power

Pria Lugu Berkekuatan Super Power

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Spiritual / Perperangan / Ahli Bela Diri Kuno / Ilmu Kanuragan
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aang Albasia

Novel ini mengisahkan seorang pemuda lugu yang kekuatannya tertutup racun sejak kecil, dia bertemu dengan seorang kakek yang menolongnya dan memberinya kekuatan yang bisa mengalahkan para dewa.
Dia punya tubuh antik yang jarang dimiliki oleh banyak orang, tapi titik kekuatan yang dia punya hanya terbuka satu saja, padahal ada tiga titik kekuatan yang harus dibuka untuk setiap orang yang belajar beladiri.
Pemuda ini tidak tahu siapa kedua orang tuanya, dia berpetualang mengelilingi kerajaan-kerajaan hingga akhirnya dapat menemukan orang tuanya yang saat ini kekuatannya sudah hilang sama sekali karena titik kekuatannya sudah dihancurkan semua oleh seorang yang mempunyai kekuatan super power juga.
Orang yang mempunyai kekuatan super power itu ternyata adalah saudaranya sendiri yang menapaki jalan hitam dalam kehidupannya.
Dengan segenap keinginan dan semangat yang membara, tokoh utama dari novel ini mempelajari ilmu spiritual dan berusaha untuk membuka semua titik kekuatannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aang Albasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati

“Akhirnya sampai juga di kerajaan Dadung Mbulet ini”. Kata Rama

“Iya tuan muda, kabarnya di kerajaan ini sangat banyak sekali wanita-wanita yang cantik yang mempunyai kekuatan ditingkat dewa”. Kata Ki Buana Abadi

“Kau ini paaaak, ingat!, pedangmu sudah menjadi keris sekarang”. Jawab Rama meledek

“Aih, jangan salah tuan muda, tua-tua begini pedang saya masih tajam, dan bisa membuat para wanita kewalahan”. Jawab Ki Buana Abadi menimpali.

“Hahaha, jangan membahas itu, ada anak kecil disini”. Kata Rama.

“Mending kita cari penginapan dan kedai dulu, perut sudah mulai bunyi ini”.

“Baik tuan muda”. Kata Ki Buana Abadi.

“Aku dengar kabar katanya kerajaan Singo Ngaung habis diserang oleh kelompok Macan Ngamuk ya?, kabarnya dua anggota Macan Ngamuk dikalahkan, yang satunya oleh gadis yang masih kecil hingga tewas dan satunya lagi sekarang dipenjara”. Kata salah seorang yang sedang menggosip di kedai makan itu.

“Benar, Gadis kecil bisa mengalahkan orang yang sudah ditingkatan dewa, sungguh benar-benar sosok yang sangat langka didunia ini”. Kata yang lainnya

“Tapi di kerajaan ini juga tidak kalah, banyak gadis-gadis kecil disini yang sudah mempunyai kekuatan spiritual yang sangat luar biasa juga, bahkan hampir semua perempuan yang ada dikerajaan ini adalah ahli beladiri semua”. Kata yang lainnya lagi.

“Benar, bahkan tidak hanya mempunyai kekuatan yang luar biasa, gadis-gadis disini juga cantik-cantik dibanding gadis-gadis dari kerajaan lain”. Kata salah satu dari mereka lagi.

“Eh iya, dengar-dengar, katanya padepokan Kelana Raksa akan mengadakan penerimaan murid baru bulan depan, pasti bakalan ada banyak pertunjukan yang menarik nanti”. Salah satu dari mereka menyela

“Iya, Bulan depan akan dibuka penerimaan murid baru, pasti akan datang banyak sekali bakat-bakat muda baru dari berbagai kota yang mendaftar, memang dari dulu padepokan Kelana Raksa satu-satunya padepokan yang menerima bakat-bakat yang luar biasa dan semuanya adalah benar-benar orang pilihan”. Jawab salah satunya

“Aku penasaran, apakah murid yang dikirim dari padepokan Mawar Getih akan menjadi pemenang kompetisi lagi, atau akan ada padepokan lain yang menggulingkan juara bertahan itu”.

