PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERHATIAN RAYAN
“Doktel, mama sakit panas ya..?” Tanya Yuki mengagetkan Rayan dari lamunanya
Rayan tersentak gelagapan. Rayan mengalihkan perhatiannya pada Yuki dengan senyum. Di usapnya pucuk kepala Yuki penuh sayang, membuat Yuki tersenyum manis
“Mama gak sakit kok.. Mama Cuma butuh istrahat aja..” Jawab Rayan mengelus pipi Yuki
“Doktel temannya mama ya..?” Tanya Yuki tersenyum membuat Rayan gemas
“Iya.. Om temannya mama sayang.. Yuki sehat nak..? ada yang sakit gak..?” Tanya Rayan merai tangan Yuki dan mengenggamnya
Yuki menggeleng tersenyum. Rayan lupa bahwa dia sedang menangani pasien yang kini hanya bisa menatap interaksi keduanya karena perhatiannya teralihkan pada Yuki
Perlakuan kecil Rayan pada Yuki membuat hati Ayana menghangat. Hinngga tak sengaja mata Rayan menangkap Ayana sedang tersenyum. Sementara ibunya Ayana pun tersenyum melihat Yuki yang ceria
Rayan kembali merapihkan peralatan medisnya di dalam tas dan berdiri menatap bu Lela yang berdiri di sampingnya
“Bu, saya keluar ke apotik sebentar ya..? Nanti saya balik lagi kesini
“Gak usah, nanti biar Ibu aja yang ke apotek..” Jawab Ibunya Ayana sungkan
“Om doktel mau tinggal disini..? pertanyaan Yuki sontak membuat semua kaget
“Yuki..” cegah Ayana dengan lembut
"Om doktel mau balik kesini lagi kan.. Bajunya mana..?" Lagi lagi pertanyaan Yuki membuat semua kaget sekaligus gemas pada tingkah polos Yuki
Ayana merasa gak enak atas pertanyaan Yuki pada Rayan. Rayan melihat raut wajah Ayana seperti di paksakan untuk tersenyum
“Gak apa-apa.. Namanya juga anak kecil, ada aja tingkah lucunya..” Ucap Rayan tersenyum pada Ayana
Perhatian Rayan teralihkan ke arah Yuki yang terlihat sedang menunggu jawaban darinya
“ Om gak akan tinggal disini kok.. Om balik lagi kesini cuma mau nganterin obat buat mama aja sayang..” Jawab Rayan pada Yuki tersenyum
“ Kata om doktel mama gak sakit.. Kenapa di Kasih obat om doktel..? Tanya Yuki dengan cadelnya anak usia dua tahun
Celotehan Yuki membuat Rayan menggaruk keningnya yang tak gatal. Sementara bu Lela menghampiri Yuki dan menggendongnya
“Yuki, sayang.. Sudah ya..? Om dokternya jangan di tanyain terus nak.. Nanti lagi ya ngobrolnya..?” Ucap Ayana mencegah Yuki biar gak terus memberikan pertanyaan pada Rayan
“Mama, kenapa om doktel sama papa gak boleh tinggal disini.. Kenapa di luma nenek gak ada laki laki..?” Ayana di buat pusing sama pertanyaan Yuki yang gak ada habisnya
Pertanyaan Yuki sontak membuat Rayan kaget. Pantas saja suaminya gak pernah keliatan, ternyata Suami Ayana gak tinggal bersama mereka. Begitu monolognya
“Kalau papanya Yuki gak tinggal serumah sama mereka, kemana dia..? Pertanyaan Rayan hanya bisa dia simpan dalam hati
“Yuki, Kita anter dokter di depan yuk..” ajak sang nenek mengalihkan suasana
Rayan tersadar dari lamunannya dan segera mengambil tas medisnya di nakas samping tempat tidur Ayana. Matanya terus menatap wajah teduh Ayana yang menunduk
“Kamu istrahat ya..? nanti saya balik lagi setelah nebus resep..” Ucap Rayan pamit pada Ayana dan langsung keluar tanpa menunggu jawaban Ayana
Setelah Rayan pergi, Ibu Ayana mengantar Yuki kembali ke kamar Ayana
“Bu, Ibu kenapa ngehubungin dokter Rayan sih Bu..?” Rengek Ayana
“Ibu gak ada pilihan lain Ayana.. Kamu gak mau Ibu ajak berobat.. kalau kamu sakit, kamu gak mikirin gimana Yuki..?” Ucap sang Ibu kesal
Ayana tak bisa berkata apa-apa lagi. Ayana paling gak bisa kalau sudah menyinggung soal anaknya.
“Ibu ke dapur dulu mau masak.. Kamu istrahat, setelah makan baru minum obat.. Obatnya juga masih di tebus sama dokter..” Ucap sang Ibu lembut
Ayana mengangguk pelan. Ada sedikit rasa bersalah di hatinya untuk ibunya. Bukan maksud hati ingin merepotkan semua orang, dia hanya perlu menunggu rasa pusing di kepalanya berkurang agar bisa ke dokter tanpa perlu di temani sang Ibu.
Setelah sejam berlalu, Rayan kembali dengan membawa banyak makanan dan boneka untuk Yuki..
Yuki begitu bahagia menerima pemberian Rayan. Sedangkan Ibunya Ayana merasa gak enak dengan semua perlakuan Rayan pada keluarganya.
Rayan tertawa melihat tingkah lucu Yuki saat unboxing mainan pemberiannya
“Maaf dokter Rayan, sudah banyak merepotkan..” Ucap Ibunya Ayana merasa gak enak
Rayan menatap wajah bu Lela dengan senyum
" Gak ko bu.. Saya senang melakukannya.." Ucap Rayan tulus
"Dokter Rayan mau minum apa biar Ibu ambilkan.." Tanya bu Lela
"Gak usah bu.. Saya mau langsung pulang aja, mau istrahat karena sore nanti mau balik ke Rumah sakit lagi.." Jawab Rayan sambil beranjak dari duduknya
"Oh begitu.. Ya sudah, mari Ibu antar ke depan.." Ucap bu Lela mempersilahkan
"Sekali lagi terima kasih banyak dan maaf sudah sangat merepotkan dokter Rayan.." Ucap bu Lela tulus saat keduanya berada di teras depan Rumah
Rayan menangguk tersenyum dan mengucapkan salam pada bu Lela dan bernajkak pergi. Bu Lela menatap punggung Rayan yang perlahan menjauh hingga Rayan masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan Rumahnya
***
“Pagi sayang..” Sapa Ayana mencium pipi Yuki yang sedang di suapi sarapan oleh sang nenek..
**BERSAMBUNG
MOHON DUKUNGANNYA TERUS YA GUYS..
BIAR SEMAKIN SEMANGAT..😇🙏💞**