NovelToon NovelToon
Shut Up Pak Davin

Shut Up Pak Davin

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: xxkntng

Valerie terpaksa menikah dengan Davin karena permintaan terakhir papanya sebelum meninggal. Awalnya, Valerie tidak tahu-menahu tentang rencana pernikahan tersebut. Namun, ia akhirnya menerima perjodohan itu setelah mengetahui bahwa laki laki yang akan dijodohkan dengannya adalah kakak dari Jean, pria yang diam-diam ia kagumi sejak SMA dulu, meskipun Jean pernah menolaknya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Curiga

Ceza membuka pintu ruangan Davin, wanita itu berjalan ke arah meja kerja Davin, menghampiri laki laki itu dan merangkul bahu laki laki itu.

"Aku bawain makanan kesukaan kamu. " ucap ceza.

"Kamu makan sendiri aja. " ucap Davin. sorot mata laki laki itu masih fokus dengan tumpukan berkas diatas meja yang harus ia periksa.

"Sekarang kan jam istirahat, kalau istirahat itu waktunya makan. Lupain dulu kerjaan kamu, pikirin perut kamu. " ujar ceza.

Ceza menarik tangan Davin, mengajak laki laki itu pindah posisi untuk duduk di sofa panjang yang ada di dalam ruangan itu.

Ceza membuka satu persatu kotak makann yang ia bawa, menunjukkan kepada Davin jika semua makanan disana adalah makanan masakannya. " Coba tebak siapa yang masak? " ceza menatap Davin antusias.

"Davin, hari ini kamu kenapa si. " ceza menatap laki laki itu kesal, bukannya menjawab pertanyaan darinya, laki laki itu justru menatap jengah ke arah ceza.

"Mau sampai kapan kamu nge bohongi saya? " tanya Davin terus terang, sorot matanya menatap ceza serius.

"Bohong soal apa? gak ada hal satupun yang aku sembunyiin dari kamu. "

"Soal pertunangan palsu ini. " ucap Davin santai.

Ceza yang mendengar itu seketika meneguk salivanya panik, sorot matanya menatap Davin tidak karuan. " M-maksut bapak? "

"Saya sudah ingat semuanya, ceza. Mau kamu bohong pakai cara apapun, penyakit saya ini pasti akan hilang. "

"Semua flashback kehidupan saya juga pasti bakalan kembali. "

"Saya juga gak nyangka kalau kamu akan melakukan hal senekat ini, deketin saya dan bilang kalau kamu tunangan saya. "

"Ceza, saya sudah menikah. Sebaiknya kamu cari laki laki lain yang sebanding dengan kamu, yang bisa ngertiin kamu, yang sayang sama kamu, bukan cinta sepihak seperti ini. "

"Kamu itu cantik, mandiri.  diluar sana gak mungkin gak ada laki laki baik yang gak mau sama kamu. " ujar Davin.

"B-bapak udah nikah? " ceza menatap laki laki itu tidak percaya.

"Bahkan istri saya sudah hamil saat ini. " jawabnya.

"Siapa istri bapak?  "

"Anak magang di divisi keuangan. "

"Siapa? "

"Ada banyak anak magang di divisi keuangan, pak. "

"Dan kenapa bapak lebih milih buat sama mereka? "

"Apa bapak tidak gengsi jika temen kerja bapak sampai tau kalau istri bapak belum punya pekerjaan tetap, hanya sebagai anak magang disini. " ujar ceza

"Kenapa harus malu? saya dukung setiap kemauan istri saya. "

"Financial saya cukup untuk memenuhi kebutuhan istri saya, tanpa dia bekerja pun, tidak papa. "

"Mulai sekarang, saya cuma mau kamu berhenti bikin drama buat deketin saya. Ceza, saya ini sangat suka dengan kinerja kamu sebagai sekretaris saya, jangan sampai dengan kelakuan kamu yang seperti ini, kamu saya bikin turun jabatan. "

"Saya permisi pak. "

"Bawa juga makanan kamu. " ucap Davin.

Ceza mengatur nafasnya, wanita itu segera membereskan semua barang barang miliknya dan segera keluar dari ruangan Davin untuk pergi ke ruangan miliknya.

Wanita itu mendesar kasar. " Sialan. "

"Kenapa? pagi pagi udan ngomel. "

"Rin, Lo tau gak data anak magang di divisi keuangan. " ucap ceza.