“Ah, sepertinya sudah berkali-kali kompetisi diadakan, belum ada yang mampu mengalahkan padepokan mawar Getih, itu terlalu tidak mungkin, rata-rata murid dari padepokan itu diranah Pengendalian Dewa, jadi sangat mustahil untuk dikalahkan”.

Sambil memakan hidangan yang ada Rama dan kawan-kawannya mendengarkan orang-orang yang duduk dibelakang mereka bergosip.

“Tuan muda, sepertinya Gadis kecil ini cocok untuk ikut kompetisi itu”. Tanya ki Buana Abadi

“Kalau hanya ikut kompetisi saja dan tidak mau masuk menjadi murid padepokan diperbolehkan, boleh-boleh saja, tapi kalau harus menjadi murid padepokan, nantinya bakalan repot aing”. Kata Rama

“Repot bagaimana tuan muda?”.

“Dia punya kekuatan spesial yang sangat langka bahkan mungkin tidak ada yang menyamainya diseluruh jagat raya ini, akus aja kewalahan menghadapinya kemarin saat berlatih bersama dan hampir saja aku terluka”. Rama melanjutkan

“Masa tuan muda juga kalah sama gadis kecil ini?”. Tanya ki Buana Abadi kembali

“Iyooooooooooooooooooo”. Jawab Rama jengkel

“begini saja tuan muda”. Kata ki Buana Abadi sambil berbisik.

“Idemu cukup bar-bar juga pak tua!, tapi perlu dicoba juga itu”. Jawab Rama.

“Sungguh sebuah keberuntungan bagi murid yang bisa diterima di padepokan Kelana Raksa karena banyak sekali nantinya mendapatkan ramuan spiritual yang langka dan biasanya akan mendapatkan satu kesempatan meminta apapun kepada tetua padepokan yang pasti akan dikabulkannya”. Kembali gosipan itu terdengar ditelinga Rama dan ki Buana Abadi.

“Baiklah, Adik kecilku, maukah kamu ikut kompetisi di padepokan Kelana Raksa bulan depan?”. Tanya Rama.

“Aku akan mengikuti semua arahan kakak”. Jawab Purwati.

Sementara dilantai atas ada dua orang wanita cantik yang dari tadi memandangi Rama dan kawan-kawannya.

“Kak, Pria dibawah itu sepertinya mempunyai keunikan”. Tanya salah satu gadis yang wajahnya benar-benar sangat cantik.

“Kamu ini, tidak bisa melihat pria ganteng saja”. Kata wanita yang lain yang tidak kalah cantik juga.

“hihihi, emang kakak tidak begitu?, bukannya tiap kali aku bilang ada pria ganteng, pasti kakak akan merebutnya dariku?”. Kata gadis yang terlihat lebih muda sambil sedikit meledek.

“Tapi tingkat kekuatannya masih ditingkat satu, sayang sekali, pemuda ganteng seperti itu sangat lemah”. Lanjutnya

“Betul, kakak mau turun sebentar, kamu jangan kemana-mana”. Kata wanita yang lebih tua

Tiba-tiba wanita itu menghampiri Rama dan kawan-kawannya yang sedang lahap memakan hidangan yang ada dimeja.

“Hai pria ganteng”. Sapa wanita itu.

“Bolehkah aku ikut bergabung dimeja ini?”. Lanjutnya

“Mohon maaf, kursinya hanya tiga saja, dan mejanya sangat kecil, juga makanannya hanya cukup untuk tiga orang saja, kalau ada urusan denganku nanti saja setelah aku makan”. Jawab Rama

“Buset, Arogan juga pria ini, sepertinya menantang!”. Gumam wanita itu dalam hatinya.

“Siapa namamu anak muda?, wajahmu lumayan ganteng juga, boleh dong aku jadi pendampingmu?”. Wanita itu mulai merayu.

