Kimberly tidak menyangka keluarganya akan tega dan sejahat itu menjadikan dirinya sebagai gadis pelunas hutang, sedangkan kekasihnya dinikahkan dengan adik tirinya.
Kimberly lebih terpukul ketika mengetahui calon suaminya buruk rupa dan lumpuh, di tambah sikap lelaki itu sangat kejam serta Arogant. Tak peduli yang dia siksa lelaki atau perempuan, yang calon suaminya tahu hanya menindas.
Apakah pernikahan mereka berjalan harmonis atau berakhir perceraian?
Ikuti yuk Novelku yang Ke 41
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar Mommynya Kak Ray?
"Kata Daddy, Mommy masih koma." Jawab Ray.
"Setelah itu apa yang terjadi?" Tanya Kimberly.
Ray menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menatap Kimberly.
"Maukah kamu duduk di pangkuanku saling berhadapan?" Tanya Ray.
Tanpa curiga sedikitpun Kimberly melepaskan pelukannya begitu pula dengan Ray kemudian Kimberly duduk di pangkuan Ray sambil menatap wajah tampan Ray.
"Seperti ini?" Tanya Kimberly.
Grep
"Lebih enak seperti ini." Jawab Ray sambil memeluk Kimberly agar bersandar di dada bidang Ray.
Deg
Deg
Ke dua jantung mereka berdetak kencang namun berusaha bersikap biasa saja.
"Lalu apa yang terjadi selanjutnya?" Tanya Kimberly mengalihkan pembicaraan sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang Ray dan membalas pelukan Ray.
"Setelah aku sadar di rumah sakit ..." Ucap Ray menceritakan tentang masa lalunya.
xxxxxxx Flash Back On xxxxxxx
"Daddy, Mommy kemana?" Tanya Ray.
"Mommy di rawat di luar negri bersama Tantenya adik dari Mommy Mu." Jawab Ayahnya.
"Daddy, kenapa wajah dan ke dua kaki serta ke dua tanganku diperban?" Tanya Ray.
"Karena terkena luka bakar makanya diperban." Jawab Ayahnya.
"Daddy, kenapa ke dua kakiku tidak bisa digerakkan?" Tanya Ray dengan wajah panik.
Tanpa menjawab Ayahnya menekan tombol hingga beberapa saat kemudian pintu ruangan tersebut terbuka dan tampak dokter dan perawat datang. Dokter dan perawat tersebut masuk ke dalam ruangan tersebut kemudian mulai memeriksa Ray.
Hingga lima belas menit kemudian Ray sudah selesai diperiksa lalu dokter tersebut menatap ke arah Ayahnya Ray.
"Apakah waktu kejadian kebakaran Tuan Muda Kecil tertimpa sebuah benda?" Tanya dokter tersebut.
"Kata anak buahku kalau putraku tertimpa benda dan benda itu berupa balok kayu yang besar. Memang kenapa Dok?" Tanya pria tersebut balik bertanya.
"Maaf Tuan, Tuan Muda kecil Ray mengalami kelumpuhan sementara akibat jatuh tertimpa benda tersebut." Jawab dokter tersebut.
"Apa?" Tanya pria tersebut dengan wajah terkejut.
"Selain itu ... Maaf Tuan Besar, Tuan Muda Kecil Ray jadi cacat wajah dan lumpuh." Jawab dokter tersebut.
'Apa yang bisa aku harapkan dari anak cacat?' Tanya pria tersebut dengan wajah sangat kecewa.
"Kalau begitu pergilah!" Usir pria tersebut dengan nada dingin.
"Baik Tuan." Jawab dokter tersebut yang mengerti kalau Tuan Besar Reyhan sangat terpukul.
Dokter dan perawat itupun langsung berpamitan kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Daddy ... Hiks ... Hiks ... Wajah Ray jadi buruk dan ke dua kaki Ray jadi lumpuh." Ucap Ray sambil terisak.
"Maafkan Daddy, mulai besok mansion yang sudah terbakar habis akan Daddy suruh orang untuk perbaiki. Karena setelah kamu keluar dari rumah sakit, kamu tinggal di sana selamanya bersama pengasuh sekaligus pengawalmu." Ucap Ayahnya dengan nada dingin kemudian pergi meninggalkan Ray sendirian tanpa menjawab ucapan Ray dan isak tangis Ray.
"Daddy! Hiks .... Hiks... Hiks... Kenapa tinggalin Ray sendirian?" Tanya Ray kecil sambil terisak.
Bruk
"Akhhhhhhhh!" Teriak Ray kecil.
Ray kecil berusaha bangun namun karena tubuhnya sangat sakit membuat Ray kecil menggulingkan tubuhnya hingga terjatuh ke lantai bersamaan Ray berteriak kesakitan.
Ayahnya hanya bisa memejamkan matanya kemudian membuka pintu ruangan tersebut dan pergi meninggalkan Ray tanpa memperdulikan isakan kesedihan ataupun kesakitan Ray.
"Hiks... Hiks... Hiks... Kenapa waktu kebakaran Ray harus diselamatkan? Buat apa Ray hidup jika Daddy tidak perduli dengan Ray? Seandainya saja wajah Ray tidak rusak dan lumpuh pasti Daddy perduli padaku." Ucap Ray sambil masih terisak tanpa memperdulikan rasa sakit pada tubuhnya.
