Follow ig : @dsifaadian_
Tik tok : @dsifaaadian_02
Kebodohan yang dimiliki Violetta Arora adalah menikahi Kiev Arron. Meski telah menikah selama tiga tahun, Kiev tidak pernah mencintainya dan hanya mencintai Wanita dimasa lalunya yaitu Alieca.
Berbagai cara dilakukan Violet untuk mendapatkan hati Kiev, meski dia harus menurunkan harga dirinya sebagai tuan putri Arora. Pada akhirnya, Violet sadar dan berdiri kembali tanpa melihat Kiev kemudian memutuskan bercerai. Mengembalikan nama Nona muda Violetta Arora yang sempat buruk dimata masyarakat karena mengejar Kiev Arron dan mencintainya secara sepihak serta berlebihan.
Violet meraih kembali kesuksesannya sebagai Desainner ternama, bukan hanya itu, ia juga akan merebut kembali posisi sebagai tuan putri Arora yang terhormat.
Lantas, kemanakah hati Violet kembali berlabuh setelah patah hati dan membalas orang-orang yang menyakitinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Tamu tak diharapkan
"Nenek, aku membuat sup ayam untukmu. Ahli gizi mengatakan sup ayam memiliki banyak nutrisi untuk kesehatan. Aliec ambilkan ya..." Aliec mengambil mangkuk kecil lalu mengisinya dengan sup ayam yang dibuatnya.
Nek ratu tidak menjawab namun juga tidak menolak. Anggota keluarga seperti Clara, Kiev, maupun Violet hanya duduk dengan diam tanpa menyentuh makanan yang tersaji diatas meja.
"Nenek, aku suapi ya." Aliec kembali menyodorkan sesendok sup didepan nenek, namun Ratuliu diam saja.
"Saya bisa makan sendiri." Jawab Nek ratu dengan suara pelan. Aliec akhirnya menurut lalu meletakkan kembali sendok dimangkuk.
Aliec duduk disamping Clara diseberang Violet dan Kiev. Saat duduk, gadis itu melihat makanan yang masih utuh dan piring dihadapan mereka masih bersih. "Apa kalian tidak menyukai makanannya?" Tanyanya memastikan.
Kiev sebenarnya kasihan terhadap Alieca yang diacuhkan keluarganya. "Bukan begitu. Seharusnya kamu tidak perlu repot-repot, Aliec."
Aliec menggeleng. "Aku sama sekali nggak repot. Anggap saja sebagai permintaan maafku semalam. Aku membuatkan Lasagna kesukaan kamu, Kiev."
"Lupakan saja masalah semalam." Ucap Kiev. Bagi Kiev memang mudah dilupakan karena dia membela Aliec, namun bagi Violet tidak.
Violet yang dirugikan karena Kiev bahkan tidak membelanya dan menganggapnya sebagai istrinya. Justru dia diam seakan membenarkan bahwa Violetlah pelakor yang sebenarnya, dan Aliec adalah istrinya.
"Aliec, lain kali kamu nggak perlu membawa makanan. Disini ada banyak juru masak yang bisa membuatku semua menu makanan." Clara menyahut, tersenyum tipis. Secara tidak langsung memang dia tidak menyukai Aliec yang mengganggu ketenangan keluarganya.
"Maaf bibi." Aliec menunduk sedih.
Setelah semalaman Moodnya tidak baik, Violet tidak ingin melihat drama lagi diruang makan yang bisa menghancurkan moodnya sarapan.
Gadis yang sudah rapi dengan One set blazer berwarna peach salem itu beranjak berdiri. "Mama, nenek. Aku ada urusan Urgent, bisakah aku pergi?" Violet bertanya, dia masih sangat menghormati nenek dan ibu mertuanya.
"Kamu kan belum sarapan, sayang." Clara menjawab.
"Aku sarapan diluar."
"Pergilah, nak. Jangan lupa makan." Nenek menyahut. Violet mengangguk patuh lalu pergi menuju kamarnya, sebelum itu dia tersenyum ramah kepada Aliec dan mengabaikan Kiev yang terus menatapnya.
