Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4: Hancurnya Yolanda dalam Kesendirian
Hari hari setelah pertemuan dengan Nikita terasa semakin berat bagi Ola. Meskipun dia berusaha keras untuk tetap menyembunyikan dengan baik di tempat kerjanya, beban emosional yang dia bawa tidak bisa dihindari. Setiap kali dia melangkah ke kantor Cloe Corp, dia merasa seolah ada beban berat yang menggantung di atas bahunya. Kantor yang biasanya menjadi tempat pelarian dari kenyataan pahit di rumahnya kini terasa seperti arena pertunjukan di mana semua perasaannya diperlihatkan secara terbuka.
"Ola! Kamu kenapa aku lihat akhir akhir ini sering termenung dan sering kali aku melihatmu melamun?" tanya Helda.
Helda, sahabat baik Ola di kantor, adalah satu satunya orang yang dekat dan paham akan Ola. Helda selalu berada di sana untuknya, mendengarkan keluh kesahnya, dan menawarkan dukungan moral yang sangat dibutuhkan Ola namun kali ini Ola masih menyembunyikannya.
"Tidak, Helda! Aku baik baik saja!" bohong Ola. Dia tidak mau ada yang tahu jika di telah di MADU!
Aku tidak ingin ada yang tahu jika rumah tanggaku hancur dam berantakan. Aku tidak ingin di kasihani oleh siapapun. Batin Ola.
"Aku tahu kamu berbohong, Ola! Tapi aku tidak memaksamu bercerita. Satu hal yang pasti aku akan membantumu semampuku," ucap Helda secara terang.
"Maafkan aku Helda!" ucap Ola yang merasa ini jauh lebih baik dan Ola berusaha tersenyum walau itu hanya tipuan belaka.
"Baiklah, jika itu kamu inginkan," Helda mengangguk, tampak tidak puas dengan jawaban tersebut.
“Terima kasih, Helda. Aku benar-benar menghargai dukunganmu.” ucap Ola kembali.
Di tengah kesibukan kantor, Ola berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya sebagai sekretaris Axel Cloe. Axel, yang selalu terlihat profesional dan karismatik, menjadi sosok yang sangat dihargai Ola, meskipun dia sering merasa ada jarak emosional antara mereka. Axel juga memperhatikan perubahan dalam diri Ola, terutama setelah acara keluarga yang menegangkan. Namun, dia tidak ingin menambah beban Ola dengan pertanyaan atau perhatian berlebih karena Axel berada di rumah mertuanya saat itu. Tapi tidak di ketahui oleh Ola, jadi Axel memilih mengawasinya saat ini.
"Roy! Pantau terus Ola dimanapun dia berada, aku takut dia akan hancur dan mengambil jalan pintas!" Perintah Axel.
"Siap Tuan! Ada lagi?" tanya Roy.
"Lakukan saja secara diam diam seperti sebelumnya!" perintah Axel kembali.
Aneh Tuan ini, cinta kok sama istri orang. Hanya cinta dalam diam! Entah kapan akan bersambut! Batin Roy.
Roy, asisten Axel yang selalu efisien dan penuh perhatian, juga menyadari bahwa Ola tampak tidak seperti biasanya. Roy sering menjadi perantara dalam komunikasi antara Ola dan Axel, dan dia tahu betapa pentingnya menjaga suasana kerja yang positif. Bahkan Roy sangat pandai membangun suasana yang membuat Ola tidak tampak di awasi oleh Axel.
*
Di sisi lain, Ola merasa semakin tertekan. Setiap malam setelah pulang dari kantor, dia sering terjaga sampai larut malam, terjebak dalam pikirannya sendiri. Kesendirian dan rasa sakit hati membuatnya sulit untuk tidur, dan setiap hari terasa semakin panjang. Dia sering duduk di kamar tidurnya, merenung tentang bagaimana hidupnya berubah begitu drastis dalam waktu singkat.
Bahkan mata pandanya sering terlihat dan selalu saja di tutupi dengan cream mata, agar menyamarkannya.
"Bagaimana nasibku bisa begini?"
"Apa salahku jika aku belum bisa hamil? Sementara rumah tanggaku tidak ada mempermasalahkan ini di awal?"
