NovelToon NovelToon
Terikat Janji Dalam Kegelapan

Terikat Janji Dalam Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Menyembunyikan Identitas / Penyelamat / Kekasih misterius
Popularitas:110.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Kaivan, anak konglomerat, pria dingin yang tak pernah mengenal cinta, mengalami kecelakaan yang membuatnya hanyut ke sungai dan kehilangan penglihatannya. Ia diselamatkan oleh Airin, bunga desa yang mandiri dan pemberani. Namun, kehidupan Airin tak lepas dari ancaman Wongso, juragan kaya yang terobsesi pada kecantikannya meski telah memiliki tiga istri. Demi melindungi dirinya dari kejaran Wongso, Airin nekat menikahi Kaivan tanpa tahu identitas aslinya.

Kehidupan pasangan itu tak berjalan mulus. Wongso, yang tak terima, berusaha mencelakai Kaivan dan membuangnya ke sungai, memisahkan mereka.

Waktu berlalu, Airin dan Kaivan bertemu kembali. Namun, penampilan Kaivan telah berubah drastis, hingga Airin tak yakin bahwa pria di hadapannya adalah suaminya. Kaivan ingin tahu kesetiaan Airin, memutuskan mengujinya berpura-pura belum mengenal Airin.

Akankah Airin tetap setia pada Kaivan meski banyak pria mendekatinya? Apakah Kaivan akan mengakui Airin sebagai istrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Rencana Airin

Di tengah bisik-bisik warga yang masih penasaran tentang siapa Kaivan, beberapa warga mulai bergumam, suara mereka terdengar pelan namun tetap sampai ke telinga Bu Warti dan Pak Suryo.

"Sayang sekali nasib Airin," ujar seorang pria tua sambil menggeleng. "Dia itu gadis tercantik di desa ini. Kok ya, harus menikah dengan pria buta seperti Ivan, hanya gara-gara ulah Juragan Wongso."

"Memang benar," timpal seorang ibu-ibu. "Kalau saja bukan karena Wongso dan anak buahnya, mungkin Airin sudah menikah dengan pria yang lebih pantas. Tapi sekarang? Dia malah harus mengurus suami buta."

Bisikan-bisikan itu terdengar semakin jelas, membuat Bu Warti menghela napas panjang. Ia menoleh ke arah warga yang berbicara dengan ekspresi tegas.

"Kalian tahu apa tentang nasib Airin?" Bu Warti bertanya, suaranya cukup keras untuk membuat semua orang terdiam. "Memang benar Ivan buta, tapi dia jauh lebih baik daripada pria lain yang hanya melihat kecantikan Airin tanpa bisa melindunginya. Ivan tidak hanya bisa melindungi Airin, tapi dia juga memberikan rasa aman yang selama ini tidak pernah dirasakan Airin."

Warga kembali saling menatap, terdiam di bawah tatapan tajam Bu Warti. Pak Suryo menambahkan dengan nada tenang namun penuh keyakinan, "Yang buta itu bukan Ivan, tapi mereka yang hanya menilai seseorang dari kekurangan fisiknya tanpa melihat keberanian dan kemampuannya. Airin tidak salah memilih."

Kata-kata mereka membuat bisikan warga perlahan menghilang, digantikan oleh keheningan yang penuh rasa malu. Tidak ada yang berani menatap langsung ke arah Bu Warti atau Pak Suryo, sementara kedua orang itu tetap berdiri dengan keyakinan penuh pada ucapan mereka.

"Siapapun Ivan, satu hal yang jelas, dia adalah suami Airin," ucap Bu Warti. "Dan dari apa yang kita lihat, dia punya keberanian. Dia bisa melindungi Airin, sesuatu yang tak pernah bisa dilakukan oleh pria lain di desa ini atau pria dari desa lain di sekitar sini."

Warga yang mendengarnya mulai saling bertukar pandang, sementara Bu Warti melanjutkan, "Selama ini, tak ada satu pun pemuda yang mendekati Airin yang berhasil lolos dari anak buah Juragan Wongso. Tapi Ivan? Dia bukan hanya lolos, dia bahkan memberikan serangan balik tanpa terluka sedikit pun."

Nada suaranya menguat, penuh keyakinan. "Kalau kalian mau bicara soal siapa yang layak jadi suami kembang desa ini, kenyataannya, Ivan lebih dari layak. Meski matanya tak bisa melihat, dia bisa melakukan apa yang pria lain, yang sempurna sekalipun, tak mampu lakukan, melindungi Airin."

Kata-kata Bu Warti mengakhiri semua bisikan. Warga yang tadinya asyik berspekulasi kini terdiam. Tak ada yang bisa menyangkal kebenaran dari ucapan Bu Warti. Pak Suryo mengangguk setuju, sementara beberapa warga tampak menunduk, tak terlihat ingin menyanggah.