Setelah kepergian Violet, mereka makan dengan diam dan pelan, selera makan Nenek dan Clara memang menghilang, namun berusaha menghargai Aliec.
Kiev melihat bayangan Violet yang menuruni tangga dengan terburu-buru. Dia lalu berdiri, "Pagi ini aku ada meeting. Nenek, mama, aku pergi dulu." Kiev mendekati dua wanita kesayangannya lalu memberikan kecupan dipipi masing-masing.
"Hati-hati, Kiev." Clara mengusap punggung putranya satu-satunya.
Kiev langsung berjalan cepat meninggalkan ruang makan tanpa menatap Aliec. Kiev mengejar Violet yang baru keluar rumah, mobil Violet masih diperbaiki dibengkel. Jadi dia pasti menunggu taxi.
Padahal ada mobil lain diGarasi, namun Violet keras kepala dan tidak mau memakai mobil Kiev yang lain.
"Selamat pagi, Nyonya muda. Mau saya antar?" Pak Len yang berjaga didepan menawarkan.
Violet tersenyum tipis dan menggeleng. "Terimakasih, pak len. Tidak usah. Saya sudah pesan taxi."
"Baik Nyonya."
Violet melewati para penjaga yang menunduk hormat. Saat hampir sampai dipagar, Kiev menarik satu tangannya dari belakang yang membuat Violet kaget.
Violet menoleh kebelakang, dia mengernyitkan keningnya, "Apa lagi?"
"Kau mau ke boutique? Aku akan mengantarmu." Sahut Kiev.
"Tidak perlu." Tolak Violet dengan ketus.
"Aku tidak suka ditolak!" Sahut kiev tak kalah ketus. Dia lalu menarik Violet ikut bersamanya.
"Lepaskan aku Kiev. Kenapa kau selalu kasar?" Violet memberontak, namun Kiev tidak menghiraukannya dan terus berjalan menuju mobilnya yang sudah disiapkan penjaga.
Kiev membuka pintu mobil penumpang depan dan memaksa Violet masuk. Namun Violet tidak mau masuk. "Aku tidak mau, lepaskan aku!" Violet mengibaskan tangannya dan ingin kabur, tapi Kiev masih memegangnya kuat.
"Kamu sangat keras kepala, Violet." Dia menundukkan kepala Violet dan memaksanya masuk kedalam.
"Kiev! Ini namanya pemaksaan!" Jerit Violet.
Brakk
Kiev menutup pintu mobilnya dengan kuat sampai Violet didalam kaget. Kiev lalu berlari kecil memutar mobil menuju bagian kemudi dan masuk.
Saat dia menutup pintu, Violet akan membuka pintu, Kiev lalu menariknya mendekat dan menekan tombol Lock.
"Brengsek kamu Kiev!" Maki Violet. "Aku mau keluar!" Lanjutnya terus memaki Kiev tanpa henti.
"Mulai sekarang, aku akan mengantarmu dan menjemputmu! Tidak ada penolakan, atau aku akan menutup boutique milik temanmu!" Tegas kiev.
"Kamu mengancamku?" Violet melotot. "Kalau kamu sampai berani menyentuh Mutyara boutique, seumur hidupku aku akan membencimu!" Tegas Violet tak kalah mengancam, bahkan dia menuding Kiev tidak main-main dengan ucapannya.
Kiev tidak bersungguh-sungguh. Dia melirik Violet, "Pakai sabuk pengamanmu!" Violet diam saja seolah tidak mendengar.
Kiev tidak perduli lalu menghidupkan mesin mobil, perlahan mobil melaju meninggalkan kediaman pribadinya.
Aliec yang mengejar Kiev tidak kesampaian. Dia terus memanggil Kiev dan mengejarnya sambil berlari. "Kiev! Kiev! Kiev!"
*****
Jangan lupa Like, Komen, Vote, and Share🥰🥰🥰