SYSTEM PERAWAN

Saat ini Kalina dihantui rasa penasaran yang cukup tinggi di dalam benaknya. Dia yang awalnya niat mengerjai Rafi malah dibuat penasaran dengan apa yang dia tahu dari berbalas chat yang dia lakukan barusan. Bahkan saat Rafi kembali mengirim pesan chat untuk memasitkan tarif, Kalina memilih diam, tak membalas chat tersebut.

Mungkin dengan diamnya Kalina, Rafi berpikir kalau wanita yang tadi berkirim pesan hanya menipunya saja, sampai Rafi memilih berhenti mengirim pesan setelah pesan terakhir bernada meremehkan. Kalina terbaring dengan mata menatap langit langit kamar. hatinya kini diliputi dilema dan kebimbangan.

Wanita itu kembali menatap layar ponselnya dan dia baru sadar ternyata banyak pesan masuk yang belum sempat dia baca. Karena diponselnya saat ini menggaktifkan nomer lama yang dia punya, Kalina bisa menebak siapa yang mengirim pesan tersebut. Benar saja, pesan yang isinya berbagai hinaan dan ancaman terlontar dari keluarga sang paman. TAnpa ada niat membalas, Kalina segera mematikan ponselnya dan mengambil kartu tersebut.

Rasa ngantuk yang tadi menyerang matanya, mau tidak mau membuat wanita itu harus menyerah dan dan berakhir dengan terlelap. Kalina harus mengumpulkan tenaga guna menyiapkan mental untuk menghadapi kerasnya hidup esok hari. Begitu juga Rafi yang sudah terlelap di dalam kamarnya.

Hingga waktu terus bergulir, kini pagi telah menyapa. Di dalam kamarnya, Kalina terlihat sudah bersiap siap untuk kembali mencari pekerjaan. Kalina berharap hari ini dia ada rejeki sebuah pekerjaan, agar dia tidak terlalu pusing lagi memikirkan biaya hidup di kota orang. Saat Kalina keluar dari kamarnya, dia dikejutkan dengan bungkusan plastik yang menggantung pada gagang pintu. Kalina meraihnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat isinya.

"Kenapa kamu begitu baik sih, Fi?" gumamnya, lalu dia kembali masuk membawa bungkusan yang berisi nasi dan lauknya serta sebotol air mineral. Dengan penuh rasa haru, Kalina menyantap makanan tersebut.

Ketika Kalina hendak berangkat mencari pekerjaan kembali, dia tidak melihat Rafi di dalam post jaga. Kalina berpikir mungkin Rafi sedang sarapan di salah satu warung yang ada di seberang tempat kost. Kalina pun berangkat dan berniat akan mengucapkan terima kasih pada saat pulang nanti.

Rafi memang berada di salah satu lapak yang ada disana, tapi tanpa Kalina sadari, Rafi sebenernya memperhatikan keberangkatan wanita itu sembari senyum senyum sendiri.

"Ceilah, rasa rasanya ada yang lagi seneng nih? sampai senyum senyum sendiri gitu," ledek Dito dengan suara yang cukup keras hingga Rafi kaget dibuatnya. Apa lagi pria itu datang sambil menepuk punggung rafi, sudah pasti Rafi sempat terlonjak dibuatnya.

"Ngagetin aja kamu, sialan!" maki Rafi.

"Hahaha ... ya abis kamu kayak asyik banget senyum senyum sendiri. Gimana? Apa kamu sudah dapat yang tingting? Kayaknya sih sudah dapat, sampai wajahnya ceria gitu."

"Tahu ah, mending aku balik ke post," balas Rafi yang saat itu memang langsung bangkit dan meninggalkan Dito yang sedang terbahak meledeknya.

Karena tidak ada pekerjaan lainnya, keseharian Fafi hanya bermain game atau menonton fim agar tidak terlalu jenuh. Dia pun berpikir ingin menggunakan uang yang dia dapat dari sistem untuk membuka usaha, tapi dia bingung usaha apa yang pas dengan dirinya. Rafi iseng iseng mencari peluang usaha yang sesuai untuk dirinya.

Di saat Rafi sedang fokus menatap layar ponsel, matanya menangkap seorang pria masuk ke area kost dan menghampirinya. Pria itu memakai masker jadi Rafi tidak bisa melihat wajahnya secara keseluruhan.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Rafi dengan sopan kepada pria yang memang terlihat usianya lebih tua dari Rafi.

"Masih ada kamar kosong nggak, Mas?" tanya orang tersebut.

"Masih, Pak, mau sewa kost?"

"Niatnya begitu, berapa harga sewa perbulannya?" Rafi lantas menjelaskan harga sewa perbulan tempat kost tersebut dan juga fasilitas yang didapatkan para penghuni kost. "Lengkap juga ya, mas?"

"Ya seperti itu, Pak. Disesuaikan dengan harganya."

"Baiklah, kalau boleh, saya ingin lihat lihat kamarnya dulu."

Rafi pun mempersilakan. Dia lantas mengantar orang itu menuju salah satu kamar yang masih kosong. Disana sudah ada kasur, bantal dan lemari plastik sebagai salah satu fasilitas tempat kost tersebut, dan juga ada kamar mandi dalam tentunya. Puas melihat lihat unit kamar, Rafi dan orang tersebut kembali menuju post penjaagan.

"Mungkin saya akan ambil sewa satu kamar, Mas. tapi saya ambilnya besok sekalian membawa barang, gimana?"

"Oh nggak apa apa, Mas. Saya tunggu kabar baiknya," jawab Rafi dengan ramah. ORang itupun sepertinya menyunggingkan senyumnya karena matanya menyipit dan mengajak Rafi berjabat tangan. Saat Rafi hendak menjabat tangan orang itu, betapa terkejutnya dia begitu melihat ada tato tulang ikan bertuliskan TGM di punggung tangan kanannya.

...@@@@@...