“Mohon maaf mbaaak, aku lagi makan, jangan ganggu kenikmatan makananku ini”. Jawab Rama dengan tanpa melihat raut wajah wanita itu dan terlihat ki Buana Abadi sedang terbengong dan ngeces air liurnya melihat kecantikan wanita itu.

“Tu, tuan muda, lihat wajah wanita itu, benar-benar seperti bidadari”. Kata ki Buana Abadi yang membuat Rama langsung mengangkat kepalanya dan melihat wajah wanita itu.

“Ah iya, memang benar-benar bidadari ini mah”. Gumam Rama dalam hati.

“Mohon maaf mbak, aku dan kawan-kawanku hanya pendatang dan tidak tahu adat dari penduduk kerajaan ini, kalau di tempatku tinggal, biasanya orang yang sedang makan tidak akan ada yang berani menggangu”. Kata Rama sok Jaim

“Kamu ya, kekuatanmu hanya ditingkat satu saja sudah arogan!”. Tiba-tiba wanita itu marah.

“Wah bahaya ini, bakalan ada bencana ini sebentar lagi, pemuda ini benar-benar bodoh, wanita tercantik dikerajaan Dadung Mbulet itu bahkan ditolaknya?”. Kata seseorang yang ikut berkomentar.

“Benar-benar cilaka dua belas ini mah, kalau tuan putri Sukmawati sampai marah, bisa hancur seluruh desa ini”. Jawab seorang yang ikut berkomentar juga.

“Mohon maaf mbak yang cantiknya tidak ketulungan, aku disini hanya mau makan dan tidak mau ada keributan, jadi kalau ada urusan denganku, tunggu aku dan kawan-kawanku selesai makan ya”. Jawab Rama sambil menampilkan muka lugunya.

“Dasar bocah tak tahu diri, kamu tidak tahukah siapa aku?”. Tanya wanita itu.

“Ya,,,, meneketehe, kan kita belum kenalan, lagian memangnya saya harus tau siapa anda gitu?”. Tanya Rama dengan sedikit memprofokasi

“Baiklah, aku tunggu kalian selesai makan, setelah itu temui aku di padepokan Kelana Raksa”. Kata wanita itu.

“Lokasinya dimana mbak? Kan kita bukan orang sini jadi tidak tahu dimana lokasi padepokan Kelana Raksa itu?”. Tanya Rama sambil garuk-garuk kepala

“Bocah tak tahu diri, namaku bukan mbak, namaku Sukmawati, kalau sampai kalian tidak datang ke padepokan Kelana Raksa jangan salahkan aku kalau hidup kalian disini tidak akan tenang”. Jawabnya ketus sambil pergi dari hadapan Rama.

“Tuan muda sungguh bodoh”. Tiba-tiba ki Buana Abadi membentak.

“Pletak!”. Dikeplaklah kepala ki Buana Abadi.

“Tuan mudamu ini bodoh katamu?”. Jawab Rama sambil mengintimidasi.

“Ti, tidak tuan muda, maksuda saya wanita secantik itu kenapa tuan muda tolak begitu saja?”. Tanya ki Buana Abadi

“Aku sudah ada janji akan menikahi Pelangi, mana mungkin aku bisa jatuh cinta kepada wanita lain?”. Jawab Rama sambil memasang muka menyeramkan.

“A, ampun tuan muda, saya salah, saya salah, dasar pak tua bodoh”. Kata ki Buana abadi sampil menaboki mulutnya.

“Memangnya putri pelangi kalah cantik dengan wanita itukah?”. Tanya Rama.

“Tidak tuan muda, tuan putri Pelangi lebih cantik dan lebih menggemaskan”. Jawab ki Buana Abadi

“Plok”. Sebuah tampolan menempel di mulut ki Buana Abadi kembali

“Menggemaskaaaan katamuuu?, kamu suka juga sama calon istrikuuuu?”. Tanya Rama dengan lebih mengintimidasi lagi

“A, ampun tuan mudaaa, saya mau ke belakang dulu, perut saya agak mules”. Kata ki Buana membuat alasan sambil berlari menuju belakang kedai itu.

