Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Four. Sekolah Baru??
...Hii Bestiee👋 ...
...Ayo semangatt baca cerita aku😁😁😁...
........🌺........
Bunyi suara motor terdengar jelas di telinga Naumi, gadis itu terbangun dari tidurnya. Seluruh tubuh nya sangat terasa dingin, terutama telapak kaki dan tangannya. Tanpa ia sadari ternyata ia sudah tidur semalamam di atas lantai yang dingin ini. Naumi melirik jam yang ada di dinding.
"Ah udah hampir jam delapan, hariini aku libur sekolah aja dulu." ucap nya.
Naumi penasaran, siapa yang ada didepan rumah nya itu. Akhirnya ia membuka pintu untuk melihat nya.
"Rehan."
Ternyata Rehan yang datang.
"Lo ga sekolah?" tanya Rehan dingin.
Naumi melamun.
"Lo gak sekolah?" tanya Rehan sekali lagi.
"Eh, enggak Han, gaenak badan. Kamu sekolah?" tanya Naumi balik.
"Lo gak lihat seragam gue?"
"Iya lihat, kamu pakai seragam sekolah."
"Ayo sekolah gue anter!" tawar Rehan.
"Gak Han, hariini aku gasekolah. Badan aku sedikit pegel-pegel."
"Kenapa?"
"Ya pegel aja." jawab Naumi acuh.
Rehan menatap Naumi, dari bawah sampai terhenti di manik mata Naumi. Terlihat sangat sembab dan bengkak.
"Lo habis nangis semalaman kan?" tebak Rehan tepat pada sasaran.
Mendengar perkataan Rehan, reflek Naumi langsung menutupi wajah nya dengan kedua tangannya. Lalu memberi jarak sedikit di tengah jari-jari nya, ia mengintip Rehan.
"Kelihatan banget ya, kalau aku habis nangis?"
Rehan terkekeh kecil, ia segera membuka tangan yang menutupi wajah Naumi.
"Gausah malu." cetus Rehan.
Naumi menunduk malu, ia meremas baju-baju nya.
Lagi-lagi Rehan dibuat tertawa oleh tingkat gemas Naumi. Rehan mengangkat kedua bahu Naumi, "Nau coba tatap gue." pinta Rehan.
Naumi mengatur nafas, jujur ia sangat takut + gugup jika terlalu dekat dengan Rehan.
Perlahan Naumi mengangkat kepala nya, lalu mencoba menatap manik mata Rehan.
"Jangan terlalu larut dalam kesedihan Nau, yang ada nanti kak Aska sedih lihat lo begini." ujar Rehan.
"Kamu kuat banget Han, kamu terlihat biasa aja saat kehilangan kakak kamu." balas Naumi.
"Siapa bilang gue kuat, gue lemah Nau, lo gak tau gue juga nangis semalaman. Tapi bukan berarti gue harus terus-terusan terpuruk kaya gitu. Gue harus bangkit, biar dari atas sana kak Aska bahagia lihat gue."
Naumi terdiam sejenak, mencerna apa yang barusan di katakan oleh Rehan. Tiba-tiba saja air bening sudah keluar dari mata Naumi. Dan ya, lagi-lagi ia mengingat kalau dialah penyebab kematian Aska.
"Aku harus apa Han, aku juga gamau terus-terusan sedih kaya gini." isak Naumi.
Tanpa bertanya, Rehan sudah mendekap Naumi kedalam pelukan hangat nya. Rehan sendiri juga tidak tau, entah keberanian apa yang datang hingga membuat nya berani memeluk pacar kakak nya itu.
Rehan mengusap rambut Naumi, yang diusap pun merasa nyaman. Hampir sama dengan usapan Aska.
"Jangan kebanyakan nangis ya." ucap Rehan lalu ia segera melepaskan pelukannya.
"Lebih baik kamu pergi sekolah Han, nanti terlambat."
"Lo Istirahat ya!"
Naumi tersenyum, "siap." balas nya.
"Besok kita urus sekolah lo."
Naumi menaikan sebelah alisnya, "Maksud kamu?" tanya nya.
