Kisah seorang pria yang terikat hutang dengan sistem karena di tolong oleh sistem ketika dia di khianati, di fitnah dan di bohongi sampai di bunuh di penjara untuk membalas dendam, sekarang dia berjuang untuk melunasi nya dengan membuat aplikasi yang melayani jasa balas dendam bagi pengguna nya, baik yang masih hidup atau sudah meninggal, bisakah dia melunasi hutang nya ? atau hutang nya semakin membengkak karena banyaknya "partner" di samping nya ?
*Mengandung kekerasan dan konten yang mengganggu, harap bijak dalam membaca dan maaf bocah tolong minggir.*
Genre : Fantasi, fiksi, drama, misteri, tragedy, supranatural, komedi, harem, horor.
Kalau berkenan mohon di baca dan tolong tinggalkan jejak ya, like dan comment, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Setelah melalui serangkaian proses interogasi oleh Ratna dan suami nya, Rei akhirnya pamit kepada mereka dan Irene untuk pulang ke rumah nya. Begitu sampai di depan rumah, “dling,” sebuah pesan masuk ke dalam smartphone Rei, dia langsung mengambil smartphone dari kantung dan membuka pesannya, wajahnya langsung berseri,
“Sip duit gue udah masuk, transfer langsung sebagian ke Laila,” ujar Rei.
[Anak yang berbakti hohoho.]
“Enak aja, gue bapak yang bertanggung jawab,” ujar Rei.
[Hohoho sip, apa kata mu lah.]
“Klek,” Rei membuka pintunya dan masuk ke dalam rumah, dia melepaskan sepatunya dan melangkah masuk ke dalam. Ketika sampai di ruang tengah, dia melihat Laila yang sudah berusia 40 tahunan sedang duduk di sofa menonton televisi, karena mendengar ada suara Laila menoleh,
“Kamu sudah pulang Rei ?” tanya Laila.
“Sudah ma, aku sudah transfer uang untuk bulan ini ya,” jawab Rei.
“Makasih ya, kamu jadi susah karena kondisi kita,” balas Laila.
“Santai aja ma, sini di pijitin,”
Rei langsung berjalan ke belakang Laila dan mulai memijit bahu Laila dengan lembut, Laila tersenyum dan memegang tangan Rei.
“Coba papa mu masih ada Rei, kamu ga usah susah susah begini,” ujar Laila yang tahu kalau Rei bekerja di sebuah restoran dan sekali kali sebagai foto model.
“Tenang aja ma, papa juga nemenin aku kok, bener kan pa,” balas Rei sambil menoleh melihat foto Victor di dinding.
“Haha kamu ada ada aja, Angel di atas tuh, dia dari tadi nungguin kamu, ga tau mau ngapain tuh anak, dah naik dulu sana, mama masih mau nonton,” ujar Laila.
“Ok ma, ntar malam makan apa ?” tanya Rei.
“Sop ama empal,” jawab Laila.
“Sip, aku naik dulu ya ma,” balas Rei.
Rei berlari menaiki tangga untuk ke lantai dua dimana kamarnya dan kamar adiknya berada, kemudian dia masuk ke dalam sebuah kamar yang di pintunya di tulis “kamar Angel,”
“Kyaaaaaa,” terdengar suara seorang gadis berteriak di dalam.
“Ups sori,” balas Rei sambil menutup pintunya.
“Bentaaaaar kak,” balas Angel di dalam.
Rei berdiri membelakangi pintu dengan santai sambil menunggu adiknya selesai berganti pakaian.
[Ga mau lihat ?]
“Enak aja lo, dia cucu gue,” jawab Rei.
[Hohoho kalau kamu masih hidup waktu itu.]
“Sama aja, sekarang juga gue masih nganggep dia cucu dan adik juga sih, alah keder gue,” ujar Rei.
[Makanya ingatan yang dulu di simpen aja rapet rapet, move on dong, kamu kan sekarang sudah menjalani hidup yang baru.]
“Ya ya, terima kasih nasihatnya partner,” ujar Rei.
[Sebentar, ada kesalahan di sini, hubungan kita itu kreditur dan debitur, kamu kerja untuk melunasi hutang sama kreditur, jadi aku bos mu, kita bukan partner, wajar kalau bos mengutamakan kesejahteraan karyawan nya.]
