"Aku bersedia menikahinya, tapi dengan satu syarat. Kakek harus merestui hubungan aku dan Jessica"
Bagaimana jadinya jika seorang pria bersedia menikah, tapi meminta restu dengan pasangan lain?
Akankah pernikahan itu bertahan lama? Atau justru berakhir dengan saling menyakiti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dj'Milano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps6. Mengusir secara halus.
Pagi kembali menyapa, matahari tampak mulai meninggi dan menyinari seluruh isi bumi. Dalam kamarnya yang berukuran minimalis, seorang gadis cantik sedang menyisir rambutnya yang panjang nan indah.
Meja rias itu seakan menjadi teman curhat dikala ia sedih, Viona tak segan mengeluh atau bercerita pada bayangannya dibalik kaca.
"Andai kakek masi ada" ucap Viona pelan sambil terus menyisir rambutnya.
Tok-tok-tok.
Bunyi suara ketukan pintu dari luar, berhasil mengalihkan perhatiannya, Viona mengerutkan dahinya sambil menole kearah pintu, siapa yang mengetuk pintunya pagi-pagi begini?
"Neng Vio, ini Bi Lastri" ucap seseorang dari balik pintu.
"Aahh Bi Lastri, kirain siapa" ucap Viona pelan, gadis itu berjalan menuju arah pintu.
"Ada apa, Bi?" tanya Viona setelah membuka terbuka.
"Neng Vio diminta segera ke ruangan Tuan Alex" sahut Bi Lastri sopan. Sejak awal masuk rumah itu, Viona menolak keras dipanggil Nyonya, sehingga semua pembantu dirumah itu memanggilnya dengan sebutan Neng.
"Oh" Viona tempak bingung, merasa tidak percaya. Setelah sekain lama, ini kali pertamanya Alex memanggil dirinya. Apa yang ingin laki-laki itu bicarakan denganya?
"Makasi, Bi Lastri. Vio kesana sekarang ya." Viona menutup pintu kamarnya dan langsung menuju ruang kerja Alex.
Bi Lastri mengangguk kecil menanggapi ucapa Viona. "Kasian bangat sih nasibmu, Neng" ucap Bi Lastris pelan. Pagi ini, Bi Lastri tidak sengaja mendengar pembahasan para majikannya tentang Viona.
Alex dan Jessica yang baru saja pulang dari hotel, langsung diajak Nyonya Veronika untuk mendiskusikan mengenai pengusiran Viona dari rumah itu.
"Ingat ya, Lex. Hari ini juga perempuan itu sudah harus keluar dari rumah kita dan ingat juga jangan kasih dia duit sepeserpun!" tegas Nyonya Veronika.
"Aku setuju sama, Mama. Lagian pasti dia juga udah dapat banyak duit dari kakek selama ini" timpa Jessica.
"Benar, sudah pasti selama ini dia poroti kakekmu, Lex"
Bi Lastri menggeleng-gelengkan kepalanya ketika mengingat kedua Nyonya besar rumah itu terus saja menghasut Alex untuk mengusir Viona.
...****************...
Tok-tok-tok
Viona mengetuk pintu dengan sangat hati-hati, jantungnya berdebar semakin kencang. Ini pertama kalinya ia akan memasukin ruang kerja Alex dan berinteraksi langsung dengan pria itu, Viona juga memikirkan apa yang akan terjadi di dalam sana.
"Masuk"
Viona melangkah masuk setelah mendapat izin, perlahan gadis itu berjalan sambil menunduk mendekat pada meja kerja Alex.
"Duduk" ucap Alex dingin.
Viona mengangguk, lalu menarik kursi dan mendudukan pantatnya disana. Suasana semakin tegang bagi Viona, perasaannya semakin tak karuan.
"Baiklah, saya langsung pada intinya saja." ucap Alex memecah keheningan, tangannya meraih sebuah bendah kecil yang tersimpan diatas meja.
Viona tetap dengan posisinya, matanya tak berani menatap Alex. Kupingnya terpasang, siap mendengar apa yang akan disampai suami yang tak pernah menganggapnya ada itu.
"Terima kasih sudah merawat kakekku dengan baik beberapa bulan ini, maaf karena kakekku sudah melibatkanmu dalam keluarga kami." Alex menjedah ucapnya.
"Sekarang kakekku telah tiada, tugasmu sudah selesai disini. Kamu dibebaskan dari semua tanggung jawab." Lagi-lagi Alex menjedah ucapannya. "Ambi ini, anggap saja sebagai ucapan terima kasih keluarga Emeraldi untukmu. Didalam situ ada uang seratus juta, kamu boleh memakainya untuk keperluan pribadimu." Alex meletakkan sebuah kartu debit tepat dihadapan Viona. "Dan besok, David akan mengantarmu ke tempat tinggalmu yang baru, tenang kami akan bertanggung jawab penuh untuk semua kebutuhanmu"
Hancur! tak ada kata yang lebih pantas menggambarkan perasaan Viona saat ini, ia tidak menyangka semua akan secepat ini. Bahkan kuburan Kakek Volcan saja belum kering, mengapa? Mungkinkah dirinya sangat menjijikan? Hingga Alex tak ingin lama-lama berada serumah dengannya?
Viona menatap tak percaya pada pria dihadapannya, apa maksud dari semua ucapan Alex? Selama ini Viona sadar ia tidak diharapkan, tapi haruskan Alex berkata sekejam itu padanya? Dan apa ini? Pria itu selalu memakai kata keluarga kami, apakah sedikit pun Alex tidak menganggap dirinya sebagai istri?
.......
.......
.......
Happy reading ya Guys, jangan lupa beri dukungannya. Like & Komen😍😍
berjuanglah sendiri jangan mengharapkan keluarga yg tak menganggapmu