"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
"Aa-apa yang"cicit Xavier masih terlihat begitu sangat Shok. Ia menoleh pada Zahra yang terlihat masih menangis, xavier tersenyum tipis lalu mengusap air mata itu pelan.
Berusaha Xavier tidak memperdulikan rasa penasaran dan shoknya. Ia lebih mengutamakan kenyamanan Zahra dulu dengan membawanya ke kamar hotel mereka.
"Cupp cupp. Kita masuk kamar dulu yok"ajak Xavier Zahra hanya mengangguk dan mengikut pada sang suami.
***
***
"Istirahat dulu gih, muka kamu pucat bangat dek. Mas takut nan-"
"Bisa gak sih sekali aja kamu jangan terlalu mentingin kenyamanan aku!"kesal Zahra membuat Xavier terbungkam
"Kamu gak penasaran!aku ini lagi takut tapi mas malah terlihat santai bangat. Bentar lagi mas mau jadi ay-"
"Kata siapa aku gak penasaran?"tanya Xavier pelan membuat Zahra terdiam
"Jauh dari lubuk hati aku, rasa penasaran itu besar bangat. Tapi sekalipun aku gak mau buat adek ketekan, misal kalau belum siap masih ada waktu. Mas gak mau istri mas"
"Bisa gak sih kamu jangan terlaku berlebihan jaga perasaan aku dan gak-"
"Gak bisa. Karna misal nanti aku kebawa arus ehh kamu malah lepas dari genggaman aku"balas Xavier berusaha bercanda menghilangkan perasaan kesal yang sepertinya akan meluap dalam diri Zahra
"Aku gak lagi bercanda mas"cicit Zahra membuat Xavier tersenyum
"Ya udah iya, kamu mau ngomong sesuatu silahkan"
balas pemuda tersebut memeluk Istrinya dari belakang. Keadaannya sekarang mereka lagi duduk di sofa
"Dalam sini, ada janin yang berusia lebih dari dua bulan"bisik Zahra membiarkan Xavier memegang perutnya. Mendengar itu Xavier terdiam
"Kamu bakalan jadi ayah dan aku bakalan jadi ibu. Kamu senang gak?"tanya Zahra pada sang suami
Hanya saja ia tak mendapatkan balasan apapun dari pemuda tersebut. Zahra melepaskan pelukan yang ada di pinggangnya lalu mengubah posisi dan sekarang ia berhadapan dengan sang suami.
"Why?"cicit Zahra menangkup pipi Xavier yang tampaknya telah basah. Xavier menangis dalam diam sebab ia kebingungan bagaimana cara berekspresi akan hal yang benar benar membuatnya shok itu.
"Kamu gak mau jadi Ayah?"tanya Zahra menangkup wajah sang suami
Xavier tidak menjawab apa apa. Ia mulai menatap manik mata milik Zahra sepersekian detiknya Xavier mulai meraup bibir sang istri.
Zahra tidak menolak ia hanya menikmati bagaimana Xavier menciumnya dengan begitu santai dan pelan.
Ia selalu merasa yakin bahwa pemuda di hadapannya tidak akan membuatnya merasa takut bahkan tidak nyaman.
"Kalau di tanya senang apa enggaknya. Tapi emang kamu siap jadi ibu dari anak itu?"cicit Xavier saat melepaskan tautan bibirnya.
"Jauh dari sebelum ini terjadi aku selalu kepengen punya baby. Tapi aku gak berharap bakalan secepat ini"balas Zahra membuat Xavier kembali tersenyum
"Alhamdulillah, segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak allah. Allah mau kita segera mengurus seorang bayi. Misal kalau kamu siap, aku juga insya Allah siap"ujar Xavier lagi
Zahra memeluk Xavier erat. Kalimat Xavier selalu berusaha membuat dia merasa sangat tenang, seolah semua akan baik baik saja.
"Bimbing aku buat jaga titipan Allah ini"cicit Zahra
"Nggeh, sayang."
***
***
Setelah tau kabar kehamilan Zahra. Mereka langsung memberitahukan hal itu pada keluarga yang saat ini ada di Indonesia.
Pagi itu
Zahra dan Xavier berjalan pagi di sekitar masjid Ka'bah. Tak jarang Xavier mendapatkan sapaan dari beberapa pendatang dari luar negeri yang mengagumi ketampanan Xavier.
"Mau sama mereka?"tanya Zahra tampak malas
"Gak"balas Xavier acuh
Mendengar balasan Xavier, zahra tersenyum puas. Tidak ada yang bisa berani mengambil perhatian seorang Xavier selain dirinya.
Saat sedang asik melihat lihat Zahra tiba tiba di buat bingung saat ketika tangannya di lepas oleh Xavier.
Ia menoleh dan mendapati Xavier berlari pada seorang gadis yang berjalan hendak menyebrang jalanan besar.
"!!!"
Zahra berharap ia salah liat. Bagaimana seorang Xavier memegang tangan seorang gadis lain yang jelas jelas bukan mahramnya.
Rasanya sangat aneh, tiba tiba Zahra merasakan dadanya yang sesak. Mau tak mau ia berjalan mendekati suaminya yang kini sedang memegang tangan seorang perempuan.
...ΩΩΩΩΩΩΩ...
