Dua tahun diabaikan oleh suami karena suatu kesalah pahaman yang bahkan tidak diketahuinya
Permintaan untuk perceraian oleh suami yang bahkan tidak pernah memandangnya membuat Yuna mengambil langkah berani untuk tidur dengan lelaki sewaan
Lalu apa yang akan terjadi jika gigolonya adalah suaminya sendiri?
Hanya tulisan ringan, slow update
Mohon tinggalkan komentar setelah membacanya...please🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Egois
Yuna terkejut saat tiba-tiba tubuhnya ditarik kembali oleh si gigolo dan menyatukan kembali kontak tubuh mereka, namun kali ini gerakan si gigolo lebih bertenaga dan kasar
"Tidak...berhenti! Aku tidak sanggup lagi..." mohon Yuna lirih, berharap si gigolo mau menghentikan tindakan pada tubuhnya saat ini. Namun si gigolo sama sekali tidak mendengarkan, masih terus saja menghentakkan diri pada titik terdalam Yuna, membuat Yuna mende sah sekaligus mendesis sakit
"Uuhhh! Berhenti!" pintanya lagi saat si gigolo semakin brutal bertindak. Yuna dengan kekuatan terakhirnya mendorong si gigolo dan berusaha untuk melarikan dirinya tapi tangan besar si gigolo kembali menggapai dirinya dan mendorong kembali Yuna hingga terlentang diatas kasur
"Ingin berlari heuh! Jangan berharap!" batin Aaron yang menatap tajam pada sang istri
"Kumohon! Hentikan!" pekik Yuna akhirnya, namun kembali suaranya teredam dengan sebuah ciuman dari si gigolo. Nyatanya keberatannya sama sekali tidak diindahkan oleh si gigolo
Aaron terus saja menyentakkan diri pada Yuna hingga pelepasan itu terjadi yang entah keberapa kalinya, dan cairan lahar itu terasa begitu hangat saat melewati jalur ovarium Yuna
"Hah...kupikir aku akan pingsan..." keluh Yuna membatin saat tubuhnya kini benar-benar tersungkur kelelahan. Yuna dengan sangat perlahan melirik pada gigolonya yang terdiam dengan nafas memburu, Yuna yakin kalau gigolonya juga kelelahan dengan aktifitas intim mereka yang seinstens tersebut
Ingin rasanya marah pada si gigolo karena tidak mau mendengarkan penolakan dirinya saat menyuruh si gigolo untuk berhenti, tapi Yuna tak dapat melakukannya saat hatinya menghangat sekaligus dengan hangatnya rahimnya. Hanya gigolonya itu yang selalu ada menemaninya selama lebih dari sebulan ini, saat banyak masalah yang menimpanya gigolo ini datang dan bagai penyelamatnya yang sedang kesepian. Perlahan Yuna menyadari kalau dia telah jatuh pada pesona si gigolo kendati tidak pernah melihat wajahnya yang utuh, namun Yuna merasa nyaman dan damai dengan kehadiran si gigolo
Sebelumnya Yuna pernah merasa cemas tidak bisa konsisten bertahan dengan posisinya sekarang tapi sekarang harus diakuinya, dia menyukainya. Iya! Menyukai, bukan menyukai hanya sebagai partner ranjangnya saja tapi menyukai dalam kata lain. Yuna telah jatuh cinta pada gigolonya
Dengan kebersamaan mereka selama sebulan ini menghabiskan peluh disetiap gerakan berhasil membuat Yuna yang kesepian menaruh hati pada si gigolo walau harus Yuna akui, tempat Aaron masih belum terganti. Yuna menempatkan si gigolo setara dengan Aaron didalam hatinya. Aaron sebagai suaminya dan gigolonya sebagai partner ranjang pemuas nafsunya
"Aku jatuh cinta pada pria yang belum pernah kulihat wajah utuhnya seperti apa, tapi aku tidak bisa mengungkapkan perasaan ini, apalagi semuanya akan segera berakhir setelah perceraianku dengan Aaron. Aku akan kembali menjadi gelandangan menyedihkan," batin Yuna yang menunduk sedih dengan perasaan lemahnya yang begitu mudah jatuh cinta. Tapi bukan salah dirinya juga dia jatuh cinta pada gigolonya. Dia jatuh cinta pada Aaron karena pria itu yang mengulurkan tangannya saat masa kelamnya dulu dan sekarang Yuna jatuh cinta pada gigolonya karena hanya gigolonya yang ada saat dirinya merasa untuk bisa berbagi rasa
Tapi alasan terbesar Yuna bisa terpesona pada si gigolo adalah hal akrab yang selalu memenuhi relung hatinya setiap dirinya dekat dengan si gigolo, seakan memang dirinya sudah kenal lama dengan si gigolo
