NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pembantu
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Larasati Pristi Arumdani

Shereny Claudine, seorang perempuan mandiri dan tegas, terpaksa mencari pekerjaan baru setelah putus dari kekasihnya yang berselingkuh serta kepergian ibunya. Tak ingin bergantung pada siapa pun, ia melamar sebagai pengasuh (baby sitter) untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun bernama Arga. Tak disangka, ayah dari Arga adalah Elvano Kayden, pria arogan dan kaya raya yang pernah bertemu dengannya dalam situasi yang tidak menyenangkan. Elvano, seorang pengusaha muda yang dingin dan perfeksionis, awalnya menolak keberadaan Shereny. Menurutnya, Shereny terlalu keras kepala dan suka membantah. Namun, Arga justru menyukai Shereny dan merasa nyaman dengannya, sesuatu yang sulit didapat dari pengasuh sebelumnya. Demi kebahagiaan anaknya, Elvano terpaksa menerima kehadiran Shereny di rumah mewahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larasati Pristi Arumdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24 : Bara dan Kayyisa

Aku pernah marah pada cinta, namun aku juga merasa tidak pantas marah dengan satu kata yang suci itu. Cinta hanyalah kata kerja. Akulah yang melaksanakan suatu hubungan dan terciptalah cinta. Aku pernah salah memilih orang untuk memulai sebuah hubungan, namun tetap aku menyalahkan cinta yang seharusnya tak pantas aku salahkan. Setelah aku sadari, akulah yang tidak berhati-hati untuk menjaga diri, alih-alih menyalahkan cinta. Aku sungguh menyedihkan bukan?

Sebenarnya, Kayyisa sungguh masih memiliki rasa kepada Bara. Karena mereka menjalani hubungan cukup lama. Sebelum hal itu terjadi, Bara selalu membahagiakan Kayyisa.

Bahkan, Kayyisa ingat betul kenangan-kenangan kecil yang tercipta. Suatu ketika, saat mereka sedang berjalan-jalan di taman, Kayyisa tersandung batu kecil dan hampir jatuh, tetapi Bara dengan sigap menangkapnya. Namun, dalam usaha menyelamatkan Kayyisa, Bara juga kehilangan keseimbangan dan mereka berdua terjatuh ke tanah dengan tawa yang tidak bisa ditahan. Momen tersebut menjadi kenangan lucu yang selalu ia ingat.

Ada kalanya mereka pergi ke restoran baru dan tidak tahu menu yang harus dipesan. Kayyisa mungkin mencoba memesan makanan yang terdengar enak, tetapi ternyata itu adalah makanan yang sangat pedas. Saat makanan itu datang dan Kayyisa mencobanya, wajahnya langsung berubah menjadi merah dan dia mulai berkeringat. Bara yang melihat reaksi Kayyisa pun tertawa terbahak-bahak. Saat berfoto bersama, Bara mungkin tiba-tiba membuat wajah lucu atau pose aneh yang membuat Kayyisa tertawa terbahak-bahak. Momen itu bisa jadi sangat mengesankan, dan mereka berdua akhirnya mengambil banyak foto dengan ekspresi konyol yang akan selalu dikenang sebagai momen bahagia dalam hubungan mereka.

Semuanya berubah ketika Kayyisa mengobrol dengan teman kuliahnya bahkan sering main dengan teman-temannya. Bara merasa, bahwa waktu yang Kayyisa berikan untuknya kurang. Namun, Kayyisa merasa, Bara selalu menolak ajakannya karena sibuk nongkrong dengan teman-teman komunitas motornya.

"Bara, kita perlu ngobrol. Aku mulai merasa hubungan kita ini nggak sehat." Kayyisa menarik Bara dan Bara dengan kesal menepisnya.

Bara yang tidak mengerti apa yang terjadi pun langsung menghela nafas dan menatap Kayyisa penuh rasa kesal, "Kenapa? Apa lagi yang salah? Aku udah bilang aku sayang sama kamu."

Kayyisa menghela nafas dan menatap wajah Bara, "Iya, aku tahu. Tapi kamu terlalu posesif. Kamu selalu ngecek aku, sementara kamu sendiri bebas dekat sama cewek lain!"

Bara berjalan mendekat ke arah Kayyisa "Itu beda! Aku bisa dekat sama siapa pun karena aku tahu mereka nggak ada yang bisa ngancem hubungan kita. Kamu harus percaya sama aku!"

"Percaya? Gimana aku bisa percaya kalau kamu sendiri yang bikin batasan itu? Setiap kali aku mau hangout sama teman-teman, kamu selalu ngeluh. Tapi kamu sendiri bisa main sama cewek lain tanpa masalah?"

Bara sedikit mendekat ke wajah Kayyisa, ia membalas pertanyaan Kayyisa dengan wajah yang menahan emosi, "Ya, karena aku tahu batasanku! Lagipula, itu kan cuma teman. Kamu harusnya lebih paham, aku bukan tipe yang selingkuh."

Kayyisa berdecih dan membuang wajahnya, lalu ia berdecak pinggang, "Tapi kamu bikin aku merasa kayak aku nggak bisa punya kehidupan sendiri. Setiap kali aku mau pergi, kamu langsung marah dan nanya-nanya. Sementara kamu sendiri? Kamu pasti marah bila aku tanya."

