Lucas, seorang pria yang haus kasih sayang dari istrinya. Hal itu membuat Lucas tergoda dengan keindahan dari pembantu baru yang memang sengaja menggoda dirinya.
Hubungan terlarang itu terus terjadi hingga membuat Lucas hilang akal, malah takut kehilangan Cani.
"Kau menolak tapi tubuhmu seakan minta lebih, Cani. Ahhh.. kau memang berhasil membuatku menjadi gila!" ucap Lucas disela kenikmatan yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Zoya ingat sekali hal yang sangat ingin Lucas dapatkan darinya adalah ketersediaan untuk resign fokus saja di menjadi istri yang baik. Meskipun semua keputusan itu agak sedikit berat untuk Zoya ambil, tapi ia tetap yakin jika yang telah ia ambil sangatlah benar.
Mata Zoya memandang penuh kearah Lucas yang mengangguk setuju kearahnya. “Kok Mas kelihatan nggak senang gitu si?” tanya Zoya dengan bibir yang cemberut.
“Senang kok, sayang. Hanya saja kan Mas tadi baru aja bangun tidur loh, belum nyatu..” alasan yang sangat tepat disaat mendadak seperti ini.
Lucas termenung memikirkan semua yang akan diambil Zoya. “Begini, kenapa mendadak kau mengambil tindakan ini?” tanya Lucas sangat penasaran.
“Tidak ada, hanya saja aku sudah merasa jahat selama ini.. Selalu mengabaikan suamiku dan tidak pernah mengurus dengan baik. Hem, jadi sekarang aku akan menghabiskan waktu untuk Mas aja deh..” jelas Zoya yang mana mendapatkan anggukan mantap saja dari Lucas.
Meskipun semua keputusan Zoya yang tiba-tiba saja itu belum dimengerti sama sekali oleh Lucas. Tapi, ia sebagai suami suka juga kalau Zoya sudah berpikir seperti itu.
“Lalu, Caniku?” gumam Lucas di dalam hati, ia mengusap usap wajahnya ntah kenapa kepalanya menjadi sangat sakit sekarang.
Zoya bangkit dari duduknya untuk mengikat tirai jendela, terlihat cahaya matahari yang sudah bersinar sangat terik. Lucas hanya termenung menatap Zoya yang tengah merapikan kain gorden.
“Karna Mama kemarin juga minta cucu gitu, Mas. Katanya beliau sudah nggak sabar mau gendong cucu dari kamu,” ucap Zoya yang mana kini sudah menatap kearah sang suami.
Timbul senyuman manis diwajah tampan Lucas. “Sebenarnya hal yang seperti Mama katakan tidak perlu kau pikirkan, Zoya. Aku takut malah menjadi beban untukmu,” Balas Lucas akan apa sang istri katakan.
“Aku nggak keberatan kok, Mas. Justru aku udah nggak sabar tau gendong anak bayi yang mirip sama kamu.” ujar Zoya, ia tertawa kecil membayangkan hal itu.
Lucas menggelengkan kepala saja mendengar apa yang Zoya katakan. “Mas, nanti siang bisakan pergi sama aku ke dokter kandungan?”
“Kelihatannya si bisa, coba nanti aku atur waktu.” Ntah kenapa bagaimanapun Lucas suka dengan kenyataan Zoya sudah berubah. Sebagai suami ia harus mendukung apapun yang ingin dilakukan sang istri bukan.
~
Cani melihat Zoya yang sedang pergi ke halaman belakang,katanya ingin memetik bunga mawar untuk di Vas. Cani langsung menuju ke lantai atas untuk melihat Lucas yang sudah membohongi dirinya malam tadi.
“Aku harus butuh penjelasan dia,” Cani berjalan menaiki tangga sambil terus mengomel.
Disaat sampai didepan pintu kamar utama ntah kenapa Cani seakan ragu mau membuka pintu. Tapi, perasaan kesal di hatinya sudah tidak terbendung lagi. Maka Cani langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu, ia yakin kalau Lucas masih berada didalam kamar.
Dan benar dugaan Cani, Lucas memang masih didalam kamar sedang memakai dasi.