"Aaaaakkkkhhhhh"
Ola yang selalu menangis dan merenung, ada baiknya dia tidak minum minuman keras atau bahkan sekedar merokok. Setiap malam hanya menangis di dalam kamarnya.
Hingga dua bulan berlalu sejak dirinya mempunyai madu.
"Apa aku harus seperti ini terus?"
"Aku hanya berusaha kuat di depan semua orang bahkan aku tutupi dari Helda juga. Tapi apakah ini sudah benar?"
"Aku harus bagaimana?"
Bertanya sendiri pada dirinya sendiri di depan cermin yang saat ini di waktu weekendnya.
Selama ini Ola memang sengaja memblokir nomor dan segala hal tentang suaminya itu. Mikel yang telah membuat hidupnya bersama dengannya seolah terus merasakan ke indahan, kebahagiaan namun kini semuanya hilang. Saat surat Nikita berada di rumahnya dan di tegaskan saat di rumah mertuanya.
Sejak saat itu Ola tidak mau lagi tahu tentang suaminya dan madunya. Entah di medsos keduanya atau di PP pesan onlinenya. Segala hal yang akan selalu menyakitkan dirinya, Ola saja masih tidak bisa bangkit sampai saat ini.
Air matanya sudah tidak bisa keluar lagi dari matanya, seolah mengering disana betapa seringnya dia menangis. Kini lebih banyak merenung dan berdiam diri saja.
***
Hingga suatu hari di kantornya Ola bersama dengan Axel yang telah selesai meeting dengan beberapa rekan bisnisnya. Terkait kerja sama dan juga mega proyek yang melibatkan beberapa pebisnis lainnya.
"Ola, ini sudah malam. Apakah kamu ingin pulang atau di hotel lebih dulu denganku, tenang saja beda kamar," ucap Axel yang sedikit bercanda.
"Ini sudah larut Ola," timpal Roy.
Ola langsung melihat jam di tangannya sudah menunjuk jam 10 malam, perjalanannya memakan waktu dua jam. Karena mereka berada di luar kota.
"Baiklah aku di hotel saja," ucao Ola setelah mempertimbangkan jarak tempuh dan lain halnya.
"Lusa juga kita harus berada disini kembali. Jadi sebaiknya kita tinggal sementara disini. Kabari suamimu atau orang rumahmu," pinta Axel.
"Aku akan memberitahukannya," jawab Ola bohong.
"Roy atur kamar untuk kita!" perintah Axel yang dalam hatinya sangat senang bisa lebih dekat dengan cinta terpendamnya.
Bolehkan aku serahkan saja kali ini, Tuhan. Aku ingin dia bahagia kembali, jika memang bukan denganmu tapi setidaknya senyuman indahnya tulus dia berikan. Bukan seperti yang sekarang ini, kepalsuan.
Aku ingin memeluknya dan menjadi sandarannya. Tapi siapakah aku? Cinta ini hanya aku sendiri, sampai kapan doaku terkabul jika dia akan mencintaiku dan aku miliki. Batin Axel.
Setelah itu Roy segera kembali dan memberikan masing masing kunci pada Axel dan Ola.
***
Dua hari ini Ola lalui dengan suasana yang berbeda walau hatinya masih sakit dan penuh dusta senyuman yang di perlihatkan.
Hingga malam setelah selesai makan malam dan keduanya akan masuk ke dalam masing masing kamarnya.
"Ola, bisakan aku bicara denganmu berdua saja?" tanya Axel yang memang sudah bukan jam kerja.
"Ya ada apa Axel?" tanya Ola heran.
"Kemarilah!" ajak Axel yang membuka pintu kamarnya.
"Jangan di kamarmu, bisa!" tawar Ola yang masih menjaga pernikahannya.
Akhirnya Axel memilih duduk di balkon hotel yang berada di luar kamar. Salah satu fasilitas disana.
"Ada apa Axel? Apa ini tentang pekerjaanku? Sebaiknya di bicarakan besok saja, aku sudah lelah." jujur Ola yang lelah badannya dan hatinya yang masih sangat kacau.
"Bukan, tapi tentangmu!" ucap Axel.
"Lihatlah ini, aku tidak sengaja melihat dan memfotonya!" lanjut Axel yang memberikan Hpnya.
Deg!
...****************...
Terima kasih telah mendukung karya mommy lagi ya.
Like dan komentarnya di tunggu ya.
Keren banget 🔥😍