“Ya ya whatever, apa kata lo dah,” balas Rei.
“Klek,” pintu di buka, seorang gadis cantik berambut panjang dan berkacamata berdiri di balik pintu,
“Masuk kak, cepet,” ujar Angel.
“Hah kenapa ?” tanya Rei.
Angel menarik tangan Rei masuk ke dalam kamarnya, kemudian dia meminta Rei duduk di sisi ranjangnya, “blugh,” Angel melompat ke ranjangnya kemudian berbaring di paha Rei.
“Ada apa sih ?” tanya Rei.
“Aku sebel kak,” jawab Angel.
“Hah sebel kenapa ?” tanya Rei.
“Si Dio tiap hari ngajak aku jalan terus, cape nolak nya,” ujar Angel.
“Dio siapa ? aku ga kenal ya,” ujar Rei.
“Iya, dia temen sekelas, mentang mentang udah mau lulusan smp, mumpung belum lulus dan belum misah dia mau jalan dulu ama aku,” ujar Angel.
“Loh cuman begitu ? ya ga apa apa lah, jalan aja emang kenapa ?” tanya Rei.
“Dia itu ada mau nya kak, aku sering denger dari temen temen katanya dia mau deketin aku segala dan katanya dia juga udah tau rumah kita, rese kan, padahal aku ga pernah kasih tau rumah kita, tukeran nomer aja enggak kok ama dia,” jawab Angel.
“Hmm gawat juga tuh anak, trus kamu mau aku ketemuan dia gitu ?” tanya Rei.
“Hehe iya, jadi rencananya gini, dia kan ngajak ketemuan sabtu besok, nah aku mau kakak ikut ama aku ke mall, biar dia liat, ini loh kriteria cowo gue, ganteng, bodinya bagus dan keren hehe,” jawab Angel.
“Aku di jadiin pembanding gitu ?” tanya Rei.
“Tolong ya kak, biar dia mundur kalau liat kakak,” jawab Angel.
“Pasti mundur ga ? ntar malah macem macem lagi,” ujar Rei.
“Ya ga tau sih, tapi paling ga dia harus tahu diri lah, karena kalau di banding kakak ya, dia kayak bumi dan langit,” ujar Angel.
“Kamu jahat juga ya, ga boleh gitu tau,” ujar Rei.
“Abisnya nyebelin, tiap hari nempel mulu, udah tau risih malah di sengaja,” balas Angel.
“Makanya punya muka jangan cakep cakep hehe,” ujar Rei sambil memencet hidung adiknya.
“Yeee emang maunya aku gitu punya muka kayak gini,” balas Angel sambil menyingkirkan tangan Rei.
“Iya sih, abisnya papa ganteng, mama juga cantik, ya nurun ke kita hehe,” ujar Rei.
“Makanya kak, temenin ya besok,” ujar Angel.
“Iya udah, aku temenin, memang mau kemana sih ?” tanya Rei.
“Dia ngajak nonton, tapi aku males, jadi temuin aja bentar trus kita jalan sendiri aja,” jawab Angel.
“Nonton berdua gitu ?” tanya Rei.
“Kalau kakak mau, aku sih ok ok aja hehehe,” jawab Angel.
“Dasar, kamu mau ya,” balas Rei sambil memencet lagi hidung mancung Angel.
“Hehe iya,” balas Angel yang mengibaskan tangannya.
“Ya udah, aku mau mandi dulu, baru pulang,” ujar Rei.
“Iya gih, bau keringet huf,” ujar Angel sambil duduk.
“Nah kamu malah nempel,” balas Rei.
“Hehe ga apa apa kan,” balas Angel.
Rei berdiri dan keluar dari kamar Angel menuju ke kamarnya, dia membuka pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi di dalam kamarnya. Selesai mandi, Rei yang masih bertelanjang dada duduk di sisi ranjang sambil mengeringkan rambutnya pakai handuk, tiba tiba “blugh,” seseorang muncul dan duduk di sebelahnya, Rei menoleh dan melihat Irene yang mengenakan pakaian rumah sakit dan kepalanya masih di perban duduk di sebelahnya,
“Hai...ngetes fungsi hehehe,” ujar Irene.
