SEKUEL dari Novel ENGKAU MILIKKU
Biar nyambung saat baca novel ini dan nggak bingung, baca dulu season 1 nya dan part khusus Fian Aznand.
Season 1 : Engkau Milikku
Lanjutan dari tokoh Fian : Satu Cinta Untuk Dua Wanita
Gadis manis yang memiliki riwayat penyakit leukemia, dia begitu manja dan polos. Mafia adalah satu kata yang sangat gadis itu takuti, karena baginya kehidupan seorang mafia sangatlah mengerikan, dia dibesarkan dengan kelembutan dan kasih sayang dan mustahil baginya akan hidup dalam dunia penuh dengan kekerasan.
Bagaimana jadinya ketika gadis itu menjadi incaran sang mafia? Sejauh mana seorang pemimpin mafia dari organisasi terbesar mengubah sang gadis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemimpin Quantum Syndicate
Flashback On
Sebulan setelah kematian Zain, Zay selalu mendoktrin Zoya untuk membalaskan semuanya, hanya Zoya yang tahu siapa pembunuh Zain dan apa yang terjadi pada mereka di hari naas itu.
“Zee, kamu harus bangkit, tidak ada gunanya kamu terus menangisi kepergian Zain, tolonglah Zee, kembali lah seperti dulu, ayo kita balaskan kepergian Zain.” Zoya seakan ikut semangat mendengar perkataan Zain.
“Apa kau mau membalas nya?”
“Iya Zee, aku mau.”
Zoya menceritakan semua itu secara detail pada Zay sehingga Zay sangat ingin membalas perbuatan Josh pada Zain.
Setelah cerita Zoya itu, Sean dan Zay langsung bergerak untuk menghabisi Josh, walau butuh waktu satu minggu dan Josh sendiri mati di tangan Zay, Zay sendiri yang membunuh Josh karena Sean menghancurkan semua anak buah Josh.
“Percuma kau membunuhku Zay, karena aku hanyalah pion yang diutus untuk melenyapkan saudaramu.” tutur Josh sambil tertawa walau keadaannya sudah sangat parah.
“Siapa yang menyuruhmu sialan?”
“Aku tidak akan memberitahumu, kau cari tahu saja sendiri.”
“Oke tanpa kau suruhpun, aku akan mencarinya tapi jangan salahkan aku jika aku melenyapkan nyawa anak dan istrimu sebelum aku melenyapkanmu, kau lihat ini.” Zay memutar video saat Arkan dan Azkan berhasil menyandera kekuarga kecil Josh.
“Yang menyuruhku adalah Germo, dia berasal dari sindikat Rusia dan Germo juga merupakan suruhan dari Avram, pemimpin Quantum Syndicate.” Zay melayangkan pukulan bertubi-tubi pada Josh sehingga pria itu mati mengenaskan. Hal ini tidak diberitahu oleh Zay pada Sean maupun keluarganya yang lain, dia hanya memberitahu semua ini pada Zoya.
Selama lima bulan proses pemulihan Zoya, Zay sudah merancang mengenai balas dendam itu pada Avram. Zoya dan Zay menggali informasi sebanyak mungkin mengenai Quantum Syndicate hingga mereka menemukan titik terang bahwa markas terbesar mereka ada di Rusia dan Italia, lalu markas kedua mereka ada di New York, selama organisasi Zain berjalan dan menguasai beberapa wilayah di Amerika, Quantum Syndicate tidak bisa bergerak banyak di sana.
Zoya meminta izin pada Sean dan Sonia untuk kuliah di Amerika hanyalah sebagai alasan saja, bukan tujuan utamanya, Gaby yang tak sengaja mendengar percakapan Zay dan Zoya mengenai balas dendam juga ikut membantu, itulah kenapa mereka selalu bersama.
Bagi Gaby, anak-anak Sean adalah saudaranya juga, tidak ada yang boleh menyakiti mereka dan balas dendam ini dijalankan oleh Zay, Zoya dan Gaby.
Setelah dari London, Zay terus mencari informasi mengenai Avram namun yang mereka temukan justru bawahan Avram yang juga memiliki peran penting di Quantum Syndicate, yaitu Gavino Fuentes.
Zay mengirimkan informasi pada Zoya dan seakan tuhan merestui rencana mereka, Gavino menaiki taksi yang sama dengan Zoya sehingga Zoya tak perlu capek-capek mencari Gavino.
“Aku menemukan orangnya Zay.”
“Kau dekati dia dan cari informasi mengenai dia Zee, dia akan membawa kita pada pemimpin Quantum Syndicate.”
Zoya mendekati Gavino dengan berpura-pura untuk menjadi murid Gavino, setelah setahun bersama dengan Gavino, Zoya dipercaya untuk ikut bergabung dengan Quantum Syndicate, Zoya juga sudah berhasil menjalankan beberapa misi bersama dengan Gavin hingga saat ini, mereka saling menjalin hubungan, dengan begitu Zoya semakin leluasa untuk mencari tahu mengenai Avram. Zoya membuat Gavin untuk tidak bisa lepas darinya.
