Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya akan dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibu.peri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2. BMS
setelah mengobrol sebentar Kirana akhirnya pamit pulang. tapi saat sampai di rumah, tiba-tiba sebuah tamparan mengenai pipinya .
Plakk
"Kenapa kau keluar rumah? ibumu sudah bilang kalau kau tidak boleh keluar, sebentar lagi Tuan cipto akan datang melamar. cepat masuk kamar, persiapkan dirimu" bentak ayah Kirana yang bernama Damar.
"Mirna, bawa anak itu ke kamar dan dandani dia" Mirna membawa Kirana ke kamarnya sedangkan Kirana hanya diam menurut saja. ia tak boleh menangis ia harus bertahan sebentar lagi, sebelum pernikahan ia berencana akan kabur.
di pintu dapur Vania tersenyum senang saat melihat kirana ditampar oleh ayahnya "rasain lo, emang enak mau dinikahin sama bandot tua, percuma cantik tapi dijadiin istri kelima" gumam Vania sambil tertawa mengejek.
di dalam kamar, Mirna mendandani Kirana seadanya dan memakaikan gaun bekas pakai Vania.
"ibu ini kan gaun bekas Vania?" tanya Kirana heran saat melihat gaun yang diberikan ibunya.
"pakai saja, Vania tidak mau memakainya lagi" jawab Mirna ketus.
sebenarnya Kirana ingin membantah tapi ya sudahlah toh hanya mau bertemu dengan bandot Tua.
"sudah selesai?" tanya damar kepada Mirna saat membuka pintu.
"sudah yah, apa Tuan cipto sudah datang?" tanya Mirna yang sudah tidak sabar.
"baru saja datang," jawab damar.
"Ayo Kirana Tuan cipto sudah menunggu" ajak Mirna dan membawa Kirana menuju ruang tamu.
Kirana hanya diam mengikuti ibunya ke ruang tamu. di sana sudah duduk lelaki berusia hampir 50 tahun dan sang asisten berdiri di sampingnya.
Marni membawa Kirana duduk di kursi kayu di samping tuan Cipto.
"Kirana sayang, kau cantik sekali" Tuan cipto melihat Kirana penuh nafsu, bagaimana tidak Mirna memakaikan pakaian Vania yang kurang bahan dengan belahan dada rendah, rasanya Cipto ingin mencomotnya.
"bagaimana Tuan Cipto??" damar membuka suara. karena melihat Cipto terus memandangi tubuh Kirana.
"acaranya dilaksanakan minggu depan, hanya nikah saja tidak ada resepsi." ucap tuan Cipto saat mengalihkan pandangan nya.
"tidak apa-apa Tuan, yang penting hutang saya lunas kan??" tanya damar tidak sabaran.
"hutang kalian yang 150 juta beserta bunganya saya sudah anggap lunas, saya juga akan memberi mahar 100 juta kepada Kirana" ucap Cipto kemudian mengkode Bobby untuk mendekat.
"Bobby"panggil Tuan Cipto.
"siap Tuan" Bobby menaruh tas di atas meja yang berisikan uang.
"ini 50 juta sebagai DP, nanti setelah acara selesai saya kirim lagi 50 jutanya" Cipto mendorong tas itu kearah damar. saat damar ingin mengambilnya, tangan Mirna lebih dulu meraihnya. tapi tiba tiba..
"saya tidak mau menikah!!"
Kirana yang dari tadi hanya diam kini membuka suara. dari tadi ia terus menahan amarah nya, tapi tidak bisa ia tahan lagi, rasanya ia ingin melemparkan uang-uang tersebut ke wajah si bandot tua.
"KIRANA!!" diam kau" Bentak Damar langsung berdiri. dan segera meminta maaf pada Cipto, ia takut Cipto tersinggung dan membatalkan pernikahan nya, dan otomatis mereka tidak jadi mendapatkan uang.
"Maaf tuan, Kirana cuma asal bicara, dia tetap akan menikah, saya akan mengurung dia dalam kamar" ucap Damar membujuk Tuan Cipto.
" terserah kau saja, yang penting minggu depan Kirana akan menjadi istriku" Pak Cipto mencolek dagu Kirana .
"cihhh .." Kirana menatap jijik
"KIRANA!! " Damar terlihat marah melihat kelakuan Kirana.
"sudah,, kau bujuk saja dia, aku pergi dulu" Tuan Cipto beranjak dari duduk nya.
"Kirana, tunggu saja kau akan menjadi istriku" Tuan Cipto mengedipkan sebelah mata ke arah Kirana dan berjalan keluar rumah diantar oleh damar.
"aku tidak mau menikah" teriak Kirana sambil menahan air matanya yang akan jatuh.
"apa-apaan kau ini, mau tidak mau kau harus menikah dengan Tuan Cipto, bagaimana kita membayar hutang kalau kau tidak mau menikah" bentak damar saat memasuki rumah, setelah mengantar Cipto.
"hutang?? kalian yang berhutang bukan aku, kalian selalu memberi vania uang untuk membeli barang-barang mewah, jadi suruh saja Vania yang menikah dengan pak Cipto " Kirana membalas ucapan ayahnya.
" kauuuu.....