Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.
Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.
Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.
Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.
Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.
Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Hari yang cerah menyambut Devan saat ia mengunjungi perusahaan rekan bisnisnya sekaligus temannya, Bagas.
Mereka telah lama tidak bertemu karena kesibukan masing-masing, dan hari ini merupakan saat yang tepat untuk menjalin kembali hubungan yang terputus.
"Apa kabar Devan? Lama tidak bertemu," ucap Bagas sambil tersenyum.
"Baik semua baik, lo sendiri gimana?" tanya balik Devan.
"Ya seperti lo lihat, badan gue utuh artinya gue baik-baik aja kan," jawab Bagas cengengesan.
Mereka pun duduk di ruang rapat kantor Bagas dan mulai berbincang-bincang. Mereka saling bertukar cerita tentang apa yang terjadi dalam hidup mereka selama ini.
Setelah beberapa lama berbincang, Bagas kemudian mengajak Devan untuk makan siang bersama di restoran terdekat.
Devan langsung mengiyakan ajakan tersebut. Mereka langsung menuju restoran tersebut, dan memesan makanan favorit mereka.
Namun, pandangan mata Devan terlihat kosong, seperti sedang melamun.
Keysha Aulia Mahesa
Sejak dari kemarin, nama gadis itu selalu melintas di pikiran Devan. Gadis yang sudah berani menantangnya, dan berakhir Devan harus di buat malu, karena kalah telak dari gadis remaja tersebut.
Argh, batin Devan merasa kesal ,dan tidak terima jika ia harus kalah, dan di permalukan di depan semua warga yang menolak rencana pembangunan pabriknya.
Devan yang kesal menendang meja yang ada di depannya, membuat temannya yang sedang makan siang menjadi terkejut.
Bruak
"Astaga," kaget Bagas.
"Lo kenapa Van?" tanya Bagas yang melihat raut wajah Devan yang begitu kesal.
"Gak papa," balas singkat Devan membuat Bagas tersenyum misterius.
"Oh ya ngomong-ngomong, gue baru denger berita terbaru tentang lo?" seru Bagas sambil meletakan sumpitnya.
Devan mengangkat alis heran, "Tentang gue? berita apa?"
Bagas tersenyum lebar, "Tentang lo yang katanya kalah dari seorang gadis remaja, Devan Faiz Narendra kalah telak! Hahaha," ejek Bagas sambil tertawa.
Devan merasa terkejut dan panas mendengar kabar tersebut. Ia merasa marah dan tidak percaya bahwa berita tersebut tersebar begitu cepat.
Dengan tatapan dingin, Devan menatap Bagas, "Lo tau dari mana informasi itu?"
"Tadi gue denger dari si Kevin, kalau proyek pembangunan pabrik lo gagal, karena para warga menolak menjual tanah mereka, dan pulang-pulang muka lo babak belur lagi," jelas Bagas
"Haha, kasihan lo Van, katanya jago bela diri, eh tau-taunya kalah juga ma cewek" lanjutnya meledek Devan Emosi Devan semakin memuncak mendengar ejekan Bagas.
Dengan wajah yang memerah, Devan mengancam, "Lo ketawa lagi, gue tarik saham gue di perusahaan lo, mau?"
Bagas langsung berhenti tertawa dan meminta maaf, "Maaf-maaf, gue cuma bercanda"
Namun, hati Devan masih terasa panas, dan marah dengan semua yang sudah terjadi. Terlebih mengingat momen ia di permalukan di depan semua orang, dan itu pun cewek yang melakukannya.
Bagas melihat ekspresi wajah Devan yang masih marah, dan ia berusaha meredakan suasana dengan tersenyum
"Tenang aja, bro, gue cuma bercanda. Nggak usah serius banget" ucap Bagas membuat Devan menghela nafas panjang, mencoba menenangkan diri.
"Tapi kok bisa sih lo kalah ma tuh cewek?" tanya Bagas penasaran.
"Atau jangan-jangan dia bukan cewek, bisa jadi dia samson atau.." Bagas menjeda perkataannya.
"Atau apa?" tanya Devan
"Dia transgender" jawab Bagas cengengesan, membuat Devan memutar bola mata malas.
"Ya kali dia transgender, orang bola dangdutnya aja ada kok" balas Devan.
"Ya kali aja tuh sumpelan kaos kaki" ucap Bagas tertawa terbahak-bahak, sedangkan Devan hanya melihatnya dengan tatapan datar.