Flashback Off
“Aku mengetahui dari Haven kalau Avram kembali menyerang markas Zen Zephyrs, mereka menghabisi lebih dari separuh anggota dan semua transaksi serta barang milik Zen Zephyrs direbut oleh Quantum Syndicate.” Laporan Gaby itu semakin membuat Zoya naik pitam.
“Kita tidak bisa berbuat banyak dulu karena Avram bukanlah orang bodoh, dia bisa saja mengetahui gerak gerik kita, Robert, bukan orang yang mudah dikelabui, kita harus bergerak dengan sangat hati-hati.” Tanggap Zoya dan dibenarkan oleh Zay dan Gaby.
“Lalu apa langkah kita sekarang?” tanya Gaby.
“Aku akan membunuh Gavin malam ini.” Zay dan Gaby melotot tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Zoya.
“Kau tau akan membunuh siapa Zee?” tanya Zay dengan ragu.
“Aku tau Zay, aku sangat yakin kalau Gavino adalah Avram, kalaupun salah, tapi Gavino adalah bagian dari Avram, setidaknya aku membunuh orang yang tepat.”
Zoya dilengkapi dengan chip pelacak yang diberikan oleh Zay, mereka memantau Zoya terus untuk memastikan kalau Zoya aman dari Gavin.
Zoya memenuhi undangan pesta bersama dengan Gavino, dia mengenakan gaun yang diberikan oleh Gavino, gaun merah maroon yang membuat penampilan Zoya terlihat mahal dan berkelas, Zoya bagai seorang ratu di pesta itu.
“Sangat cantik, aku tidak sabar menunggu kamu selesai kuliah dan memperistri dirimu Zee.” Puji Gavino pada Zoya.
“Hanya tiga tahun lagi aku lulus, sabarlah.”
“Ya, jangan sampai setelah lulus kau akan mengatakan padaku bahwa kau akan bekerja terlebih dahulu baru menikah.”
Terkekeh, “Untuk apa aku bekerja kalau suamiku kaya raya sepertimu.” mereka berdua menikmati pesta yang diadakan oleh rekan bisnis Gavin, Gavino memperkenalkan Zoya sebagai tunangannya.
Zoya merasakan sakit luar biasa di kepalanya, darah segar mulai turun dari hidung Zoya yang membuat gadis itu lemah seketika.
“Zee, bertahanlah, aku akan membawamu ke rumah sakit.” Gavino menggendong Zoya lalu membawa gadis itu ke rumah sakit, kondisi Zoya tidak terlalu parah, dia hanya kelelahan dan butuh waktu untuk istirahat.
“Apa Zoya butuh donor darah dokter?” tanya Gavin karena melihat begitu banyak darah yang keluar dari hidung Zoya.
“Untuk saat ini tidak, dia hanya butuh istirahat dan asupan makanan yang bergizi agar kondisinya pulih kembali.” Gavin mengangguk lalu mendekati Zoya yang kini terbaring lemah di brangkar.
“Aku sudah memeriksakan kondisi ku Zee, jika nanti kamu memerlukan transfusi darah, aku akan melakukannya, aku tidak ingin kamu menderita seperti ini, kamu harus sembuh, hanya kamu yang bisa memberikan warna dalam hidupku setelah selama ini aku hilang arah Zee. Kau membawa cahaya baru dalam hidupku.” Lirih Gavin lalu mencium tangan Zoya, mata indah itu terpejam dengan wajah pucat.
Selama dua hari Zoya di rawat dan sekarang dia sudah diperbolehkan pulang, rencananya malam itu untuk membunuh Gavin ternyata gagal.
Zoya kembali menyusun rencana baru untuk bisa menghabisi Gavin tanpa dicurigai oleh siapapun termasuk anggotanya.
“Aku ingin menginap di apartemenmu Gavin, apa boleh?” tanya Zoya setelah selesai latihan dengan Gavin.
“Ada apa? Tumben.”
“Aku hanya ingin melepas rindu denganmu sekalin berterima kasih karena kau sudah merawat aku selama dua hari di rumah sakit.”
“Haha alasan sederhana, baiklah, ayo pulang.” Zoya mengirimkan pesan pads Zay dan Gaby, dia akan melancarkan aksinya malam ini pada Gavin.
[Aku tidak pulang, aku akan ke apartemen Gavin] Send.
Malam ini Gavin memasak untuk makan malam dia dengan Zoya, kemesraan di dapur tak terlewatkan, Gavin begitu bahagia dengan kehadiran Zoya dalam hidupnya tanpa mencurigai Zoya sama sekali.
