Demi melunasi hutang karena kalah judi, Kanya dijual oleh Haikal pada pria hidung belang hingga akhirnya membuat Kanaya kehilangan mahkota yang selama ini dia jaga. Tak hanya itu saja, kejadian kelam itu ternyata menghadirkan benih di dalam rahimnya.
Tanpa diduga oleh Kanaya, ternyata pria yang sudah merenggut mahkota dan membuatnya hamil adalah ayah dari Dean— pria yang sudah menjalin hubungan cukup lama dengannya bahkan keduanya sudah berniat untuk mengesahkan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius.
Bagaimanakah reaksi Dean saat mengetahui jika ayah kandungnya menghamili calon istrinya bahkan berniat untuk menikahi Kanaya sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya atas janin yang dikandung oleh Kanaya?a
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 - Kenapa Tinggal Di Sana?
Darius berada di tengah kebimbangan. Antara meladeni warga yang sudah sibuk berdemo di depannya atau mengejar wanita yang pernah melewatkan satu malam dengan dirinya. Entah mengapa perasaan Darius terus terdorong untuk mengejarnya hingga akhir Darius meninggalkan keramaian setelah sebelumnya menitipkan pesan pada asistennya jika ia harus pergi karena memiliki sebuah urusan yang penting.
"Dimana wanita itu?" Darius mengedarkan pandangan. Mencari sosok Kanaya yang telah lenyap dari pandangannya.
Tak jauh dari Darius berada, Kanaya nampak tengah bersembunyi di belakang warung milik Bu Inem. Sejak menyadari jika Darius mengikuti dirinya, membuat Kanaya memilih untuk cepat bersembunyi.
"Untuk apa dia mengejarku? Bukannya aku dan dia sudah tidak memiliki urusan lagi?" Kanaya menggigit bibir sambil menahan diri agar tidak bergerak yang bisa saja menimbulkan suara mencurigakan di telinga Darius.
Tak mendapatkan jejak Kanaya, membuat Darius berbalik kembali ke lapangan. Masih ada misi khusus yang harus dia selesaikan saat ini. Untuk urusan Kanaya, dia akan mencarinya kembali nanti.
Kanaya akhirnya bisa bernapas lega saat sosok Darius sudah lenyap dari pandangannya. Dia kembali masuk ke dalam warung dan mengambil air minum untuk menghilangkan rasa gugup yang mendera.
"Kenapa dia bisa ada di sana. Apa dia adalah salah satu utusan dari perusahaan Gautama?" Lirih Kanaya. Jika benar seperti itu, maka Kanaya akan merasa terancam. Karena bisa saja ia dan pria yang sudah merenggut mahkotanya bertemu kembali.
"Aw..." tiba-tiba saja Kanaya merasakan keram di perutnya. Wanita itu merintih kesakitan dan mengusap perut berharap bisa meredakan rasa keram yang mendera.
Cukup lama duduk diam di dalam warung dengan perasaan harap-harap cemas sembari menunggu Bu Inem kembali, akhirnya Bu Inem pulang dengan wajah yang nampak cemas.
"Ada apa, Bu?" Tanya Kanaya. Dia merasa ada berita buruk yang akan diberikan Bu Inem kepadanya.
"Kanaya, sepertinya Ibu udah gak bisa jualan di sini lagi. Pihak perusahaan Gautama meminta kita untuk segera meninggalkan daerah ini atau kita akan digusur secara paksa!"
Kanaya terkesiap. Jika benar seperti itu, berarti tempat tinggalnya saat ini pun juga pasti akan digusur. Lalu, dimana lagi dia akan tinggal. Kemana lagi dia harus mencari orang yang mau mempekerjakan dirinya. Pulang dari warung kopi Bu Inem, Kanaya terduduk lemas di dalam rumah kontrakan.
"Nak, Ibu gak tau lagi kita harus tinggal dimana kalau tidak di sini. Cuma kontrakan ini yang bisa disewa dengan harga murah. Kalau mencari kontrakan yang baru, pasti harganya bakalan tinggi." Cerita Kanaya pada janinnya. Walau pun pihak perusahaan memberikan waktu satu minggu untuk mereka pindah, namun tetap saja, waktu satu minggu belum tentu cukup untuk membuat Kanaya bisa mendapatkan tempat tinggal yang baru semurah kontrakannya saat ini.
Di saat Kanaya sedang berpikir keras mengenai tempat tinggalnya nanti, Darius justru sibuk memikirkan Kanaya. Entah mengapa pertemuannya dan Kanaya tadi membuat Darius terus memikirkannya. Apa lagi dengan kondisi Kanaya yang sedang hamil.
"Aku pasti tidak salah lihat. Wanita tadi pasti benar adalah Kanaya." Darius sangat yakin dengan hal tersebut. Sejak melewati malam yang panjang dengan Kanaya, Darius terus memikirkan wanita itu. Darius bahkan kehilangan hasratnya untuk bercinta dengan wanita lain dan tidak pernah lagi menyewa wanita bayaran untuk tidur dengannya.
"Yose, saya memiliki pekerjaan untukmu!" Kata Darius pada asisten kepercayaannya saat keduanya sedang duduk berhadapan di ruangan kerja Darius saat ini.
Yose mengangguk patuh. Menunggu Darius memberitahu pekerjaan seperti apa yang harus dia lakukan.
"Kamu masih ingat bukan dengan wanita yang terakhir kali disewa untuk saya?" Yose mengangguk. Membuat Darius langsung melanjutkan perkataannya. "Saya minta supaya kamu mencari informasi tentang dia. Dimana dia tinggal saat ini dan bagaimana kabarnya. Berikan hasilnya pada saya secepat mungkin!"
Yose mengangguk. Keluar dari ruangan Darius, dia langsung mengerjakan tugasnya dengan baik. Sebagai asisten Darius, Yose bukan hanya bekerja untuk urusan kantor saja. Tapi juga urusan ranjang dan masalah hidup Darius.
Tak membutuhkan waktu lama, Yose sudah mendapatkan informasi tentang Kanaya. Seperti yang diperintahkan oleh Darius, dia langsung memberitahukan informasi tersebut pada Darius.
"Nona Kanaya sekarang tinggal di sebuah kontrakan kecil yang letaknya tidak jauh dari lapangan tempat demo dilakukan tadi, Tuan."
Darius terkesiap mendengarnya. Ternyata itulah alasan kenapa Kanaya bisa berada di sana karena Kanaya menjadi salah satu warga yang rumahnya akan digusur. Namun, satu hal yang membuat Darius bingung. Kenapa Kanaya bisa tinggal di sana? Bukankah dia sudah mendapatkan uang yang banyak dari hasil menjual tubuhnya? Harusnya Kanaya bisa tinggal di rumah yang lebih layak dibandingkan daerah kumuh seperti itu.
***
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗
disini sj kak
jangan pindah
itu kn ank pertama kanaya kok bisa di serahin ke dean