NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Danzel

Menikahi Tuan Danzel

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:300.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Penyelamatan yang dilakukan Luna pada seorang Kakek membawanya menjadi istri dari seorang Danzel, CEO dingin yang tak memepercayai sebuah ikatan cinta. Luna yang hidup dengan penuh cinta, dipertemukan dengan Danzel yang tidak percaya dengan cinta. Banyak penolakan yang Danzel lakukan, membuat Luna sedikit terluka. Namun, apakah Luna akan menyerah? Atau, malah Danzel yang akan menyerah dan mengakui jika dia mencintai Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Danzel Marah

Pagi hari setelah sarapan, Danzel langsung beranjak dari ruang makan, meninggalkan Luna. Luna menatapnya kemudian mencebikkan bibirnya ke arah lelaki itu.

"Apa salahnya berpamitan padaku dulu? Apa dia tidak pernah lihat, bagaimana aku memperlakukan dia sebelum berangkat kerja?" cibir Luna dengan suara pelan.

Gadis itu bangkit dari duduknya setelah mendengar deru mobil memasuki halaman rumah. Dia meraih bekal yang disiapkannya, kemudian berjalan menghampiri Danzel yang sudah berada di halaman.

"Hai, Sekretaris Beni," sapa Luna yang kini sudah berada di halaman, dimana ada Danzel dan Sekretaris Beni.

Danzel menatapnya dingin, sementara Sekretaris Beni tersenyum ka arahnya.

"Ini, bekalnya. Seperti biasa, jika suamiku tidak mau terima, tugas Sekretaris Beni yang habiskan. Atau, berikan saja pada yang lain."

"Tenang saja, Nyonya. Saya akan menghabiskan bekal ini," ucap Sekretaris Beni. Dia adalah lelaki baik. Meskipun dia juga diberi bekal oleh istrinya, demi menjaga perasaan Luna, dia akan menghabiskan juga sarapan yang Luna berikan. Tapi, dia akan lebih dulu menghabiskan sarapan dari sang istri.

Danzel sungguh kesal melihat kedua orang itu. Dengan segala perasaan kesal yang dia miliki, Danzel berjalan mendekati mobil, yang spontan membuat Luna dan Sekretaris Beni menoleh ke arahnya. Dengan cepat Sekretaris Beni mendekat dan membuka pintu mobil.

"Danzel." Suara Luna tak membuat Danzel mengurungkan niatnya untuk memasuki mobil. Wajah dinginnya membuat Luna yang ingin mengatakan sesuatu tak jadi mengatakannya.

Sekretaris Beni menutup pintu mobil dan kembali menatap Luna. Namun, belum sempat dia mengatakan sesuatu pada Luna, suara dingin Danzel terdengar.

"Cepatlah, Beni!"

Sekretaris Beni menoleh dan sedikit menundukkan kepalanya pada Danzel. "Baik, tuan," ucapnya. "Saya permisi, Nyonya," lanjutnya pada Luna.

Sekretaris Beni segera memasuki mobil, kemudian mulai melajukan mobil tersebut.

"Hati-hati dalam berkendara, Sekretaris Beni. Kau membawa suamiku sekarang!" teriak Luna saat mobil mulai melaju. Dan itu membuat Danzel tersenyum dalam hati.

Perjalanan Danzel menuju kantor kali ini dipenuhi bayang-bayang teriakan Luna. Perasaan Danzel entah mengapa merasakan sesuatu yang berbeda. Dia merasakan perasaan senang dan hatinya menghangat.

Mobil tiba di perusahaan. Danzel segera turun, kemudian diikuti Sekretaris Beni. Semua karyawan menunduk hormat pada Danzel. Sementara Sekretaris Beni, laki-laki itu dengan santai menenteng dua bekal ditangannya.

Keduanya memasuki lift menuju lantai teratas gedung tersebut. Setelah itu, keduanya keluar bersamaan dari lift. Langkah Danzel berhenti tepat di depan ruangan Sekretaris Beni. Pria berwajah dingin itu menatap sang Sekretaris.

"Kau tidak perlu mengikutiku sampai ke ruanganku."

"Baik, Tuan."

"Berikan bekal itu padaku!"

Sekretaris Beni langsung mendongak mendengar ucapan Danzel. Dia menatap sang Tuan dengan terkejut dan bingung. Dia sangat takut jika dia salah dengar.

"Kenapa kau diam?"

"Tu-tuan meminta bekal dari Nyonya?"

"Ya," jawab Danzel dingin. "Kenapa? kau tidak ingin memberikannya padaku?"