“Dad..” Panggilan Cani membuat Lucas langsung berbalik badan, ia tidak terkejut karna kedatangan Cani.
Pasti karna Zoya sudah pergi hal itu yang membuat Cani berani masuk kedalam kamar utama. Lucas tersenyum senang melihat sang kekasih yang menemui dirinya untuk pertama kali di pagi ini.
“Hei, pagi sayang..” Lucas berjalan mendekati Cani, tidak lupa mengecup bibir wanita itu.
Tapi, malah Cani menghindar bahkan menjauhkan wajahnya dari Lucas yang menatapnya heran. “Emm.. Kenapa lagi nih?” tanya Lucas, seingatnya ia tidak ada melakukan apapun yang bisa membuat Cani marah.
“Daddy jahat!” Cani marah, ia mendorong dada Lucas agar jangan memeluknya lagi.
“Kok nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba bilang Daddy jahat, sayang?” Sebenarnya Lucas ingin tertawa melihat mood Cani yang sangat luar biasa. Terkadang mau tiba-tiba saja marah tidak tahu apa penyebabnya, dan pada akhirnya nanti Lucas disuruh mikir sendiri apa alasannya.
“Memangnya Daddy salah apa?” tanya Lucas sembari meraih tangan Cani yang sangat lembut, mencium tangan itu berulang kali.
“Pikir aja sendiri!” Cani kesal, tapi ia tahu tidak bisa kesal hanya karna hal seperti itu. Semua ini termasuk dari derita menjalani hubungan dengan sosok pria yang memiliki istri, harus rela berbagi bukan.
“Aku hanya sedikit kesal karna Daddy tadi malam anuan kan sama Zoya?” tanya Cani yang mana sebenarnya Lucas terkejut Cani bisa tahu.
“Bagaimana lagi, dia memaksa Daddy, sayang. Tapi, tidak bohong deh.. Selama melakukan adegan itu, Daddy terbayang kamu.” ucapan Lucas membuat Cani menjadi tersipu malu.
Lucas menangkup wajah Cani yang cantik dan menggemaskan, pipi chubby ini yang selalu membuat Lucas rindu. Sudah pasti Lucas mencium terus pipi serta bibir Cani yang sangat candu untuknya.
“Maafkan Daddy ya, sayang..” ucap Lucas yang mendapatkan anggukan langsung dari Cani.
Cani menarik tangan Lucas untuk duduk di pinggir ranjang yang berukuran besar itu. Cani mengelus ranjang itu karna empuk, lalu ia menoleh kearah Lucas yang sedari tadi terus menatapnya.
“Aku juga mau kita main disini, Dad..” ucapnya tanpa malu sedikitpun.
Sebenarnya hal itu yang paling Lucas sukai dari Cani, yaitu selalu berbicara binal dan gamblang. Jadi, kelihatan lebih menantang.
“Nanti bakal kita coba ya, tapi tidak sekarang karna Daddy harus bekerja untukmu.” ujar Lucas sambil mengecup bibir Cani lagi.
Cani tidak suka itu, ia duduk di pangkuan Lucas. Meraih tengkuk Lucas lalu melakukan lumatan bibir yang sangat menuntut hingga suara kissing terdengar diseluruh area kamar. Lucas yang awalnya tidak ingin menjadi terpancing karna ulah Cani, ia berusaha untuk tetap fokus jangan sampai tergoda disaat keadaan genting begini.
“Stop, Cani! Stop!” Lucas berusaha menghentikan tangan Cani yang ingin melepaskan ikatan tali pinggangnya.
Tentu saja Cani langsung mendongak menatap kearahnya. “Aku pengen es krim Daddy!” Cani kesal, ia kan ingin lalu kenapa Lucas tidak mengizinkan.
“Tidak sekarang, Daddy ada meeting. Setelah semua kerjaan Daddy selesai, baru kamu boleh apain aja milik Daddy ini. Oke?” Semua yang dikatakan Lucas itulah kenyataannya.
“Tau ah, bete sama Daddy!” Cani bangkit tidak lupa memukul adik dengan sangat kuat hingga pria itu meringis kesakitan. Lalu, tanpa tanggungjawab Cani pergi begitu saja meninggalkan Lucas yang menahan sakit.