Seorang wanita tengah di landa kenikmatan di atas ranjang, ia menikmati setiap sentuhan suaminya.
Tapi lagi dan lagi, suaminya kembali meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang.
Semua hal itu membuat Rosa kesal dan marah, ia tidak menyangka jika suaminya akan tega melakukan hal itu.
Lalu apa yang akan terjadi pada Rosa? Apa alasan Alan selalu pergi meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSAM : Bab 21
Alan merasa sangat marah dengan sikap Rosa, wanita itu seakan tidak menghormati nya sebagai seorang suami.
"Alan, sebaiknya kau segera pergi dari rumah ku. Dan kau bisa menunggu di apartemen mewah milik mu dan wanita itu surat cerai dari ku." Jelas Rosa dengan tatapan tajam dan serius.
Alan kembali memohon, ia tidak ingin bercerai. Ia mengatakan ribuan kalimat cinta untuk Rosa. Tapi tidak ada satupun yang membuat hati Rosa kembali luluh.
"Sebaiknya kau pergi dari sini, atau aku yang akan meminta pelayan untuk mengusir mu secara paksa?" Tanya Rosa.
Mendengar hal itu Alan hanya pasrah, ia lalu keluar dari kamar Rosa.
Alan keluar dari rumah dengan sesuatu di sakunya, ia melihat buku nikahnya dan juga Rosa. Ia sengaja mengambilnya secara diam-diam, bagi Alan. Rosa adalah wanita yang sangat berharga dan tidak bisa di lepaskan dengan mudah.
Alan kini pusing dengan pembayaran rumah sakit Intan, Rosa sama sekali tidak ingin meminjam uang nya untuk Alan. Lalu mata Alan menatap mobilnya, ia mulai berpikir untuk menjual mobil nya.
Lagi pula Rosa memiliki beberapa koleksi mobil yang tidak terpakai, dan ia bisa dengan mudah menggunakan mobil itu. Karena mereka suami istri, maka harga Rosa adalah hartanya juga.
....
Kini Intan sudah bisa pulang dari rumah sakit, ia sangat senang saat tiba di apartemen karena sudah terdapat banyak hadiah untuk bayinya.
"Mas, ini semua dari kamu?" Tanya Intan dengan mata yang berkaca-kaca, ia sangat senang bisa mendapatkan pria seperti Alan.
"Iya sayang, semua ini untuk kamu dan bayi kita." Jelas Alan seraya mencium kening Intan.
Alan lalu duduk di atas sofa, ia menatap Intan yang nampak senang melihat banyaknya hadiah yang ia terima.
"Intan, ke sini." Alan meminta istrinya untuk duduk di samping nya, Alan menatap Intan dengan tatapan serius.
"Ada apa Mas?" Tanya Intan, ia lalu meminta pembantu nya untuk menidurkan bayi di kamar.
"Sebenarnya kau bukan yang pertama." Ucap Alan.
Intan terdiam dan bingung dengan apa yang di katakan oleh suaminya, "Maksudnya, Mas?" Tanya Intan bingung.
"Sebenarnya Mas, sudah memiliki istri." Jelas Alan, dan Alan juga mengatakan jika Intan adalah istri keduanya.
Mendengar hal itu Intan seketika terkejut, ia tidak percaya jika selama ini dirinya adalah istri kedua.
"Mas.. Kenapa sangat tega." Jelas Intan, ia tidak terima menjadi wanita kedua.
Alan merasa bersalah telah membohongi wanita secantik dan sebaik Intan, ia memeluk Intan dengan lembut dan terus meminta maaf.
Alan juga menjelaskan jika ia sangat mencintai Intan, baginya Intan adalah wanita pertama yang membuat hatinya berdebar-debar. Sikap lemah gemulai dan gaya sederhana Intan, membuat Alan terpesona.
Mendengar semua pujian Alan, membuat Intan langsung mabuk kepayang. Ia tersenyum dengan wajah yang merona, tapi ia masih tetap cemberut setelah tahu jika dirinya hanya istri kedua.
"Lalu siapa istri pertama mu, Mas?" Tanya Intan penasaran.
"Dia Rosa, wanita yang membantumu saat melahirkan." Jelas Alan.
Mendengar hal itu Intan terdiam, ia kini tahu siapa wanita yang menjadi istri pertama suaminya. Wanita yang menjadi Dokter langganannya.
"Bu Dokter Rosa?" Tanya Intan kembali memastikan.
"Kau mengenalnya sayang?" Tanya Alan, meski ia tahu akan hal itu.
Intan menganggukkan kepalanya pelan, "Aku merasa bersalah, Mas. Pasti Bu Dokter sangat marah pada ku setelah tahu, jika aku adalah istri kedua mu." Jelas Intan dengan wajah yang sedih.
Inilah yang Akan sukai dari Intan, wanita itu memiliki hati yang lembut. Bahkan ia merasa bersalah atas kesalahan yang jelas bukan salahnya.
"Tidak sayang, ini bukan salah mu. Dari awalan aku memang ingin bercerai dengan Rosa."
Alan langsung menjelaskan semuanya pada Intan, ia mengatakan jika Rosa selalu mengejarnya dari jaman kuliah. Dan kini Alan merasa tidak nyaman dengan sikap Rosa karena ia selalu merendahkan nya, dan selalu merasa kurang dengan uang yang ia berikan.
"Jika mas sudah tidak nyaman dengan Bu Dokter, kenapa Mas tidak bercerai saja?" Tanya Intan dengan tatapan kasihan.
Alan tersenyum sendu dan menggelengkan kepalanya, "Tidak bisa sayang, semua harta ku atas nama Rosa. Dan lagi jika aku bercerai dari dia, wanita itu pasti akan melukai dirinya sendiri. Aku tidak tega melihat hal itu." Jelas Alan dengan wajah yang sedih, dan tertekan.
Intan langsung memeluk Alan, ia merasa kasihan dengan suaminya yang di buat sengsara oleh Rosa.