"Lo," ucap Rehan menunjuk Naumi, "lo bakalan pindah ke sekolah gue." lanjutnya.
"Ha? Pindah? Kenapa?" kaget Naumi.
"Kata nya lo dibully di sekolah lo, kalau lo pindah ke sekolah gue, gue jamin gak bakalan ada lagi yang nyakitin lo."
"Tapi Han,"
"Jangan tapi-tapi, udah gue mau sekolah bye." final Rehan lalu ia membalikkan lalu naik keatas motor nya dan mulai menyalakan nya.
Rehan pergi meninggalkan perkarangan rumah mungil Naumi.
Sedangkan Naumi ia masih diam ditempat, heran melihat sikap Rehan yang seolah-olah begitu perhatian kepada nya. Padahal kan baru kenal semalam juga.
Tak terlalu memikirkan itu, Naumi memilih untuk masuk kedalam rumah nya, melanjutkan tidur yang sempat terganggu.
..........🌺..........
Sesampainya di sekolahh.
"Rehan!"
Rehan menoleh, ketika mendengar ada suara nyaring yang menyebut nama nya.
Seorang gadis yang cukup cantik, dengan rambut pirang yang terurai, yang memakai seragam putih abu-abu kebangsaan SMA Sultan Anjaya, datang mendekati Rehan. Rehan memutar bola mata nya malas, ia tahu gadis itu adalah Rindy.
Rindy, gadis cantik yang menjadi rebutan kaum Adam di SMA Sultan Anjaya. Lain dengan Rehan yang sama sekali tidak tertarik dengan Rindy, bahkan Rehan sangat jijik melihat sikap Rindy yang terus-menerus mencoba mendekati nya.
"Rehan, gue mau bicara sama lo." ucap Rindy, namun tidak di jawab sama sekali oleh Rehan.
"Gue ikut berturut cita ya atas meninggal nya kakak lo,"Rindy mengehentikan ucapan nya, ia melangkah ke depan semakin mendekati Rehan. Rindy memanfaatkan suasana sedih ini, tanpa meminta izin gadis itu dengan lancang memegang lengan kekar Rehan. "Maaf ya Rehan, gue gak bisa datang semalam." lanjutnya.
Rehan yang sadar atas perlakuan Rindy, sontak langsung dengan cepat melepaskan pelukan Rindy dengan kasar. "Lo ngapain meluk-meluk lengan gue?" bentak Rehan.
"Han lo jangan marah-marah, gue cuma mau ikut dalam kesedihan lo aja. Gue kasihan lihat lo udah gak punya siapa-siapa. Tapi lo tenang aja Han, gue siap untuk jadi teman curhat lo." ujar Rindy dengan mimik wajah sedih yang di buat-buat nya.
"Asal lo tau ya, gue gak butuh lo ikut-ikut dalam kesedihan gue, dan gue juga gak butuh kasihan dari lo!" tegas Rehan, lalu lelaki bertubuh tegap itu segera meninggalkan gadis yang ada di depan nya. Rehan akan melanjutkan langkah nya ke kantin, hendak menyusul para sahabat-sahabat dekat nya.
Sementara Rindy mendengus kesal, kaki nya ia hentak-hentakan ke lantai. Serta gertakan gigi geraham nya yang bergoyang, "Lihat aja nanti, gue yakin lo bakalan jatuh ke dalam rayuan gue, Rehan Alevando!" gerutu Rindy sambil tersenyum miring.
Skip.
"Rehan, lo sekolah?" tanya Lintang, lelaki kocak itu sedikit terkejut saat melihat Rehan yang terlihat santai berjalan ke arah kantin.
"Iya emang kenapa?" tanya Rehan balik.
"Gak papa Han, malah kita senang lo udah semangat gini." timpal Rey.
"Si Naumi mana? Udah lo anter sekolah?" lanjut Bima bertanya.
"Dia gak sekolah, lagi gak enak badan."
"Terus gak lo bawa kerumah sakit? Nanti dia kenapa-kenapa gimana? Kasihan Han." celoteh Rey terlihat serius.
Rehan menarik nafas berat nya, sebenernya ia malas menjawab pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman nya ini. Entah mengapa mulut nya sekarang sangat terasa kaku untuk berbicara.
