NovelToon NovelToon
Dolfin Band Kisahku

Dolfin Band Kisahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Duniahiburan / Reinkarnasi / Persahabatan / Fantasi Isekai / Sistem Kesuburan
Popularitas:182
Nilai: 5
Nama Author: F3rdy 25

Di tengah gemuruh ombak kota kecil Cilacap, enam anak muda yang terikat oleh kecintaan mereka pada musik membentuk Dolphin Band—sebuah grup yang lahir dari persahabatan dan semangat pantang menyerah. Ayya, Tiara, Puji, Damas, Iqbal, dan Ferdy, tidak hanya mengejar kemenangan, tetapi juga impian untuk menciptakan karya yang menyentuh hati. Terinspirasi oleh kecerdasan dan keceriaan lumba-lumba, mereka bertekad menaklukkan tantangan dengan nada-nada penuh makna. Inilah perjalanan mereka, sebuah kisah tentang musik, persahabatan, dan perjuangan tak kenal lelah untuk mewujudkan mimpi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F3rdy 25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Festival music pertama yang kacau

Setelah beberapa bulan latihan intens, *Dolfin Band* mulai dikenal di kalangan siswa SMA dan beberapa sekolah lainnya di Cilacap.

Mereka bahkan mendapat tawaran untuk tampil di acara musik tahunan sekolah yang sangat dinantikan *Festival Musik SMA Cilacap*.

Ini akan menjadi konser pertama mereka sebagai *Dolpfin Band*, bukan sekadar band yang mewakili sekolah.

Pagi itu, mereka berkumpul di kantin sekolah. Ayya, seperti biasa, memimpin obrolan dengan gayanya yang centil tapi konyol. "Guys, ini beneran nih, konser pertama kita? Gila, gue deg-degan!"

Tiara yang sedang menggigit sandwich menoleh sambil berkata, "Ayya, lo tuh kan vokalis, jangan sampe lo keringetan di panggung gara-gara gugup. Ntar lo fals!" Dia tertawa kecil sambil meneguk minumannya.

Ayya langsung mencibir. "Awas lo, Tiara! Gue bakal nyanyi sambil salto biar keren!"

"Jangan salto, lo jatuh aja biar lucu," goda Puji yang duduk di sebelah Ayya sambil memainkan gitar imajiner di tangannya. Semua tertawa mendengar celetukan itu.

Damas yang biasanya pendiam, tiba-tiba angkat bicara. "Eh, serius, kita siap gak sih buat tampil di festival ini?"

Ferdy yang selalu penuh ide mengangguk yakin. "Siap! Kita udah punya lima lagu keren. Gue yakin mereka semua bakal suka, apalagi kalo lo bisa jaga tempo, Dam," katanya dengan nada menggoda.

Damas tertawa kecil, "Tenang, gue gak bakal ngaco. Tapi lo, Ferdy, jangan sampai salah scream. Kita semua tau lo kadang kebawa emosi."

Semua tertawa lagi. Ferdy memang terkenal suka kebablasan ketika scream, kadang membuat suasana menjadi terlalu intens.

Namun, semua setuju bahwa dia punya bakat luar biasa sebagai vokalis, terutama dengan ide-idenya yang selalu cemerlang.

Tiba-tiba, Iqbal, yang sedari tadi diam, menyela. "Eh, tapi kalian tau nggak? Gue denger ada band saingan dari SMA sebelah yang udah sering menang lomba juga. Namanya *Dark Eclipse*. Kabarnya mereka jago banget."

Ayya menoleh cepat. "Dark Eclipse? Ih, namanya aja serem, apalagi band-nya. Gue gak suka band yang gayanya terlalu dark-dark gitu."

Tiara mengangguk setuju. "Iya, gue juga pernah denger mereka. Katanya sih mereka suka pakai kostum serba hitam dan makeup tebal, kayak anak emo."

"Yang penting, kita nggak perlu takut," ujar Ferdy penuh percaya diri. "Mereka mungkin punya pengalaman lebih, tapi kita punya energi, persahabatan, dan... *kelucuan*, ya kan?"

Puji mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Kelucuan nomor satu! Gue bakal pastikan penonton gak cuma headbanging, tapi juga ketawa liat aksi kita."

---

Malam konser tiba. Ruangan aula sekolah yang besar dipenuhi oleh para siswa dari berbagai sekolah. Suasana riuh, lampu-lampu berkilauan, dan panggung besar sudah siap menyambut band-band yang akan tampil malam itu.

Di belakang panggung, *Dolfin Band* sedang bersiap. Ayya sibuk memeriksa make-up-nya di cermin kecil yang dibawa dari rumah. "Gue harus keliatan flawless malam ini," gumamnya.

Tiara hanya bisa menggelengkan kepala. "Lo tuh fokus ke suara aja, bukan make-up," ujarnya sambil menyesuaikan strap bass-nya.

Ferdy, yang sejak tadi terlihat serius, berusaha menyemangati teman-temannya. "Oke, denger ya. Ini adalah momen kita. Ingat, kita tampil bukan cuma buat menang, tapi juga buat nunjukin siapa kita. Kita *Dolphin Band*, band yang bisa bikin orang senang dengan musik kita. Ayo bikin malam ini berkesan!"

Iqbal mengambil stik drumnya dan mengetuknya pelan ke meja di belakang mereka. "Kita bakal menggebrak panggung, bro! Gue yakin banget."