“hey bocah, kalian darimana? Sepertinya bukan orang sini ya?”. Tanya salah seorang yang kekenyangan dibelakang Rama.

“Mohon maaf tuan, kami hanya pengelana bebas yang tidak ada tujuan akan kemana nantinya, kami memang bukan dari kerajaan ini”. Jawab Rama

“Berani-beraninya kamu menolak ajakan tuan putri Sukmawati?, kamu tidak tahukah betapa bahayanya jika tuan putri sampai marah?”. Tanya orang itu kembali

“Tidak tuan, kan saya bukan orang sini dan saya tidak tahu siapa tuan putri Sukmawati itu, dan seberapa menyeramkan dia”. Jawab Rama

“Dasar anak muda arogan!, aku tantang kau bertarung diarena pertarungan setelah ini!”. Kata orang tersebut.

“Mohon maaf tuan, aku masih ditingkat pembukaan awal dan sangatlah lemah, apakah orang-orang kerajaan ini memang suka menindas orang-orang yang lebih lemah?”. Jawab Rama dengan lugunya

“Bocah ini!, berani-beraninya kau menghina orang-orang kerajaan ini, kalau sampai aku tidak membunuhmu hari ini, kau mungkin akan menjadi masalah besar untuk kerajaan Dadung Mbulet ini!”. Kata orang itu dengan nada membentak.

“Sekali lagi maafkan saya, setelah makan ini, saya akan menemui wanita yang tadi itu, bolehkan tuan menunjukkan jalan menuju padepokan Kelana Raksa, kami benar-benar tidak tahu jalan di kerajaan ini”. Jawab Rama

“hm,,,,,,,, Baiklah, karena kamu sudah mau menemui tuan putri Sukmawati maka aku memaafkanmu kali ini, akan aku tunjukkan jalan menuju padepokan Kelana Raksa  nanti.

Setelah selesai makan dan ki Buana sudah kembali bersama Rama, akhirnya berjalanlah Rama dan kawan-kawannya dengan satu orang yang sebelumnya akan membunuh Rama menjadi penunjuk jalan.

“Kebetulan aku juga salah satu pengurus di padepokan Kelana Raksa jadi kalian bisa masuk tanpa pemeriksaan bersamaku”. Kata orang itu

“Terima kasih banyak tuan, BTW what is your name?”. Tanya Rama

“Namaku Balaraja, salah satu dewan penulis padepokan Kelana Raksa”. Jawabnya

“ooo, baiklah, tuan Balaraja, apakah masih jauh padepokannya?”. Tanya Rama kembali

“Itu didepan sana, sudah terlihat jelas papan nama didepan pintu padepokan, apakah kamu tidak bisa membaca?”. Tanya Balaraja

“Oooh iya, maaf, maaf”. Jawab Rama.

Sesampainya di padepokan

“Anak muda, aku belum tahu namamu, siapa namamu?”. Tanya Balaraja

“Namaku Rama tuan”.

“Tuan putri akan menemuimu di arena pertarungan padepokan, mungkin akan ramai nanti disana”. Kata Balaraja

“What!!?, apakah wanita itu akan bertarung? Siapa lawannya ya, bolehlah aku ikut menonton pertarungan itu, sepertinya menarik”. Gumam Rama

“Baik tuan, saya akan pergi ke arena pertarungan sekarang, sepertinya sudah cukup ramai disana”. Jawab Rama.

“Pede sekali anak muda ini, cari matikah dia?”. Gumam Balaraja dalam hati.

Ternyata putri Sukmawati akan menantang Rama sebagai lawan tarungnya di arena pertarungan itu, dan Rama benar-benar tidak tahu hal itu.