Bara mengusap wajahnya dengan kasar karena merasa pusing bertengkar dengan Kayyisa, "Aku khawatir kamu bakal ditinggal atau dikhianati! Kenapa kamu nggak bisa lihat itu? Aku melindungi kamu!"

Kayyisa mendorong bahu kanan Bara dengan kesal, "Melindungi? Atau justru mengontrol? Aku ngerasa kayak aku harus minta izin untuk hidup. Itu bukan cinta, Bara!"

"Jadi, mau kamu bilang aku egois? Selama ini aku berusaha ungkapin perasaanku, dan ini balasannya? Kamu mau pergi dari aku?" Bara mencoba menurunkan suaranya.

Kayyisa mulai menangis, "Aku nggak mau pergi, tapi aku juga stres. Kamu bilang kamu sayang, tapi tindakanmu justru bikin aku merasa terjebak."

Bara pun menyerah, "Kalau kamu nggak bisa terima cara aku, mungkin kita emang nggak cocok. Aku capek berusaha untuk sesuatu yang nggak dihargai."

Kayyisa menahan tangan Bara seperti memohon kepada Bara untuk tidak meninggalkannya, "Sekarang kamu yang bilang kita nggak cocok? Bukannya kamu yang harusnya berusaha lebih baik? Aku butuh seseorang yang bisa menghargai aku. Aku juga butuh kamu Bara."

Bara menepis tangan Kayyisa lalu pergi meninggalkan Kayyisa, "Mungkin kamu harus mikir lagi. Aku bukan orang yang bisa berubah hanya karena kamu mau." Kayyisa menangis dan memeluk Bara "Bara aku mohon, aku cinta sama kamu Bara."

"Nggak Kayyisa, aku yang sudah tidak ada rasa dengan kamu. Sudah tidak ada lagi yang bisa diperbaiki di antara kita." Jelas Bara.

Bara pergi meninggalkan rumah Kayyisa, lalu Shereny yang melihat itu memiliki rasa pilu di hatinya. Bagaimana tidak? Sahabatnya sehancur itu. Kayyisa ingin mengejar Bara namun Shereny langsung memeluk Kayyisa untuk menahannya. "Kayyisa, sudah. Kamu selalu begini."

"Aku nggak bisa tanpa Bara, Ren. Cuma Bara yang harus jadi pasangan aku. Aku cinta sama dia." Kayyisa terus menangis seakan memohon pada Shereny untuk melepasnya. "Ren, aku akan selalu memaafkan Bara apapun yang terjadi. Aku yang salah Ren, aku yang salah."

Shereny memeluk Kayyisa dan mencoba menenangkan Kayyisa.

"Semua akan membaik kedepannya, Yisa. Kamu akan menemukan tambatan hati yang sesuai untukmu, mencintainu tanpa karena, bahkan tulus padamu. Jadi aku mohon, bertahan untuk kali ini saja. Bukan demi siapapun, tapi untuk kekasihmu di masa yang akan datang."

Kayyisa semakin menangis mendengar kata-kata dari Shereny yang begitu menenangkan hatinya. Shereny membelai rambut Kayyisa dan membantunya untuk kembali ke kamar. Shereny meninggalkan kamar Kayyisa ketika Kayyisa sudah tertidur. Ia duduk di sofa dan menatap foto Kayyisa dan dirinya.

"Sebenarnya, kita sama-sama bodoh ketika mencintai. Kita merasa bahwa hanya orang tersebut yang akan terus di sisi kita tanpa memandang berapa kali kita harus terbunuh. Memaafkan adalah jurus handal untuk membentuk hubungan yang seharusnya sudah lama pupus. Mata kita begitu gelap ketika melihat orang lain, karena ada api yang begitu terang di hadapan kita. Yisa, kamu tau apa harapanku ketika aku menyudahi hubungan dengan Reynold? Berharap kamu tidak merasakan hal yang sama. Tetapi kini kamu harus merasakan itu karena mungkin kamu juga harus belajar, bahwa kesabaran dan ketabahan juga termasuk dasar dalam mencintai."

Kayyisa terbangun dan menatap jendela kamarnya yang terbuka. Nampak bintang-bintang di langit dan sinar bulan yang menyinari kamarnya.

Meskipun bulan dan matahari tidak dapat bertemu secara langsung, mereka saling melengkapi. Cinta sejati pun bisa dikatakan demikian; terkadang, ia hadir dalam bentuk yang tenang dan lembut, dan di lain waktu, ia bersinar dengan semangat yang membara. Seperti bulan yang selalu merindukan matahari saat malam datang, cinta juga dapat merindukan kehadiran orang yang dicintai, meskipun mereka terpisah oleh waktu atau keadaan.

"Akankah aku menemukan matahariku? Bulan itu sangat cantik. Pasti matahari sangat mencintainya. Aku iri." Gumam Kayyisa, lalu ia tertidur lagi.

1
LISA
Aq mampir Kak
Arachikimchi: haloo! selamat membaca~
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!