“Bagaimana masakanku?”
“Sangat enak, tapi jauh lebih enak masakan mama, karena kau tidak bisa membuat cimol dan cireng kan.” Gavin mengerutkan keningnya.
“Apa itu?”
“Nanti kalau main ke Indonesia, aku akan meminta mama untuk membuatkannya, spesial untukmu.”
“Wah, itu sangat menarik Zee.”
Selesai makan, mereka nonton film bersama, film romantis kesukaan Zoya, film yang juga memancing hasrat Gavin.
“Aku ingin tidur di kamarmu Gavin, apa boleh?” Gavin menatap wajah manja Zoya.
“Ada apa denganmu? Tidak seperti biasanya.”
“Sudah aku bilang, kalau aku ingin melepas rindu denganmu Gavin.”
“Baiklah tuan putri, apa kita akan ke kamar sekarang?”
“Film nya belum habis.”
“Kita bisa membuat film romantis di dalam kamar, apa kau mau?” Zoya mengangguk, Gavin menggendong Zoya ke dalam kamar lalu mereka kembali melakukan ciuman panas hingga Gavin dan Zoya kini sama-sama ingin melakukan hal lebih.
Ketika Zoya siap untuk disentuh oleh Gavin, pria itu menjauh dan menatap Zoya.
“Ada apa?” tanya Zoya.
“Aku tidak bisa satu kamar denganmu Zee.”
“Kau menolakku?”
“Aku mencintaimu dan aku tidak mau merusakmu, pergilah ke kamarmu Zee.”
“Aku siap untuk itu Gavin.”
“Tidak, ini salah.”
Gavin memilih untuk keluar dari kamarnya, dia mengatur nafas dan merutuki dirinya karena hampir melakukan hal terlarang pada gadis 21 tahun itu.
Zoya menarik nafasnya, dia memejamkan mata, sebenarnya dia akan menyerang Gavin saat pria itu sudah dipenuhi gairah, tapi dugaannya salah, Gavin malah mengendalikan dirinya dan tidak ingin menyentuhnya.
“Apa rencanaku akan gagal lagi?” pikir Zoya lalu air mata kembali membasahi pipi Zoya.
Gavin ke dapur, dia mengambil air minum, tenggorokannya saat ini begitu kering. Dia tidak sengaja melihat ponsel Zoya tergeletak di atas meja makan, niat hati ingin mengembalikan ponsel itu namun pesan dari Gaby justru membuat dia terhenti.
[Zee, dugaan kita salah selama ini, Gavin tidak bersalah, Josh bukanlah orang suruhan dari Avram dan Zain bukanlah musuh Avram Zee. Pulanglah, jangan sampai kau menyesal membunuh Gavin.]
“Ternyata kau ingin membunuhku Zee, haha ini lucu sekali.” Gavin kembali memasuki kamarnya dan melihat Zoya sedang duduk termenung di balkon kamar, ponsel Zoya dia letakkan di atas meja kecil di samping tempat tidur.
“Kenapa kau berdiri di sini? Malam ini sangat dingin Zee.” Suara Gavin memecahkan lamunan Zoya.
“Aku ingin pulang Gavin, aku pikir tidak ada gunanya aku di sini.”
“Aku akan mengantarkanmu Zee.”
“Tidak, aku bukan ingin kembali ke apartemen tapi ke Indonesia, aku ingin kembali menjadi Zoya yang dulu, tenang, damai dan manja pada mama papa. Aku tidak ingin di sini lagi.”
“Kenapa? Apa karena malam ini kau gagal membunuhku?” Zoya menatap Gavin, dia tidak menyangka kalau Gavin mengetahui niatnya.
“Kenapa kau membunuh Zain? Apa hanya karena uang dan barang itu sehingga kau tega menghabisinya?” Zoya kali ini tak kuasa lagi menahan laju air mata.
“Kita bicara di dalam, angin diluar sangat dingin.”
Mereka duduk di atas sofa, Zoya tetap menunggu jawaban dari Gavino.
“Aku dan Zain tidak memiliki masalah apapun Zee, kami berteman layaknya saudara, kami tidak memiliki masalah satu sama lain. Aku tau kalau kau sudah mencuri beberapa data dari komputer Robert, aku juga tau kalau kau dan Zay tengah mencurigai aku menjadi dalang dibalik meninggalnya Zain.”
“Ada apa ini? Siapa kau sebenarnya?”
“Aku Gavino Fuentes, aku pemimpin Quantum Syndicate di Rusia, Amerika, Spanyol dan Italia, Zen Zephyrs merupakan organisasi yang aku dirikan bersama dengan Zain saat dia berusia 15 tahun, jadi bukan hanya Zain pemimpin Zen Zephyrs tapi juga diriku Zee.”
“Lalu Avram siapa?”
“Nama samaranku di dunia bawah.”
...***...