"Hah? Bukan! Bukan begitu, Tuan. Tuan boleh membawanya. Lagi pula, ini milik Tuan." Sekretaris Beni dengan cepat menyerahkan bekal tersebut pada Danzel.

Danzel meraihnya. Dan tanpa mengatakan apapun, laki-laki langsung pergi menuju ruangannya.

***

Waktu berjalan cepat. Tanpa terasa, tersisa satu jam lagi waktu pulang kerja. Tapi, Sekretaris Beni kembali dibuat terkejut saat Danzel mendatanginya dan mengatakan jika hari ini, mereka akan pulang sedikit lebih awal dari jam pulang normal. Jujur, dia ingin bertanya pada sang Tuan. Tapi, dia tidak memiliki keberanian.

"Pergi ke tempat Luna bekerja!"

Sekretaris Beni yang sedang fokus menyetir langsung menatap Danzel melalui spion mobil.

"Ke tempat Nyonya bekerja, Tuan?" tanyanya.

"Hmm. Kau tahu tempat kerja Luna kan?"

"Iya, Tuan."

Tak ada percakapan lagi antara Danzel dan Sekretaris Beni setelah itu. Setelah cukup lama, akhirnya mereka tiba di depan perusahaan tempat Luna bekerja. Sesuai perkataan Danzel, Sekretaris Beni memerkirkan mobil sedikit jauh. Mereka berdiam disana. Setelah sepuluh menit, mereka melihat beberapa karyawan keluar dari perusahaan. Dan salah satunya adalah Luna.

Disana, Luna bersama seorang laki-laki sedang berbincang. Keduanya tertawa. Bahkan si laki-laki membukakan pintu mobil untuk Luna, yang seharusnya dilajukan Pak Wang. Keduanya juga saling melambaikan tangan saat berpisah.

Rahang Danzel mengeras. Ia merasakan kemarahan yang membuncah di dadanya. Dia menarik nafasnya, mencoba tenang.

"Ikuti mobil Luna," ucap Danzel yang lansung dituruti Sekretaris Beni.

Mobil yang ditumpangi Danzel tiba di rumah setelah beberapa menit mobil Luna tiba. Hal itu mwmbuat Luna tersenyum senang. Ini adalah hal langka. Jadi, dia harus memanfaatkannya dengan baik.

"Aku sangat senang kau pulang cepat," ucap Luna dengan senyuman manis. Gadis itu meraih tas Danzel, namun dengan cepat lelaki itu menjauhkan tasnya. Dia juga berjalan cepat meninggalkan Luna.

"Danzel, ada apa?" tanya Luna sambil mengejar. Tapi, Danzel tetap tak peduli.

Laki-laki itu meletakkan sembarang tasnya ketika tiba di kamar. Dan Luna dengan cepat meraih tas tersebut dan meletakkannya di tempat biasa. Gadis itu bergerak cepat membantu Danzel untuk melepas jasnya. Tapi, lagi-lagi Danzel menepisnya. Sangat terlihat raut marah di wajah Danzel.

"Danzel, kau ini kenapa? Apa ada masalah di kantor?"

"Bukan urusan mu!"

"Itu urusanku! Aku istrimu!"

"Istri yang ku nikahi dengan terpaksa!" balas Danzel tajam, kemudian berlalu ke kamar mandi. Entah kenapa, dia tidak bisa mengontrol amarahnya.

Luna terdiam. Jujur, dia sakit hati mendengar ucpan Darren barusan. Tapi, Luna tidak akan menyerah untuk membujuk Danzel meskipun hatinya cukup terluka dengan ucapan Danzel. Baginya, itu ujian atas kesungguhan perasaannya yang semakin tumbuh untuk Danzel.

Hingga Danzel keluar dari kamar mandi dan menghabiskan makan malam pun, Luna tak henti-hentinya mendekati Danzel. Dia melakukan semua hal seperti biasa, mulai dari mengurus semua keperluan Danzel hingga mengikuti Danzel ke ruang kerjanya yang ada di rumah.

"Nah, ini jus untukmu," ucap Luna meletakkan jus tersebut di meja Danzel. Danzel tak menanggapinya dan tetap fokus. Tapi dalam hatinya, dia berharap agar Luna mau membujuknya. Dia ingin melihat cara gadis itu membujuk.

"Danzel, apa kau dengar aku? Ini jus untukmu."

"Aku tidak suka jus!" jawab Danzel. "Pergilah tidur! Jangan menggangguku," ucap Danzel.

"Aku tidak akan ke kamar tanpa kamu. Aku mau tidur sambil peluk kamu."

"Aku tidak mau tidur sekamar denganmu."