“Waaaaaaa,” Rei yang kaget berdiri dan merapat ke lemari.
“Hehe jangan teriak ah (memeriksa sekeliling) oh jadi ini kamar lo ya, baru sekali ini gue masuk kamar cowo,” ujar Irene.
“Lo ngapain ke sini, ntar kalau di sana ketahuan kosong gimana ?” tanya Rei.
“Tenang aja, mama dan papa udah pulang, gue sendirian jadi males,” jawab Irene.
Irene menatap Rei yang masih bertelanjang dada, dia melihat dada bidang Rei dan pundaknya yang lebar, dia juga melihat lapisan roti sobek di perutnya.
“Bodi suami gue mantep hehehe,” ujar Irene.
“Aduh lo tuh ye, bentar,” ujar Rei.
Dia langsung berbalik membuka lemarinya dan memakai kausnya, setelah itu dia kembali duduk di sisi ranjang, Irene langsung merangkul lengannya, “gyuut,” buah dada Irene yang cukup besar menempel di lengan Rei membuat Rei sedikit merinding.
“Oi lo balik gih ke rumah sakit,” ujar Rei.
“Yaaa...lo tuh ya, bentar napa, charge dulu,” balas Irene.
[Hmm sebelumnya maaf nih, perlu sedikit di jelaskan mengenai fungsi teleport nya, Irene kan datang ke tempat Rei, jadi untuk kembali ke rumah sakit harus menggunakan taksi karena di sana kan tidak ada salah satu dari kalian.]
“Huh ?” tanya Rei dan Irene.
[Teleport itu hanya berfungsi untuk pergi ke pasangan secepatnya tapi satu arah dan tidak bisa kembali pakai teleport ke tempat sebelum nya. paham ?]
“Jeeee kenapa lo baru ngomong ?” tanya Rei.
“Iya, coba kalau tadi di jelasin, mana mungkin gue teleport kesini,” protes Irene.
[Hohoho kirain sudah ngerti.]
“Ya sudahlah, malam ini nginep di sini aja, besok gue pulang,” ujar Irene sambil berbaring di ranjang Rei.
“Hei...enak aja, di bawah ada nyokap gue dan di sebelah kamar ade gue, runyam nih kalau mereka tahu,” ujar Rei.
“Iya, besok subuh gue ke rumah sakit,” ujar Irene.
“Lah ntar kalau di rumah sakit ada yang meriksa kamar lo gimana, bisa geger kali,” ujar Rei.
“Biarin ajalah, ntar juga anteng kalo gue balik, eh gue numpang mandi ya,” ujar Irene kembali bangun kemudian berlari ke kamar mandi.
“Lah trus ada baju ganti ?” tanya Rei.
“Enggak,” “klap,” pintu kamar mandi di tutup,
“Aduh gimana sih,” gumam Rei sambil memegang kening nya.
Tiba tiba, “klek,” pintu di buka, Rei menoleh melihat Angel berdiri di depan pintu, kemudian Rei langsung berlari ke pintu untuk mencegah Angel masuk,
“Kak, tadi aku denger ada suara cewe dari sebelah ?” tanya Angel
“Ah perasaan kamu aja hahaha,” jawab Rei.
“Klek,” pintu kamar mandi di buka, Angel langsung menjulurkan kepalanya masuk ke dalam dan melihat Irene sedang membuka pintu dan membawa botol shampo, menoleh ke arah ranjang kemudian kaget melihat Angel yang sedang menatap dirinya di pintu dan tersenyum.
“Oh halo....aku pakai shampo nya ya hehehe,” ujar Irene yang kembali masuk dan menutup pintu nya.
Angel terdiam melihat Irene yang cantik dan manis dengan rambut sebahu, di tambah dia bersembunyi di balik pintu tanpa mengenakan apa apa.
“Kakaaaaaak....siapa dia, jelaskan,” teriak Angel sambil menunjuk ke arah kamar mandi.
“Haaaaah....iya di jelasin, aduh cape nya,” ujar Rei sambil menggelengkan kepalanya.
[Waktu masih tampang pas pasan bilang mau punya harem, sekarang di kasih harem kusut, payah.]
“Lo bisa diem ga, lagian Angel itu ade gue,” ujar Rei di kepala nya.
mampir juga ya kak di cerita akuu