Sesampainya di arena pertarungan terlihat putri sukmawati melihat kedatangan Rama dan kawan-kawannya dan langsung melompat dari lantai kedua padepokan yang berada tepat disamping arena tersebut.

“Kalian mungkin sudah lama tidak melihat aku bertarungkan!?”. Tanya Sukmawati diatas arena.

“Benaaar, kami ingin melihatnya lagiiii”. Teriak orang-orang yang berada dibawah arena itu yang sangat ingin melihat putri sukmawati bertarung kembali.

“Sejak lima belas tahun yang lalu, saat tuan putri menjadi juara pertama dikompetisi penerimaan murid baru, dia tidak pernah terlihat bertarung lagi, apakah kekuatannya masih se mengerikan dulu ya?”. Komentar salah satu penonton.

“Sepertinya lebih menyeramkan, dulu tuan puteri masih di ranah Pembukaan Langit saja sudah seseram itu, sekarang sudah di tingkat Dewa, pastinya akan lebih menyeramkan!”. Jawab yang lainnya.

“Baiklah!, Kau anak muda!, Naiklah ke arena ini, bertarunglah denganku!”. Teriak Sukmawati sambil menuding kearah Rama yang mendadak kaget, bengong dan bingung.

“Apa!?, aku!?”. Tanya Rama kebingungan

“Kenapa aku?, bukankah kita akan membicarakan sesuatu, bukan bertarung?”. Jawab Rama dengan lugunya

“Tidak beranikah? Saat ini masih ada seorang Pria pengecut ternyata!”. Teriak Sukmawati

“Wuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu”. Sorak penonton serentak.

“Mohon maaf mbak, aku masih ditingkat pertama, sedangkan si mbaknya sudah ditingkat dewa, bukankah itu akan menjadi sebuah penindasan yang sangat luar biasa nantinya?”. Tanya Rama sambil merendah

“Aku tak peduli kau ditingkat apa!?, kau sudah membuatku marah tadi, aku harus menghajarmu!”. Jawab Sukmawati yang masih berdiri sendirian diatas arena.

“Laawan, Laawan, Laawan”. Teriak penonton memprofokasi

“Pengecut, Pengecut, Pengecut”. Teriak penonton yang lainnya.

“Begini saja mbak, bolehkah aku menunjuk seseorang untuk menggantikanku, setidaknya dia satu tingkat lebih tinggi dariku”. Jawab Rama

“Adikku yang cantik, maukah kamu bertarung diatas sana melawan mbak itu? Jangan sampai membuatnya mati ya?”. Kata Rama Lirih.

1
Andalas 476
Emg MUSLIM toh..? pake Istighfar segala...
Andalas 476
dasar MC goblok..mau tarung pake acara mandi dulu...Sarapan dulu kaleeee.. abis tarung.. keringetan bru mandi..
Andalas 476
beberapa tahun..??! emg brpa Tahun mulai dari makan daging terus berendam di kolam suci..??
MUBS Corp: Hahaha, makan berendamnya sebentar, pingsannya yang lama
total 1 replies
Andalas 476
Tingkat LANGIT nya ,knp gk pada AWAL - MENENGAH - PUNCAK aja...biar gk kebanyakan.
Aya Muda
wkakkaka, butiran dewa laut🤣🤣🤣
Aya Muda
kwkwkwkwkwk lato-lato
anggita
tulisan percakapan mulai terpisah"
atas bawah... yg baca jdi rada bingung.
MUBS Corp: sudah dibeneri /Shy/
total 1 replies
anggita
naga menari... nama ilmu pedangnya keren👌
anggita
like👍+☝iklan... utk novel fantasi timur lokal. moga sukses lancar👌.
anggita
ada gambar ilustrasi tokohnya..👌😊
anggita
😱👏..... cook
Aya Muda
wkakka, dewa kelilipan trisula, kocak !
MUBS Corp
ceritanya mantap
Cô bé mùa đông
Wah, bikin baper!
Odalis Pérez
Ganti tanggal jadi sekarang ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!