"Cuma ada 3 anak, Valerie, zea, sama Renata. " ucap arin

"Lo kenapasi? "

"Kenapa mendadak banget tanya tanya soal anak magang di divisi keuangan. "

"Lo tau gak. "

"Pak Davin udah inget semuanya, dia bahkan bilang ke gue kalau dia udah nikah dan istrinya sekarang lagi hamil. "

"Hah? "

"Dan satu lagi yang bikin gue kaget, istrinya itu jadi anak magang di divisi keuangan Rin. "

"Istrinya pak Davin anak magang di divisi keuangan? Lo gak salah denger kan. "

"Dia sendiri yang ngomong di depan mata gue. " ceza menekankan ucapannya.

"Za, lupain dulu deh soal masalah itu. Satu jam lagi Lo harus handle meeting kan sama pak Davin, gue gak mau kerjaan Lo bubar cuma karena masalah ini. " ucap arin.

"Setelah meeting selesai, gue bakalan cari tau siapa perempuan itu. "

****

Para investor telah duduk di tempat masing-masing, sementara tim perusahaan sibuk mempersiapkan presentasi lanjutan. Davin kembali menempati kursinya di ujung meja, tatapannya tajam seperti biasa.

Valerie melangkah masuk dengan anggun, membawa tumpukan dokumen yang tersusun rapi. Blouse putih bersih yang dikenakannya berpadu sempurna dengan rok pensil hitam, memancarkan kesan profesional sekaligus menonjolkan aura tenangnya. Namun, tanpa disadari, panjang roknya yang sedikit di atas lutut menarik perhatian seseorang di ruang rapat.

Mr. Titian tersenyum kecil ke arah Valerie, senyum penuh arti yang sulit dimaknai. Di ujung meja, Davin menatap pria itu dengan pandangan sinis, mengawasi setiap gerak-geriknya, terutama cara Titian memperhatikan Valerie.

Rapat dimulai dengan pembahasan angka-angka penting. Dilan memimpin presentasi dengan penuh percaya diri, memaparkan strategi perusahaan ke depan. Valerie berdiri di sisi meja, siap membantu kapan saja. 

Saat rapat semakin serius, sebuah kejadian kecil  terjadi. Titian dengan sengaja menjatuhkan pulpennya ke lantai, tepat di depan Valerie. Pulpen itu berguling hingga hampir menyentuh kakinya.

"Oh, I'm sorry," ucap Titian dengan nada ringan. "Could you pick that up for me, Miss Valerie?"

Valerie, meskipun sedikit bingung, tetap menjaga profesionalismenya. Ia hendak bergerak membungkuk untuk mengambil pulpen itu. Namun, sebelum ia sempat berbuat apa-apa, Davin sudah bergerak lebih cepat.

"Don't," ucap Davin tegas, suaranya memecah suasana. Semua mata langsung tertuju padanya.

Davin bangkit dari kursinya dan berjalan menuju Valerie. Dalam hitungan detik, ia sudah berdiri di samping wanita itu, membungkuk untuk mengambil pulpen yang terjatuh. Tangan Davin memungut pulpen itu dengan gerakan cepat dan penuh wibawa, lalu berdiri tegak, memberikan pulpen tersebut kepada Titian.

"Here," katanya singkat, nadanya datar namun sarat makna. Pandangannya yang dingin tertuju pada Titian, seolah ingin memberi peringatan tanpa perlu berkata-kata lebih banyak.

Valerie yang berdiri di sampingnya hanya terdiam. Ia menatap Davin dengan tatapan bingung sekaligus lega, menyadari bahwa pria itu melindunginya dari situasi yang tidak nyaman.

Titian tersenyum canggung "Thank you, Mr. Davin," katanya.

Davin tidak menanggapi ucapan itu. Ia kembali ke tempatnya dengan tenang, seolah tidak terjadi apa-apa. Namun,kejadian tadi membuat semua orang di ruangan bingung.

Ceza, yang duduk di sebelah Davin, tersenyum smirk. "Oh, itu," gumamnya pelan, hampir tidak terdengar oleh orang lain.

Setelah rapat selesai, Valerie berjalan keluar ruangan sambil memeluk dokumen di tangannya. Sebelum keluar, ia melirik ke arah Davin yang sedang berbicara dengan Dilan di ujung meja. Dalam hati, ia merasa bingung sekaligus berterima kasih atas sikap Davin yang selalu melindunginya dengan caranya sendiri

1
Ana Akhwat
Hmmm ternyata pasien RS jiwa juga ini si Valeri
Fiya Al
saya kasih bintang 4 dulu.saya suka critanya.tapi kenepa masuk episod 33 dan seterusnya harus menunggu 😔
sfs
semangat thor
sfs
Not bad,biarpun Valiere ngeselin.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!