***

Di sisi lain, sesampainya di rumah, Airin menarik napas lega, seolah menghapus segala ketegangan yang dialaminya. Ia segera masuk ke dalam rumah seraya menuntun suaminya yang membawa banyak belanjaan di tangannya. Nenek Asih yang sedang duduk di ruang tengah mengerutkan kening begitu melihat cucunya dan Kaivan.

“Airin? Ivan bawa apa itu? Banyak sekali,” tanya Nenek Asih dengan nada penuh keheranan.

Airin tersenyum kecil, meski lelah masih terlihat di wajahnya. Ia mengambil barang belanjaan di tangan Kaivan, lalu meletakkan belanjaan itu di meja dan membatu Kaivan duduk. “Ini semua Kak Ivan yang belikan, Nek,” katanya sambil mulai mengeluarkan isi belanjaan, menunjukkan beberapa pakaian yang jelas-jelas dibeli untuk neneknya.

Nenek Asih memandangi pakaian itu dengan mata yang masih tak percaya. “Ivan yang membelikan semua ini?” tanyanya, kerutan di wajahnya semakin dalam.

Airin mendesah pelan, menyadari bahwa neneknya benar-benar bingung. “Iya, Nek. Kak Ivan menjual jam tangannya untuk membeli semua ini,” katanya dengan nada lembut.

Mendengar itu, Nenek Asih tampak terkejut. “Menjual jam tangannya?” Ia memandang ke arah Kaivan yang duduk tenang di kursi. “Ivan, kamu tidak perlu melakukan semua ini. Nenek dan Airin sudah cukup dengan apa yang kita punya,” ucapnya penuh rasa iba.

Kaivan mengangkat wajahnya, meski tatapannya kosong. Namun, suaranya terdengar tegas dan penuh keyakinan. “Tidak apa-apa, Nek. Sudah menjadi kewajibanku sebagai satu-satunya pria di keluarga ini untuk memastikan kebutuhan kalian tercukupi,” katanya.

Ia lalu menoleh ke arah Airin. “Airin, pakailah uang yang aku berikan tadi. Baik yang cash maupun yang di rekening. Itu adalah nafkah seorang suami kepada istrinya. Jangan ragu untuk menggunakannya."

Airin membulatkan matanya, terkejut mendengar perkataan Kaivan. “Kak, itu terlalu banyak. Aku tidak bisa menerima uang sebanyak itu,” katanya, suaranya hampir bergetar.

Kaivan menggeleng pelan. “Airin, itu adalah tanggung jawabku. Jangan pernah menolak nafkah dari suamimu,” katanya lembut namun tegas.

Airin merasakan air matanya menggenang. Ia begitu terharu dengan perhatian Kaivan yang tulus, meskipun hubungan mereka terjalin dalam situasi yang sulit. Dengan suara lirih, ia berkata, “Terima kasih, Kak.” Dalam hati, ia berpikir, akan ia gunakan untuk usaha apa uang yang diberikan suaminya agar tidak habis begitu saja.

Sedangkan Nenek Asih bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya berapa banyak uang yang didapatkan Kaivan dari penjualan jam tangannya. Ia melirik semua belanjaan yang tak sedikit, dan mendengar Airin mengatakan bahwa ia tak bisa menerima uang sebanyak itu, membuatnya semakin penasaran dengan harga jam tangan Kaivan.

***

Hari mulai pagi, sinar matahari perlahan masuk ke dalam rumah sederhana itu. Airin sibuk di dapur, menyiapkan sarapan seperti biasanya. Suara gemerisik dari dapur memancing Nenek Asih untuk bangun dan bergabung membantu.

Airin melirik neneknya yang masuk ke dapur sambil merapikan kain yang dikenakannya. “Nek, kenapa nggak istirahat saja? Aku bisa mengurus ini,” ujar Airin sambil tersenyum.

“Nenek nggak bisa diam kalau kamu sibuk begini, Rin,” balas Nenek Asih sambil mengambil sayuran untuk dicuci.

Sambil melanjutkan memasak, Airin membuka pembicaraan. “Nek, semalam aku sudah memikirkan apa yang ingin kulakukan dengan uang yang diberikan Kak Ivan,” ujarnya.

Nenek Asih mengangkat alis, penasaran. “Memang kamu mau pakai uang itu untuk apa, Rin?” tanyanya.

“Aku ingin membuka toko kelontong, Nek. Toko yang menjual kebutuhan sehari-hari seperti sembako, jajanan, hingga alat rumah tangga. Aku rasa itu ide yang bagus,” jawab Airin penuh semangat.

Nenek Asih menghentikan gerakannya sejenak, mengernyitkan kening. “Membuka toko kelontong? Itu butuh uang banyak, Airin. Dari mana kamu akan dapat uang untuk membuat toko dan mengisi barang-barangnya?” tanyanya ragu.