"Rehan! Kok melamun?" Bima memukul pundak Rehan.
"Gue ngantuk." setelah menjawab dengan singkat, Rehan meletakkan tas nya di atas kursi yang ia duduki. Tubuhnya ia baringkan dikursi berukuran kecil itu, sementara tas nya tadi ia gunakan untuk alas kepala, alias pengganti bantal.
"Han, ke basecamp Agramatha aja kalau lo ngantuk. Atau kita Cabut aja yok, jangan tidur disini!" ujar lintang.
"Cabut-cabut, pala lo di cabut." gerutu Rey. Lalu ia mencolek sedikit kuah sate yang ada di depan nya dan di oleskan tepat di dahi lintang, ala-ala seperti orang India yang sedang memakai bindi di kening mereka.
"Anjing, kening gue lo colotin apa?" tanya Lintang panik.
"E'ek nya Bima." jawab Rey enteng seraya tertawa ngakak.
Yang disebut namanya pun hanya memutar bola mata nya dengan malas. Kalau sudah begini lebih baik Bima memilih untuk berdiam diri saja, karena ia sama sekali tidak punya waktu jika untuk meladeni tingkah gila kedua teman nya itu.
Sementara Rey, dengan tanpa rasa bersalah dengan santai ia melanjutkan memakan sate nya yang masih tersisa, sayang kan kalau dibuang. Ketika sedang asik menguyah satu tusuk sate, tiba-tiba saja ada air dingin yang membasahi seragam nya, serta menyelusup ke dalam area terlarang, alias ketek Rey.
Syurrrr
Suara tumpahan es teh manis telah jatuh ke seluruh tubuh Rey, dan ya gantian seperti Rey tadi kini Lintang yang tertawa terbahak-bahak setelah melakukan hal keji itu.
"Anjir, air apaan nih? Gila ya lo Lintang." murka Rey.
"Air kencing nya Rehan. Hahahahahahahhahah!" Lintang tertawa sangat keras dan melengking sekali, bahkan suara tawa nya telah berhasil membangun kan Rehan yang sedang tertidur.
BUGH!
Satu pukulan telah mendarat ke wajah unyuuuk Lintang. "Diam kan lo." ucap Rehan, kemudian lelaki berwajah tampan itu kembali melanjutkan tidur nya.
Sedangkan Bima dan Rey sudah mengulum-ngulum lidah nya, mencoba untuk menahan tawa saat melihat reaksi Lintang yang terkena pukulan maut dari Rehan.
"Sakit banget Han," lirih Lintang mengelus-ngelus pipi nya yang sudah hampir memerah.
"Makanya jangan suka jahilin orang, ingat karma itu ada, karma itu nyata!" ledek Rey.
"Karma bapak lo, kalau tadi lo gak nyolotin kening gue pake kuah sate, gue juga gak bakalan tumpahin Lo air es kali." celoteh Lintang terlihat sedang erosi. (Emosi)
"Lah kalau lo orang yang baik, lo gak bakalan bales perbuatan gue kali." balas Rey tak terima.
"Ya sebagai lelaki sejati gue bakalan bales siapapun yang udah berani jahilin gue. Lo lupa kalau gue pernah menang lomba karate waktu kelas 3 SD?!" ucap Lintang sombong.
Mendengar itu Rey tertawa habis-habisan, "Itu mah lawan Lo anak ingusan, pantesan aja Lo menang." ejek Rey meremehkan.
"Tau aja Lo Rey."
"Woi udah diam! Nanti Rehan terbangun lagi, kasihan dia ngantuk banget tu, gue yakin pasti dia gaada tidur semalaman." ujar Bima.
Rey dan Lintang pun mengangguk paham.
Apa yang di katakan oleh Bima itu memang lah benar, tadi malam Rehan sama sekali tak bisa tidur, bahkan dari mata Rehan kita dapat melihat kalau lelaki itu sangat mengantuk sekali.
................
...Hii bestie gimna cerita aku? Apakah kalian sukaa?...
...Kalau suka baca eps selanjutnya yaaa!!!...
...Byeee.......