Kesabaran Ku Membawa Cinta

Berapa menit kemudian, Nasih goreng buatan Wiyah sudah selesai. Aromanya sangat harum membuat siapa saja yang mencium aroma masakan itu pasti akan merasakan kelaparan. Setelah membuat nasi goreng Wiyah kembali membuat segelas susu hangat untuk Fazar, tapi Wiyah sedikit ragu apakah Fazar akan meminumnya atau tidak membuat Wiyah menatap kearah sepiring nasi goreng itu yang sekarang membuatnya ragu untuk memanggil Fazar untuk memakan makanan yang ia masak.

Wiyah takut kalau Fazar akan menolak atau tidak suka dengan masakannya dan akan kembali menghina nya seperti tadi." Ya Rob, kenapa aku jadi bingung sendiri sih." Gumam Wiyah sambil memerhatikan nasi goreng yang sudah siap di atas meja bersama dengan segelas susu hangat." Panggil ajalah, kalau nanti tuan Fazar tidak memakan nya. Aku bisa memakannya sendiri." Gumam Wiyah kembali.

Tapi yang Wiyah tidak tahu. Seorang pria dari tadi memperhatikan nya saat gadis itu sedang memasak." Ternyata gadis pintar juga dalam hal memasak." Gumam Fazar sambil memerhatikan Wiyah.

Ya. Saat tadi Fazar didalam kamar, Fazar mencium aroma sedap yang membuat perutnya berbunyi, padahal ia baru saja makan malam sekitar dua jam yang lalu. Tapi setelah Fazar mencium aroma sedap yang membuat perut nya langsung kelaparan.

Karena penasaran aroma apakah itu, membuat Fazar keluar dari kamar sang istri untuk pergi kearah dapur. Saat Fazar sudah berada di dapur, Fazar bisa melihat kalau istrinya begitu sangat cetakan dalam memasak dan aromanya bisa membuatnya keluar dari kamar. Fazar terus memerhatikan istrinya itu sampai Wiyah menyesuaikan masakannya.

Entah karena penasaran atau sudah kelaparan, Fazar melangkah menghampiri Wiyah yang sedang duduk di kursi.

" Apa yang kamu buat." Tanya Fazar mencoba basah basih saat sudah sampai di dapur.

Wiyah melihat kearah Fazar saat mendengar suara yang begitu ia kenal." Tuan." Bisik Wiyah pada dirinya sendiri saat Wiyah melihat Fazar dimeja itu yang membuatnya langsung berdiri dari duduknya." Apa yang tuan butuhkan: Tanya Wiyah.

" Tidak ada." Jawab Fazar singkat dengan wajah datarnya seperti biasa." Apa itu." Tunjuk Fazar dengan ekor matanya kearah nasi goreng yang berbeda di atas meja.

Wiyah mengikuti arah mata Fazar yang sedang menatap nasi goreng yang tadi dibuat." Itu nasi goreng tuan, tadi saya memasak nya untuk anda." Jelas Wiyah sedikit ragu. Sedangkan Fazar hanya mengangguk mengerti." Tapi jika ada tidak suka saya bisa memasak yang lain untuk anda tuan." Ucap Wiyah yang mendapatkan tatapan dari Fazar.

" Tidak perlu ini sudah terlalu larut malam. Aku akan mencobanya." Sahut Fazar yang melarang

Wiyah saat mengatakan kalau Wiyah akan Menganti nasi goreng itu.

Sedangkan Wiyah tersenyum sambil mengangguk mengerti karena Wiyah begitu senang kalau suaminya itu mau memakan masakannya.

Fazar melangkah untuk duduk di kursi berhadapan dengan nasi goreng yang di buat oleh Wiyah.

Sedangkan Wiyah dari tadi memperhatikan Fazar." Apa yang kamu lihat." Tanya Fazar dengan suara dinginnya.

" Tidak ada tuan.'' Jawab Wiyah menggeleng. Wiyah melangkah meninggalkan pria yang berstatus sebagai suaminya itu untuk melanjutkan mencuci kemeja dan Jas yang tadi sudah dia rendam.