Yuna menatap pada si gigolo yang kini bergerak mendekat padanya kembali
"Haruskah ku berkata aku mencintainya?" batinnya bertanya sembari terus menatap pada si gigolo
"Tidak, dia tidak akan peduli dengan itu semua. Baginya ini adalah hubungan yang dilakukannya untuk mendapatkan uang dan selamanya hubungan ini harus di rahasiakan," lanjut batinnya menjawab sendiri pertanyaannya yang pertama
"Setelah semua ini, kita juga tidak akan bisa bersama dengan status ini dan kebohongan perasaan ini adalah satu-satunya yang aku miliki untuk melindungi diriku sendiri." kata batin Yuna kembali saat si gigolo kini tepat didepannya
Si gigolo menggapai lehernya lalu menyatukan kembali bibir mereka dalam sebuah ciuman lembut tidak kasar seperti tadi. Yuna dapat merasakan sedikit perasaan dalam ciuman itu, perasaan seakan si gigolo menyesal telah bertindak kasar pada dirinya. Tanpa menunggu waktu, Yuna membalas ciuman itu dan meraih wajah bertopeng si gigolo dengan sisa tenaganya. Namun dengan cepat tangannya berhasil ditangkap oleh si gigolo dan bergerak menarik benda yang melingkar di jarinya sembari terus mel umat bibirnya dalam
Hingga tanpa Yuna sadari, cincin mahal pemberian Ivan kini sudah tidak lagi di jemarinya melainkan sudah berpindah tangan dalam genggaman si gigolo
Yuna akhirnya mencapai batasnya dan jatuh pingsan dalam pelukan gigolonya yang menatapnya dengan perasaan lembut dan bersalah
"Maaf, telah kasar padamu! Lain kali jangan membuatku melihatmu dengan laki-laki lain," ucap Aaron lirih seraya melepas topeng di wajah sang istri dan membaringkan Yuna dengan baik. Haruskah Aaron berkata seperti itu? Berharap Yuna tidak dekat dengan laki-laki lain tapi dia sendiri mengabaikan istrinya sendiri, bukan hanya sebulan tapi dua tahun lebih! Bukankah dirinya terlalu egois dan mau enaknya sendiri? Aaron bahkan tidak tau harus menjawab apa dengan ke plin-planannya sekarang
"Istirahatlah!" Aaron kembali berucap lirih pada sang istri setelah melepaskan topengnya dan mengusap pelan pipi sang istri dimana ada bekas air mata disana. Yuna terlihat terluka karena perbuatan kasarnya tadi
"Maafkan aku," ucap Aaron kembali mengecup pelan dahi sang istri lalu ikut berbaring disamping Yuna menggapai mimpi dengan sang istri dalam pelukan. Aaron tidak perlu khawatir dengan Yuna yang akan terjaga dan melihat wajahnya, karena dirinya yakin istrinya tidak akan lagi sadar sampai mentari menyapa esok pagi. Yuna sudah sepenuhnya tak sadarkan diri karena kelelahan
🍀🍀🍀
Waktu sudah bukan lagi pagi saat matahari sudah naik menunjukkan waktu sudah beranjak siang. Yuna yang baru tersadar perlahan membuka matanya dan perlahan bergerak untuk mendudukkan diri. Tubuhnya terasa begitu pegal dan lemah
Melirik pada jam yang sudah menunjukkan waktu makan siang, Yuna menghelakan nafasnya kecil. Dia benar-benar tidak sadar setelah semalam digempur habis habisan oleh gigolonya. Gigolonya? Yuna yang baru sadar akan si gigolo melihat kesampingnya dan kosong...
"Dia sudah pergi..." gumam Yuna agak sedikit kecewa melihat si gigolo sudah pergi sebelum dirinya terjaga
"Ah sudahlah! Mungkin memang dia punya kegiatan yang tidak bisa ditinggal," lanjutnya pasrah lalu perlahan beranjak turun dari ranjang dengan rasa nyeri di seluruh bagian tubuhnya
Yuna melangkah mendekati handuk kimononya yang tergantung di samping pintu kamar mandi. Jangan berharap dia akan memakai kembali pakaian yang semalam dipakainya, pakaian itu sudah tidak berbentuk akibat ulah si gigolo
Brussh...
Terasa angin berhembus mengenai kulit telanjangnya. Yuna buru-buru membalut tubuhnya dengan handuk kimono dan mengernyit heran saat melihat pintu balkon kamarnya terbuka, perasaan semalam dirinya sudah menutupnya
Dengan langkah perlahan Yuna mendekat kearah balkon dan mendadak dirinya terdiam melihat yang tersuguhkan didepannya...
.
.
.
Kritik dan sarannya diharapkan🙏