Yang bocil minggir dulu ya🙃
Sinopsis 👇
Mina tidak tahu ada apa dengan hubungan kakak dan kakak iparnya. Di luar mereka tampak baik tapi sebenarnya mereka menyembunyikan sesuatu.
Berawal dari penasaran, Mina memutuskan menyelidiki keduanya. Ternyata benar. Di apartemen tempat tinggal mereka, mereka bahkan tidur terpisah. Mina yang dasarnya mulut ember itu ingin melapor ke mamanya. Sayangnya sebelum berhasil, ia ketahuan oleh Foster, kakak iparnya.
Dan yang tidak pernah Mina duga, Foster malah memaksanya bermain api dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 29
Foster adalah seorang pebisnis sukses di usianya yang sudah menginjak dua puluh delapan tahun. Ia sukses dengan usahanya sendiri. Awal-awal berbisnis, orangtuanya tidak setuju. Karena mereka ingin Foster mengembangkan perusahaan keluarga. Sekarang pria itu akhirnya bisa membuktikan kesuksesannya, jadi mereka tidak bisa mengatur dan mengekangnya lagi. Salah satu hal kenapa Foster ingin membuka bisnis sendiri adalah, agar supaya orangtuanya tidak memberikannya banyak tekanan. Ia lebih menyukai hidup bebas. Bisnis keluarganya, biar adiknya yang urus. Ya, ia memiliki seorang adik perempuan dan adiknya juga pandai mengelola bisnis.
Tidak bisa dipungkiri kalau banyak orang tua yang bermimpi mereka akan mendapatkan menantu seperti Foster. Sukses, memiliki daya tarik yang luar biasa dan tidak gampang terpengaruh dengan orang lain. Sayangnya laki-laki yang memiliki paket komplit seperti Foster ini jarang sekali ada.
Seperti pembicaraan di pagi hari tadi, hari ini Foster makan siang dengan ayah mertuanya dan Iren. Pria itu pikir mereka akan membahas bisnis, tapi yang dibahas malah orang lain. Biasanya pria itu akan bosan dan langsung pergi kalau membahas hal yang tidak ia suka. Tapi kali ini berbeda. Mereka membahas Mina, jelaslah dia mau. Mina sangat menarik untuk dibahas.
"Bagaimana magang Mina dikantormu, dia tidak mengacaukan?" tanya Mr. Moran, papa Mina dan Iren.
"Tidak om, Mina anak yang manis di kantor." jawab Foster. Mr. Morgan tertawa.
Dimata Foster Mina memang manis. Pandangannya beralih ke Iren yang tertawa geli. Hanya mereka berdua yang tahu tentang rencana Foster yang ingin memiliki Mina.
Sebenarnya mulut Iren sudah gatal sekali ingin cerita ke orangtuanya, sayang sekali ia sudah janji ke Foster akan merahasiakannya dulu.
"Kalau begitu om titip putri bungsu om ke kamu ya. Mengenai pernikahan kontrak kalian berdua," Mr. Moran menatap Iren dan Foster bergantian.
"Bertahanlah sampai beberapa bulan lagi. Aku akan berusaha tidak sampai setahun. Kalian berdua pun pasti ingin bebas dari pernikahan ini. Setelah semua masalah dikantor teratasi, kalian boleh berhubungan dengan siapapun." kata lelaki paruh baya itu. Foster mengangguk.
Sebenarnya bisa saja Foster menolak perkataan Mr. Morgan. Namun ia sangat menghargai papa Iren dan Mina ini. Bisa dibilang lelaki tua itu adalah salah satu orang yang sangat berjasa dalam membangun bisnisnya. Foster belajar banyak darinya. Iren yang mempertemukan mereka. Waktu itu ia dan Iren kuliah dikampus yang sama dan mengambil jurusan yang sama.
Di awal-awal berbisnis, Mr. Morgan sendiri pernah memberikan Foster modal dalam jumlah yang cukup besar. Oleh sebab itu Foster sangat menghormati pria tua itu, alih-alih papanya sendiri. Bukan berarti ia tidak menghormati papanya, tapi ia rasa Mr. Morgan lebih banyak berhubungan dengannya secara emosional. Papanya terlalu dingin dan sulit didekati, sama sepertinya. Itu sebabnya, Foster selalu menganggap papa Iren dan Mina itu sebagai papanya juga. Lagian memang nanti pria tua itu akan jadi ayah mertuanya, ketika Mina berhasil ia jadikan istri. Ujung bibirnya terangkat begitu memikirkan ia dan Mina menikah.