Mata Luna membulat, melotot padanya. "Tidak! Kita harus sekamar! Jika tidak, aku akan ikut di kamar mana pun kau tidur."

"Aku akan menyeretmu keluar!"

"Danzel! Apa yang kau katakan? Aku akan melaporkanmu pada Ka—"

"Kakek? Silahkan saja. Lagi pula, aku sudah menyiapkan jawaban tepat untuk kakek," jawab Danzel santai. Tapi sebenarnya Danzel tidak memiliki alasan yang tepat untuk memberitahu kakeknya.

"Danzel, aku tidak suka kau seperti ini," ucap Luna. Gadis itu meraih lengan Danzel dan mulai menggoyangkannya. "Ya, tidur di kamar dengan aku, ya?"

"Tidak!" Luna langsung mendengus. Dia kembali menarik lengan Danzel. Dan tanpa sengaja mengenai gelas jus yang Luna bawa. Alhasil, jus itu tumpah dan mengenai dokumen Danzel yang ada di meja.

"Luna!!" bentak Danzel dengan suara meninggi.

"Da-Danzel, aku... Aku tidak sengaja."

"Keluar!"

"A-aku tidak mau keluar."

Danzel menatapnya dengan sorot tajam. "Baiklah. Sekarang, kau ku hukum! Bersihkan mejaku. Dan perbaiki dokumen yang terkena jus! Kau tidak boleh tidur sebelum dokumen itu kembali seperti semula."

Luna menatap Danzel, kemudian mengangguk. Gadis itu keluar kemudian kembali masuk dengan membawa sesuatu untuk membersihkan meja Danzel. Setelah itu, dia mengambil lapyopnya di kamar, lalu kembali dan mengerjakan dua dokumen yang terkena jus tersebut.

Gadis itu benar-benar fokus sampai tidak sadar jika sejak tadi, Danzel terus memperhatikannya. Ketika Luna menoleh ke arahnya, Danzel dengan cepat mengubah arah pandangnya dan kembali sibuk bekerja.

Aku sangat mengantuk. Tapi, aku masih mengerjakannya setengah. Danzel juga sedang fokus bekerja. Apa aku tidur saja saat dia sedang sibuk seperti itu? Dia tidak akan memperhatikanku. Ya, aku tidur saja. Besok baru ku lanjutkan. Batin Luna.

Gadis itu mulai menyandarkan punggunya di sandaran sofa. Dia kemudian memejamkan mata.

Danzel yang sejak tadi melirik ke arahnya ingin tertawa melihat tingakh lucu Luna. Tapi, dia sebisa mungkin untuk menahan tawanya, dan melajutkan pekerjaannya.

Namun, hampir sejam dia berusaha kembali fokus pada pekerjaanya, dia gagal. Matanya terus ingin menatap Luna.

Danzel menarik nafasnya. Dia kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Luna. Dia menatap wajah cantik Gadis itu sejenak, kemudian merunduk dan menggendong Luna keluar dari ruang kerja tersebut.

Dan seperti biasa, Danzel tidak akan mengakui perbuatannya ketika Luna bertanya di keesokan paginya. Lelaki itu bahkan akan bersikap dingin dan tak suka pada Luna.

1
ira
lucu juga mereka ini 😁🤗
ira
barusan aja berjanji eh sudah dilanggar aja
ira
semoga Dede bayinya cepat hadir ya
ira
selamat ya sekretaris beni atas kelahiran putra kalian 🤗
ira
semoga adonan kalian cepat jadinya ya 😁😁
ira
aku sih lebih suka panggilannya Daddy dan mommy😁
ira
hayolohhh danzel🤣🤣🤣
ira
bnr sekali tuh
ira
emangnya kamu mampu 😒😒😒
ira
heh ternyata menyebar aib sendiri 🤣🤣🤣🤣
ira
Luna itu waras yang gila itu kamu Selena 🤣🤣🤣
ira
kok luna dan Selena bisa saling kenal apa mereka dulu teman sekolah atau apa
ira
🤣🤣🤣🤣🤣
ira
gemes deh sama mereka berdua😁😁
ira
mengusir secara halus ya danzel 🤣🤣🤭
ira
ulat bulu pergi jauh jauh
ira
baru kali ini baca novel yg sekertaris nya sdh punya istri dn ank serta ramah tdk dingin seperti bosnya😁
ira
Selly oh Selly 🤣🤣
ira
klo d liat seperti ini hubungan orang tua nya danzel sepertinya baik² aj tpi knp mereka malah bercerai ya
ira
berarti kamarnya gak kedap suara dong 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!