Sedangkan Fazar, pria itu langsung menyendok nasi goreng itu langsung memasuk kedalam mulut. Satu suapan pertama membuat Fazar mengakui kalau istrinya itu benar benar sangat pintar memasak, Lihat baru satu suapan sudah membuatnya ingin memakannya lagi.

" Ini rasanya begitu sangat enak, padahal hanya nasi goreng biasa." Batin Fazar yang terus mengunyah nasi goreng itu dengan nikmat.

Tidak butuh berapa lama Wiyah sudah menyelesaikan acara mencucinya. Selesai menjemur Jas dan juga kemeja Fazar. Wiyah melangkah mendekati Fazar yang sedang duduk santai menunggunya. Nasi goreng yang tadi juga sudah habis, tinggal piring kotor yang masih tersimpan di atas meja makan. Wiyah melangkah mendekati Fazar.

" Ada yang dibutuhkan lagi tuan." Tanya Wiyah saat ia sudah berdiri di samping meja.

Fazar melihat kearah Wiyah." Apakah kamu ingin membunuhku." Tanya Fazar sambil menatap Wiyah dengan tatapan tajamnya.

Sedangkan Wiyah yang tidak mengerti dengan ucapan Wiyah hanya mengerutkan keningnya bingung." Apa maksudnya tuan, saya ingin membunuh Anda." Bukannya menjawab pertanyaan dari Fazar Wiyah malah kembali bertanya, karena ia bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh suaminya.

" Maksudku, apakah kamu ingin membunuhku dengan cara memberikan aku makan tapi tidak memberikan aku air minum." Jawab Fazar ketus. Wiyah yang mendengar itu menepuk jidat pelan. Wiyah sampai lupa mengambilkan Fazar air minum, karena dia begitu sangat grogi jika harus berdekatan dengan Fazar atau berbicara. Padahal nyatanya Fazar itu Suaminya.

" Maaf tuan, aku sampai melupakan hal itu." Ucap Wiyah merasa tidak enak. Wiyah melangkah mengambilkan air minum untuk Fazar." Padahal tidak terlalu jauh, tapi dia tidak bisa mengambilnya sendiri." Gumam Wiyah melirik tempat air minum yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan tetap duduk Fazar. Tapi pria itu tidak bisa mengambilnya sendiri." Dasar manja." Batin Wiyah kembali.

" Jangan mengataiku, jika kamu berani kamu bisa langsung berbicara denganku langsung." Ucap Fazar yang seperti tau kalau Wiyah sedang mengatainya.

Wiyah yang mendengar ucapan dari Fazar hanya mengerutkan keningnya bingung." Apa dia punya Indra keenam sampai mengetahui kalau aku sedang mengatainya secara diam." Batin Wiyah membuatnya begitu sangat bingung saat mendengar ucapan Fazar yang seperti tahu apa yang sedang ia ucapkan. Padahal Wiyah ngomongnya lewat hati.

" Cepatlah aku tidak mau mati konyol hanya karena kehausan, jangan cuman diam disitu." Tegur Fazar kembali saat melihat Wiyah hanya diam ditempatnya karena teguran itu membuat Wiyah tersadar dari lamunannya. Cepat-cepat gadis itu melangkah sambil membawa segelas air minum untuk suaminya, atau lebih tepatnya tuannya.

" Kamu lebih lambat dari keong." Ucap Fazar saat Wiyah sudah berada di sampingnya sambil membawa segelas air minum.

" Maaf tuan." Ucap Wiyah hampir tidak terdengar. Wiyah menyimpan air minum di atas meja didepan Fazar sambil mengambil bekas piring kotor dari atas meja. Sambil menunggu Fazar yang sedang meminum airnya sampai habis.

Setelah meminum airnya didalam gelas sampai habis, Fazar berdiri dari duduknya lalu pria itu pergi melangkah meninggalkan Wiyah tanpa mengucapkan satu katapun." Huu, dasar pria aneh, habis makan ngga ngucapin. makasih atau apapun itu, malahan pergi begitu saja.'' Gumam Wiyah kembali saat melihat Fazar yang sudah pergi meninggalkan ruangan makan.

...----------------...

Banyak typo yang bertebaran, harap bijak dalam membaca. Jangan lupa like komen dan vote nya