Airin tersenyum, lalu menjawab dengan yakin, “Uang yang diberikan Kak Ivan kurasa lebih dari cukup untuk itu, Nek.”

Nenek Asih mengernyitkan keningnya. “Memangnya, berapa uang yang dia berikan?” tanyanya dengan nada penasaran.

“Dia memberikan 175 juta yang ada di rekening dan 25 juta tunai, Nek. Tapi sudah aku kurangi untuk belanja dan berobat Kak Ivan kemarin. Sisa uang cash masih sekitar 20 juta, sedangkan yang di rekening belum aku gunakan sama sekali,” jawab Airin sambil tersenyum kecil, namun ia bisa melihat ekspresi neneknya yang membeku.

“Dua ratus juta?!” seru Nenek Asih dengan nada terkejut, hampir tak percaya.

Airin mengangguk pelan, lalu melanjutkan ceritanya. “Semua uang itu adalah hasil penjualan jam tangan Kak Ivan.”

Mata Nenek Asih semakin melebar. “Jam tangan itu dijual seharga dua ratus juta?” tanyanya, kali ini dengan nada lebih heran.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
kaylla salsabella
ealah Vanya nanti nasib kamu seperti Meliah
Mrs.Riozelino Fernandez
aku siap menunggu Vanya terbakar hidup hidup kk Thor 😆😆
Mrs.Riozelino Fernandez
kamu terlalu percaya diri Vanya...
udah tau punya istri malah kamu dekati...kan kakeknya yang suka,bukan Kaivan nya 🤣🤣🤣
nikah gih ma kakeknya...
abimasta
bagus kaivan jangan biarkan orang2 menyakiti istrimu termasuk kakek bramantyo perlu dikasih peringatan
kaylla salsabella
ealah Vanya ..Vanya mimpi kamu
Syavira Vira
gemes 💪❤️❤️❤️
Syavira Vira
💪💪❤️❤️❤️
Anitha Ramto
Mampus kalian semua yang berambisi..sekarang rasain lu bisnismu sdh hancur karena ulahmu sendiri yang berani mengusik oarang yang berkuasa dan berpengaruh
Dwi Winarni Wina
Mampooos rasakan itu siulet bulu vanya perusahaan orgtuamu dibikin bangkrut...
Makanya vanya jgn bermain api akhirnya terbakar sendiri....

kaivan akan bertindak tegas siapapun yg mengusik dan menyakiti istri tercintanya....
Kaivan sangat berkuasa dan bukan org sembarangan siapapun yg berani mengusiknya akan dihancurkan...

Dasar siulet bulu vanya kegatelan pgn jd nyonya aeron mimpimu ketinggian vanya jatuh nanti sakit....
kaivan sebelas dua belas sm papa alva berhubungan org dicintai akan gercap bertindak....
hati2 vanya jgn cari masalah lg sm kaivan akan tahu akibatnya...

lanjut thor makin seru dan menarik.....
phity
aku suka kaivan, truslah jgn pernah lengah sedikitpun ttg orng2 yg mau berncana jahat od hubunganmu dgn airin...aduuu ini si kakek2 kapan sadarnya ya..msh sj mencoba memisahkan airin dan kaivan....mmg ya orng kaya itu susah pasangan hrus setra status sosialnya...ribet amttt
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
kalo semua laki kaya Ivan aman banget ya idup istri ya.,....tapi ingat Lom terpecahkan siapa orang yg nabrak mobil Iva kmrin kan Lom keungkap tuh ....hayo cepet cari trs bikin mondar tuh orangya ....
Ayesha Almira
vannya g kapok SDH dkasih peringatan jg msh ngeyel
Heri Wibowo
jangan nekat Fanya.
Indriani Kartini
dasar kake lucknut dari dulu ga pernah berubah,
Dwi Winarni Wina
Kaivan masak iya cemburu sm adikmu sendiri airin lbh dgn nesha dasar kaivan Sangat protektif dan bucin akut...

Waduuuh siulet bulu vanya mau jd pelakor merebut kaivan dr airin...
mimpimu ketinggian vanya mau jd nyonya aeron....

kaivan aja tdk respek sm kamu,,,siulet bulu mau menggagalkan pesta pernikahan airin dan kaivan...
Sri Hendrayani
awas km terbakar sendiri vanya
Nuni
good job ivan,,
hati2 vanya,pikirkan baik-baik nasib kamu sebelum bertindak
Nuni
good job ivan,,
hati2 vanya,pikirkan baik-baik nasib kamu sebelum bertindak
phity
astaga si kakek masa gk liat kebahagian keluarganya msh berncana jahat aja pd kaivan dan airin ingt kek, kaivan itu cucumu. eh ditambah keluarga vanya...aduuu semoga airin sllu aman dr orng2 jahat itu
abimasta
niat jahat tidak akan berhasil vanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!