Sementara itu, Puji sudah sibuk dengan gitarnya. "Gue bakal bikin interlude yang bikin mereka semua merinding. Udah gak sabar gue!"

Saat itu, terdengar pengumuman dari MC di panggung, "Dan selanjutnya, kita sambut... *Dolphin Band*! Band baru dari SMA Negeri Cilacap!"

Sorakan penonton membahana. Ayya menarik napas dalam-dalam dan menatap teman-temannya. "Ayo, kita tunjukkan siapa kita!"

Mereka naik ke panggung, lampu-lampu sorot langsung mengarah ke mereka.

Ayya mengambil posisi di depan mikrofon, sementara Tiara, Puji, Damas, Ferdy, dan Iqbal bersiap di posisi masing-masing.

Penonton mulai bersorak lebih keras ketika mereka mendengar Tiara memetik bass dan Iqbal memulai dengan gebrakan drum yang menghentak.

Ayya memulai dengan senyum centilnya, "Hai semuanya! Kami dari *Dolfin Band*! Kalian siap buat malam yang seru?"

Penonton langsung berteriak semangat. Mereka memulai lagu pertama dengan tempo cepat, riff gitar dari Puji dan Damas mengalir deras, sementara Ferdy mengisi dengan scream yang menghentak.

Ayya menari-nari di atas panggung, suaranya melambung tinggi, seolah menghipnotis penonton.

Namun, di tengah-tengah lagu, sesuatu yang tak terduga terjadi. Mikrofon Ayya tiba-tiba mati.

"Aduh, apaan nih?!" Ayya berbisik panik sambil mengetuk-ngetuk mikrofon yang tak berfungsi.

Ferdy, yang menyadari situasi tersebut, segera mengambil alih. "Tenang, Ayya!" teriaknya sambil melanjutkan scream untuk mengisi kekosongan. Tiara dan Puji terus memainkan instrumen mereka, meski wajah mereka sedikit tegang.

Di belakang panggung, teknisi berlari ke arah mikrofon Ayya untuk menggantinya.

Namun saat itu, terlihat sekelompok orang di pojok ruangan, tertawa pelan.

Salah satu dari mereka tampak memakai jaket hitam dengan lambang *Dark Eclipse* di punggungnya.

"Lo liat itu? Kayaknya anak-anak *Dark Eclipse*!" bisik Tiara sambil terus memetik bassnya, mencoba untuk tidak kehilangan fokus.

"Awas aja kalo mereka main curang," balas Puji dengan wajah kesal.

Setelah mikrofon diganti, Ayya kembali bernyanyi dengan suara lantangnya.

Penonton bersorak lagi, seolah tidak peduli dengan insiden kecil itu.

Lagu mereka selesai dengan dentuman dramatis dari Iqbal, dan tepuk tangan menggema di seluruh ruangan.

Selesai penampilan, mereka berkumpul di belakang panggung, berkeringat dan kelelahan. Tapi ada senyum di wajah mereka, meskipun insiden mikrofon tadi sempat mengganggu.

"Gila, gue kira tadi kita bakal kacau," ujar Ayya sambil menghapus keringat di dahinya.

Ferdy mengangguk. "Iya, tapi kita bisa atasi. Itu sih pasti ulah anak-anak *Dark Eclipse*," tebaknya dengan nada kesal.

"Tenang, Fer. Kita udah tampil keren kok. Mereka bisa aja sabotase, tapi kita tetep menang di hati penonton," ucap Damas, kali ini dengan serius.

Puji tertawa kecil. "Bener juga. Gak ada yang bisa ngalahin kita dalam hal bikin orang ketawa sama musik keren kita."

---

Saat pengumuman pemenang, jantung mereka berdebar kencang. MC akhirnya mengumumkan, "Dan pemenang *Festival Musik SMA Cilacap* tahun ini adalah... *Dark Eclipse*!"

Sontak semua anak-anak *Dark Eclipse* berdiri, bersorak dengan penuh kemenangan. Wajah-wajah mereka sombong saat menerima piala.

Ayya menunduk, sedikit kecewa. "Kita kalah, guys..."

Ferdy menepuk bahu Ayya. "Kalah itu cuma bagian dari perjalanan. Yang penting, kita udah nunjukin siapa kita. Kita gak perlu piala buat buktiin betapa kerennya kita."

Tiara tersenyum. "Bener. Gue seneng banget bisa ngeband bareng kalian. Ini baru awal."

Iqbal mengangkat stik drumnya. "Kita bakal balik lebih kuat lagi, bro! Ini cuma pemanasan."

Damas, yang biasanya tidak banyak bicara, kali ini menyelipkan senyuman kecil. "Gue gak sabar buat penampilan kita berikutnya. Kita bakal bikin semua orang tercengang."

Mereka semua mengangguk setuju. Malam itu, meski mereka tidak membawa pulang piala, mereka membawa sesuatu yang jauh lebih berharga persahabatan dan tekad yang lebih kuat dari sebelumnya. *Dolfin Band* akan kembali, lebih kuat dan lebih siap menghadapi segala rintangan yang akan datang.

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Hai kak salam kenal...
saya Pocipan ingin mengajak kaka untuk bergabung di Gc Bcm
di sini kita adakan Event dan juga belajar bersama dengan mentor senior.
jika kaka bersedia untuk bergabung
wajib follow saya lebih dulu untuk saya undang langsung. Terima Kasih.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!