"Baiklah, kalian berdua lanjutkan makan. Papa kembali kekantor lebih dulu." kata Mr. Morgan lagi lalu beranjak pergi dari situ.
"Ada yang ingin kutanyakan padamu." ujar Foster.
"Apa?" Iren menunggu.
"Kita saling kenal dari kuliah. Aku sering bertemu papa dan mamamu juga, dan beberapa kali mampir ke rumahmu. Tapi aku baru sadar, selama aku ketemu kalian, aku tidak pernah melihat adikmu." Betul. Foster sudah ingin menanyakan hal itu ke Iren beberapa waktu lalu, tapi selalu saja lupa pas mereka ngobrol.
"Oh, dulu itu Mina tinggal di Malang sama nenek kami. Dia sekolah sana sampai selesai SMA, setelah kuliah baru pindah ke sini lagi sama kita." kata Iren menjelaskan. Dengan begitu, terjawab sudah rasa penasaran Foster selama ini. Pantas ia tidak pernah tahu Iren punya adik kandung yang berhasil membuat Foster tergila-gila padanya.
"Apa kau penasaran seperti apa masa remaja Mina?" Iren menebak-nebak.
Foster tidak menjawab, tapi dari wajahnya saja sudah tergambar apa jawabannya. Iren tertawa.
"Foster, sampai sekarang aku masih bingung apa yang sebenarnya kau sukai dari adikku. Mina memang cantik. Tapi bukankah kau pernah bilang perempuan yang lebih muda bukanlah tipemu?"
"Itu sebelum aku mengenal adikmu. Dia cantik, sexy, lucu, sempurna dimataku." balas Foster sambil membayangi gadis itu. Iren tersenyum geli. Pria itu sepertinya sudah benar-benar terkena racun cinta adiknya.
"Kau memang sudah berubah semenjak bertemu adikku. Maaf tapi aku harus mengatakan ini padamu, kau terlihat seperti orang aneh saat jatuh cinta." Foster tertawa keras. Ia tidak marah. Iren memang benar, ia tidak memungkirinya.
"Bagaimana denganmu, aku dengar dari Matt kau sudah putus dengan kekasihmu itu." ujar Foster kemudian. Ekspresi Iren langsung berubah kesal.
"Jangan tanyakan lagi. Pria itu sangat brengsek." Ia marah tiap kali memikirkan mantan kekasihnya.
"Kapan kau bertemu Matt?"
"Beberapa hari yang lalu." jawab Foster.
Matt adalah sahabat mereka dari kuliah. Sampai sekarang masih bersahabat. Dulu itu Iren sangat tomboy, hanya suka bergaul dengan laki-laki. Jadi semasa kuliah Foster dan Matt adalah teman bergaulnya. Mereka bertiga murni dekat karena sahabatan, tak ada perasaan lebih. Tapi kalau masalah curhat-curhatan, Iren lebih sering curhat ke Matt. Karena Foster lebih peduli dengan dunianya sendiri, tentu saja sebelum di dunia pria dingin tersebut bertambah Mina.
Iren bisa lihat Foster teramat peduli dengan adiknya. Kasian Mina yang polos harus bertemu Foster. Tapi mau bagaimana lagi, sekalipun Foster adalah laki-laki yang terlalu cuek, dingin, dan menakutkan, tapi kalau sudah serius, pasti ia pegang janjinya. Iren yakin itu. Semenjak berteman dengan Foster, ia tidak pernah lihat Foster berpacaran dengan wanita manapun. Pria itu hanya mendatangi wanita penghibur kalau tidak bisa lagi menahan gairah se k snya.
Mina adalah satu-satunya perempuan yang diakui oleh Foster sebagai perempuan yang dia sukai. Iren penasaran sampai dimana batas Foster akan menyukai adiknya. Semoga keduanya akan bertahan sampai tua. Semoga Foster mencintai Mina dengan tulus, bukan hanya untuk memuaskan
kebutuhan se k snya semata.
selanjutnya terserah anda uuopsss salah terserah othor😂😂😂
lanjut
lanjut
lanjut