Ceklek
Tidak berapa lama pintu ruang perawatan terbuka, seorang pria bertubuh kekar masuk ke dalam dan matanya membulat sempurna melihat Ray kecil tidur terlentang di lantai.
"Tuan Muda kecil." Ucap seorang pria bertubuh kekar sambil menekan tombol darurat yang menempel dekat ranjang.
"Dokter!" Teriak pria tersebut yang bernama Gunawan kepanjangan dari Gundul Namun Menawan.
Selesai berteriak Gunawan berjalan dengan langkah lebar kemudian menggendong Ray kecil lalu diletakkan perlahan ke ranjang.
"Hiks ... Hiks ... Hiks ... Paman ... Wajahku cacat dan lumpuh .... Huhu ... Huhu .... Daddy tidak sayang sama Ray." Ucap Ray kecil sambil menangis.
Grep
"Tuan Muda Kecil, jangan menangis ya... Tuan Besar sayang kok sama Tuan Muda Kecil." Ucap Gunawan sambil memeluk Ray agar berhenti menangis.
"Tidak Paman. Kata Daddy, Ray akan tinggal bersama Paman di mansion di pinggir hutan." Jawab Ray kecil dengan air mata tidak berhenti menangis.
Gunawan hanya bisa diam karena dirinya tahu kalau tuan besar Reyhan memang memintanya untuk tinggal bersama Ray di mansion pinggiran hutan dan secara tidak langsung Tuan Besar Reyhan tidak sayang dengan Ray.
Ray akan menjadi anak terbuang karena Tuan Besar Reyhan tidak membawanya ke mansion utama. Gunawan beranggapan begitu karena jika seandainya memang sayang seharusnya Ray diperhatikan dan di rawat hingga wajah Ray di operasi agar kembali seperti sedia kala.
Ceklek
Tidak berapa lama pintu ruang perawatan terbuka dan seorang dokter masuk ke dalam ruangan tersebut dengan diikuti oleh seorang perawat.
Dokter itupun mulai memeriksa keadaan Ray namun sebelumnya memasang kembali jarum infus yang sempat terlepas akibat Ray jatuh dari ranjang.
Dengan hati-hati dokter tersebut mulai mengganti perban yang terkena noda darah membuat Ray meringis menahan rasa sakit.
"Sttttttt.. Sakit ..." Rintih Ray.
"Sabar ya sayang, anak laki-laki tidak boleh nangis." ucap dokter cantik tersebut dengan nada lembut sambil sesekali meniup telapak tangan Ray.
"Baik Dok." Jawab Ray sambil berusaha menahan rasa sakit.
"Anak pintar." Puji dokter cantik tersebut yang bernama dokter Diana kepanjangan dari Diam - Diam Mempesona.
Ray hanya tersenyum hingga setengah jam kemudian dokter Diana sudah selesai mengobati Ray kemudian pergi meninggalkan Ray bersama Gunawan.
Seminggu setelah terjadinya kebakaran 🔥 di mansion.
Mansion tersebut sudah selesai di bangun karena menggunakan bahan kayu bersamaan Ray keluar dari rumah sakit. Ray tinggal di mansion terpencil di pinggiran kota dekat hutan bersama Gunawan.
"Paman, tolong bilang ke Daddy untuk mencat ulang mansion ini warna hitam dan semua barang diganti warna hitam." Pinta Ray.
"Kenapa Tuan Muda Kecil?" Tanya Gunawan.
"Lakukanlah apa yang aku minta Paman." jawab Ray sambil menatap balkon dan duduk di kursi roda.
"Baik Tuan." Jawab Gunawan patuh tanpa banyak bertanya.
Gunawan mengambil ponselnya kemudian menghubungi Tuan Besar Reyhan dan mengatakan apa yang diinginkan oleh Ray dan Tuan Besar Reyhan tanpa banyak bertanya menyetujui permintaan Ray.
Sejak saat itu mansion yang awalnya berwarna putih kini berganti warna hitam. Hingga suatu ketika Ray keluar dari mansion karena Gunawan ingin menjemput putra semata wayangnya.
Dalam perjalanan mobilnya berhenti karena ban mobilnya kempes. Ray dihina dengan menyebutnya sebagai monster waktu Ray membuka topengnya sambil membuka jendela mobil hingga Ray bertemu dengan Kimberly yang membela dirinya dan tidak jijik melihat wajahnya.
Pertemuan pertama dengan Kimberly membuat Ray ingin dioperasi wajahnya dan belajar jalan. Hal itu membuat Gunawan sangat bahagia karena Ray ada semangat untuk hidup dan sering tersenyum.
Ray mau melakukan seperti itu karena Ray bertemu dengan Kimberly yang sangat baik dan tidak takut melihat wajahnya.
Selain itu berkat kehadiran Kimberly membawa perubahan pada diri Ray. Yaitu Ray tidak lagi seperti dulu selalu diam dan jarang mengeluarkan suara sedikitpun.
xxxxxxx Flash Back Off xxxxxxxx
"Itulah yang terjadi." Ucap Ray mengakhiri ceritanya.
"Lalu bagaimana kabar Mommynya Kak Ray?" tanya Kimberly penasaran.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :