Bagaimana perasaan jiwamu jika dalam hitungan bulan setelah menikah, suami kamu menjatuhkan talak tiga. Lalu mengusirmu dan menghinamu habis-habisan.
Padahal, wanita tersebut mengabdi kepada sang suami. Dia adalah Zumairah Alqonza. Ia mendadak menjadi Janda muda karena diceraikan oleh suaminya yang bernama Zaki. Zaki menceraikan Zumairah karena ia sudah bosan dan Zumairah adalah wanita miskin.
Bagaimana nasib Zumairah ke depannya? Apakah dia terlunta-lunta atau sebaliknya? Yuk, cap cus baca pada cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sayang
"Jonson, peganglah tangan wanita itu dengan kuat. Mama akan panggilkan tim penyelamat sekarang juga!" teriak Jeni kepada Jonson yang masih berusaha memegang tangan Zuma yang hampir terjatuh ke jurang.
Mamanya Jonson tidak mau Jonson ikut terjun ke jurang bersama Zuma yang nyaris jatuh.
"Tante Jeni, tolong jangan turuti Jonson! Dia nggak mungkin ikut terjun. Plis, Tante nanti saja."
Nindi masih menghasut mamanya Jonson supaya tidak segera memanggil petugas penyelamat. Nindi ingin Zuma celaka. Namun, Jeni sangat menyayangi Jonson sehingga ia berlari dan memanggil petugas penyelamat.
Nafas Jeni terengah-engah karena ia semakin takut jika wanita yang bersama sang anak jatuh ke jurang. Pikiran macam-macam timbul dalam pikirannya.
Beberapa menit kemudian, Jeni sampai di penginapan. Ia langsung ke area 'stand di mana para petugas sedang berjaga.
"Maaf, Kak. Saya ingin meminta pertolongan bahwa ada wanita teman anak saya, dalam bahaya karena hampir masuk jurang. Saya mohon ada tim penyelamat untuk menolongnya!"
Jeni berkata langsung pada intinya karena ia sangat ketakutan melihat tragedi yang tidak biasa tersebut.
"Baik. Kami akan segera meminta bantuan kepada teman-teman kami."
Petugas kasir kemudian berjalan ke dalam suatu ruangan untuk memanggil teman-teman-nya yang memang tugasnya menjadi tim penyelamat.
Beberapa menit kemudian, Bu Jeni beserta tim penyelamat menuju tempat di mana Jonson dan Zuma berada.
Terlihat Jonson masih memegang erat tangan Zuma yang lemah. Tim penyelamat segera menyelamatkan Zuma sampai Zuma ditarik badannya menggunakan alat seperti tambang. Karena semua badan Zuma sakit, Zuma kini pingsan.
"Nona ini harus segera dibawa ke Rumah sakit karena kondisinya sangat ngedrop. Lain kali, kita harus berhati-hati ketika melewati jalur ini karena memang jalur yang curam dan menjebak," kata salah satu tim penyelamat.
"Oke. Saya akan segera membawa Zuma ke Rumah Sakit! Tolong, masukkan dia ke mobil saya. Saya meminta satu selimut agar dia tidak kedinginan. Mah, aku akan membawa dia ke Rumah Sakit Medika. Saya tidak punya waktu lama." Jonson pamit kepada sang mama untuk membawa Zuma ke Rumah sakit. Salah satu petugas resepsionis memberikan selimut kepada Zuma. Biaya selimut langsung dibayar lunas oleh Jonson. Begitu mudah bagi Jonson hanya untuk membeli satu selimut di penginapan tersebut.
"Iya hati-hati Jonson. Nanti Mamah akan menyusul," jawab Bu Jeni yang merasa kasihan melihat Jonson sedih. Ia sebenarnya sangat menyayangi Jonson, namun, Nindi sering menghasut dirinya sehingga Bu Neni kadang terbawa emosi dan ikut terhasut.
Terlihat Nindi sangat dongkol karena usahanya agar Zuma jatuh ke jurang gagal. Bu Jeni kini tahu sifat asli Nindi yang jahat. Beliau meninggalkan Jeni sendiri dalam pikirannya.
"Tante, kita pulang bareng yuk?"
Nindi mulai sok baik kepada Bu Jeni agar beliau tidak berprasangka buruk kepada Nindi.
"Kamu pulang saja sendiri. Tante mau ke Rumah Sakit. Saya mohon, jangan pernah ke rumah saya lagi, karena kamu wanita jahat! Tante tidak suka wanita jahat seperti kamu! Bahagia di atas penderitaan orang lain."
Bu Neni sadar, jika Nindi itu bukanlah wanita yang tepat untuk Jonson. Beliau tidak bisa dihasut kembali oleh Nindi karena Bu Neni melarang datang ke rumahnya.
"Sialan Mamanya Jonson! Awas saja nanti. Gara-gara wanita itu, Bu Jeni benci denganku!"
Hati penuh dendam dan amarah dirasa oleh Nindi. Ia sangat dendam dengan Zumairah sehingga, Nindi akan berbuat sesuatu.
***
Akhirnya, Zumairah bisa diselamatkan, namun, ia malah pingsan. Jonson segera membawa Zumairah yang masih tak sadarkan diri ke Rumah Sakit Medika. Hatinya kini merasa gugup dan menyesal.
"Aku ceroboh sekali. Aku tak akan membiarkan kamu terluka, Zuma! Bertahanlah. Mika sudah meninggalkanku. Aku tak mau kehilanganmu," ucap Jonson dengan lirih.
Jonson sudah berada di mobil dan perjalanan menuju rumah sakit. Kecepatan laju mobilnya ia naikkan agar ia cepat sampai tujuan.
Setengah jam kemudian, mobil Jonson sudah terparkir di depan Rumah Sakit Medika. Mesin mobil sudah ia matikan. Seelah itu, ia segera turun dan membuka pintu mobil bagian tengah untuk membawa Zuma ke ruang UGD secepatnya.
"Suster, tolong wanita ini. Kondisinya sangat ngedrop!"
Jonson membawa Zuma ke ruang UGD yang diarahkan oleh petugas medis yang jaga pada malam itu. Jonson menginginkan agar Zuma cepat diperiksa. Tidak lama, Zuma segera diperiksa oleh dokter. Sementara Jonson pergi ke ruang administrasi untuk mengisi dokumen dan membayar biaya rawat pasien. Setelah kelar, Jonson menuju ruang tunggu yang dekat dengan ruang UGD.
Setengah jam kemudian, Dokter keluar dari ruangan dan mendekati Jonson.
"Anda keluarganya pasien yang bernama Zuma?" tanya Dokter kepada Jonson yang cemas.
"Benar. Bagaimana keadaan Zuma," jawab Jonson yang menantikan jawaban dari sang dokter.
"Dia butuh istirahat banyak. Kondisinya sangat lelah dan depresi. Ia membutuhkan dukungan moral dari keluarga. Kalau tidak ia akan sakit seperti ini."
Dokter menjelaskan kondisi Zuma yang ternyata mengalami depresi.
"Apa bisa cepat dibawa pulang, Dokter?" tanya Jonson mengenai kepulangan Zumairah.
"Setidaknya ia harus dirawat selama tiga hari di sini. Jangan terburu-buru jika tenaga pasien masih lemah. Yasudah, itu saja. Saya permisi."
Dokter itu hanya menjelaskan hal yang penting saja setelahnya beliau pergi karena masih banyak pekerjaan.
"Zuma, cepatlah sembuh. Perjalanan kita belum selesai sampai di sini. Aku menyayangimu walaupun baru sehari kita berkenalan."
Jonson memegang erat tangan Zumairah karena ia sangat kasihan dengan Zuma. Zuma belum juga sadar. Ia masih menutup mata membuat hati Jonson gundah.
Tok tok tok!
Ketika Jonson sedang memegang erat tangan Zuma, terdengar suara orang sedang mengetuk pintu.
"Masuk saja nggak dikunci!" kata Jonson dengan nasa agak keras agar orang yang mengetuk pintu tersebut masuk.
Ceklek!
Ternyata Mama Jeni yang masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Jonson, bagaimana kondisi wanita itu? Apa dia baik-baik saja?"
Mamanya Jonson langsung menanyakan kondisi Zumairah.
"Dia belum sadar Mah. Kondisinya ngedrop. Dia terkena depresi. Mah, bolehkah Zuma tinggal di rumah kita? Kata Tante Mirna ia mengontrak di rumahnya. Dia nggak punya tempat tinggal. Mah, Jonson menyayangi dia."
Jonson berkata apa adanya kepada Mama Jeni yang baru saja masuk.
"Boleh. Tetapi kamu jangan macam-macam sebelum menikah dengannya!" ujar Jeni yang berkata serius dan tanpa menanyakan latar belakang Zumairah.
"Maksud Mama? Jonson boleh menikahi wanita ini kah? Mah, Jonson butuh jawaban dari Mama."
Dulu, Jonson tidak boleh menikah dengan wanita manapun selain Nindi. Sekarang Jeni sadar, ia terlalu egois dan mengetahui sebenarnya Nindi itu sangat jahat.
Zuma saja belum mendapatkan surat cerai dari Zaki. Dan Zuma masih depresi. Ada Arga juga yang juga menyayangi Zuma. Apakah Jonson berhasil menikahi Zuma?
Mau lanjut?