NovelToon NovelToon
Bayang Perang Di Ujung Senja

Bayang Perang Di Ujung Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Kerajaan Avaris yang dipimpin oleh Raja Darius telah menjadi kekuatan besar di benua Estherya. Namun, ancaman datang dari Kekaisaran Zorath yang dipimpin oleh Kaisar Ignatius, seorang jenderal yang haus kekuasaan. Di tengah konflik ini, seorang prajurit muda bernama Kael, yang berasal dari desa terpencil, mendapati dirinya terjebak di antara intrik politik dan peperangan besar. Dengan bakat taktisnya yang luar biasa, Kael perlahan naik pangkat, tetapi ia harus menghadapi dilema moral: apakah kemenangan layak dicapai dengan cara apa pun?

Novel ini akan memuat konflik epik, strategi perang yang mendetail, dan dinamika karakter yang mendalam. Setiap bab akan menghadirkan pertempuran sengit, perencanaan taktis, serta perkembangan karakter yang realistis dan emosional.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kobaran Api dan Awal Perjalanan

Bab 2: Kobaran Api dan Awal Perjalanan

Malam itu, desa Arvyn berubah menjadi neraka yang membara. Asap hitam mengepul ke langit, dan suara jeritan bercampur dengan dentingan senjata. Kael berdiri terpaku sejenak di alun-alun desa, memandangi pemandangan yang mengerikan di hadapannya. Api menjilat-jilat rumah-rumah kayu, dan penduduk berlari panik mencoba menyelamatkan diri.

Di sampingnya, Liora menggenggam busur kecilnya erat-erat. Mata gadis itu membelalak, namun wajahnya berusaha tetap tenang.

“Kael, apa yang harus kita lakukan?” suaranya bergetar, meski ia berusaha menyembunyikan ketakutannya.

Kael menelan ludah, berusaha meredam rasa paniknya sendiri. “Kita harus mengevakuasi penduduk yang tidak bisa bertarung. Bawa mereka ke bukit. Aku akan mencari jalan keluar.”

Pak Thalion, pria tua yang dihormati di desa, muncul dengan wajah penuh peluh. Ia membawa kapak tua yang tampak terlalu berat untuk diayunkan. “Kael, anak muda, kau tahu jalan pintas. Bawa mereka ke tempat aman. Aku dan beberapa orang akan mencoba menahan mereka di sini.”

Kael mengangguk meski hatinya berat meninggalkan desa. Ia tahu ini bukan saatnya membantah. Menyelamatkan nyawa penduduk adalah prioritas utama.

“Semua orang, ikuti aku!” Kael berteriak, mencoba mengendalikan kekacauan. Ia memimpin sekelompok wanita, anak-anak, dan orang tua ke jalan setapak di belakang desa yang menuju bukit kecil.

Pelarian ke Bukit

Mereka berlari secepat mungkin di bawah bayang-bayang malam, diterangi hanya oleh cahaya bulan yang suram. Suara jeritan dan dentingan pedang masih terdengar di belakang mereka, membuat beberapa anak kecil menangis ketakutan.

“Tidak apa-apa, terus berjalan,” Kael berkata sambil membantu seorang ibu muda yang membawa bayinya. “Kita hampir sampai.”

Liora berlari di samping Kael, matanya terus waspada mengawasi sekeliling. “Kael, aku melihat sesuatu di sana!” katanya, menunjuk ke arah semak-semak yang bergoyang aneh.

Kael segera mengangkat pedang kayunya, siap melindungi kelompok mereka. Namun, dari balik semak-semak itu, hanya seekor rusa kecil yang melintas, ketakutan seperti mereka.

“Ayo lanjutkan,” Kael menghela napas lega.

Akhirnya, mereka mencapai puncak bukit. Dari sana, mereka bisa melihat desa Arvyn yang kini hanya tinggal bayangan. Api membakar hampir seluruh desa, dan sosok-sosok prajurit musuh tampak bergerak seperti bayangan hitam di bawah sana.

Kehilangan yang Menyakitkan

Saat fajar tiba, Kael berdiri di tepi bukit, memandangi desa yang pernah menjadi rumahnya. Arvyn kini hanya puing-puing hangus, dengan asap yang masih mengepul ke langit. Hatinya terasa berat, seolah ada beban tak terlihat yang menekan dadanya.

“Kita harus pergi,” suara Pak Thalion membuyarkan lamunan Kael. Pria tua itu tampak lelah, tetapi matanya masih menyimpan tekad yang kuat. “Tidak ada yang tersisa di sini. Ibu kota adalah satu-satunya harapan kita sekarang.”

Kael mengangguk, meski hatinya masih enggan meninggalkan desa. “Baik. Kita akan pergi ke ibu kota. Tapi kita harus bergerak cepat. Musuh mungkin masih mengejar.”

Liora menepuk bahu Kael, mencoba memberinya semangat. “Kau melakukan yang terbaik, Kael. Kita masih hidup. Itu yang terpenting.”

Kael tersenyum tipis, meski senyum itu tidak sampai ke matanya. “Ya. Tapi aku berjanji, Liora. Aku akan melindungi kalian. Apa pun yang terjadi.”

Perjalanan yang Berat

Mereka mulai berjalan menyusuri hutan lebat yang mengelilingi Arvyn. Jalan setapak yang mereka lalui dipenuhi akar pohon yang mencuat dan dedaunan tebal yang menutupi pandangan. Suara burung dan binatang liar mengisi keheningan, menciptakan suasana yang anehnya menenangkan, meski bahaya masih mengintai di setiap sudut.

“Apa kau tahu berapa lama perjalanan ke ibu kota?” tanya Liora saat mereka berhenti sejenak untuk beristirahat.

“Dua hari jika kita bergerak cepat,” jawab Pak Thalion. “Tapi dengan kondisi seperti ini, mungkin lebih lama.”

Kael memandang sekeliling, memastikan tidak ada ancaman yang mendekat. “Kita tidak punya pilihan lain. Kita harus terus berjalan.”

Saat malam tiba, mereka beristirahat di sebuah gua kecil yang tersembunyi di antara pepohonan. Kael duduk di dekat pintu masuk, berjaga sementara yang lain tertidur.

Liora duduk di sampingnya, membawa sepotong roti kering. “Kau perlu makan sesuatu.”

Kael mengambil roti itu tanpa banyak bicara. Setelah beberapa saat, ia berkata, “Liora, kau tahu apa yang paling aku takutkan?”

Liora menggeleng. “Apa?”

“Bahwa aku tidak cukup kuat. Bahwa aku tidak bisa melindungi kalian.”

Liora menatapnya dengan serius. “Kael, kau lebih kuat daripada yang kau kira. Kami percaya padamu. Aku percaya padamu.”

Kata-kata itu memberi Kael kekuatan baru. Ia tahu perjalanan mereka masih panjang, tetapi dengan Liora di sisinya, ia merasa tidak sendirian.

1
Roni Sakroni
mantap bagus critanya
Roni Sakroni
dmn ibunya kael...??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!