"Biasa aja tuh mata, lagi udah lah jangan lo pikirin lagi tuh cewek" ujar Bagas.
"Tapi tetep aja gue gak terima kalau gue di permalukan seperti itu" emosi Devan.
"Jadi lo mau apa? Balas dendam? Lagi tuh sapa sih cewek?" tanya Bagas penasaran dengan cewek yang sudah berani-berani membuat seorang Devan Faiz Narendra menjadi sangat marah.
"Gue gak tau dia siapa, tuh cewek main maju aja, lempar botol ke arah kepala gue, dan langsung nantang gue gitu aja," jelas Devan dan seketika membuat Bagas...
"Hahahaha," tawa Bagas pecah mengema di sudut restoran.
"Lo kenapa?" tanya Devan
"Seorang Devan Faiz Narendra, yang membuat kebanyakan cewek bertekuk lutut di hadapannya, kali ini bisa-bisanya ada seorang cewek yang melempar botol ke elo" ujar Bagas yang masih terkekeh.
"Terus aja ketawa, entar jangan salahkan gue, kalau besok ada berita tentang perusahaan lo yang bangkrut" ancam Devan
"Aduh santai Tuan Devan, bercanda aja masa gak boleh sih" ucap Bagas.
"Tapi lo tau siapa nama tuh cewek?" tanya Bagas sambil mengambil segelas air putih, lalu meminumnya.
"Keysha Aulia Mahesa" jawab Devan dan sontak membuat Bagas terkejut.
Byurrrr....
Bagas menyemburkan minumannya karena terkejut mengetahui siapa gadis yang sedang Devan bicarakan.
"Lo apa-apaan sih!" protes Devan yang merasa kesal.
"Eh bentar-bentar, tunggu-tunggu, kosek-kosek, alah bah pokok gitu," heboh Bagas, membuat Devan menatap malas.
"Lo bilang Keysha Aulia Mahesa? Serius?" tanya Bagas memastikan. Devan mengangguk
"Iya bener, kenapa lo kenal dia?" tanya balik Devan. Sebentar Bagas menarik nafas dalam-dalam, beralih mode serius.
"Lo gak tau siapa dia, Van?" tanya Bagas.
"Enggak, emang dia siapa?" tanya Devan penasaran.
"Dia itu anak.." sebentar Bagas melihat kanan kiri, memastikan tidak ada yang mendengar obrolan mereka.
"Dia anak haram yang di buang oleh Tuan Mahesa, rekan bisnis bapak lu" lanjut Bagas dengan suara perlahan. Devan yang mendengar itu sontak saja langsung terkejut,
"Lo serius?" tanya Devan yang masih tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.
"Gue serius, dan semua orang juga tau tentang berita ini" balas Bagas.
"Terus kenapa dia di buang?" tanya Devan.
"Huff, lu kayak gak tau aja sikap Tuan Mahesa, kalau itu anak cowok, meskipun dia hasil hubungan haram tetap aja dia rawat. Tapi sebaliknya jika itu anak cewek, ya sudah buang aja" ujar Bagas.
Devan yang mendengar semua penjelasan Bagas entah mengapa ada rasa kesal di dalamnya. Tapi kenapa? Kenapa ia merasa kesal. Padahal itu urusan Keluarga Mahesa, dan tidak seharusnya dia ikut campur.
"Woy, malah bengong," ucap Bagas yang melihat Devan melamun.
"Enggak," balas Devan.
"Eh, tapi ya denger-denger tuh cewek cantik banget, emang bener Van, dia secantik itu?" tanya Bagas yang penasaran dengan wajah Keysha.
"Lumayan," balas cuek Devan.
"Tapi gak untuk sikapnya, dan gue masih gak terima dengan apa yang sudah dia lakukan," emosi Devan kembali meledak.
"Lu mau balas dendam, biar tuh cewek nyesel karna udah permalukan lo di depan umum?" tanya Bagas.
"Lu punya caranya?" tanya Devan membuat Bagas tersenyum miring.
"Kalau gitu lo ambil apa yang paling berharga bagi dia, sebagai balasan karena dia udah mempermalukan elo" ucap Bagas.
Devan mengeryitkan dahinya "Maksud elo?"tanya Devan.
"Ya elah pakek nanya lagi, ya lo cicipi lah tubuhnya yang cantik" ucap Bagas tersenyum licik.